TUJUH BELAS

12 27 2
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan comen
.
Bahagia bagiku langka, karna kou selalu bersikeras menghalanginya, membuat senyum kecil itu berubah menjadi senyum miris yang kian menjadi.

-------

"Baiklah saya akhiri pelajaran kali ini Asalamualaikum wr wb". Semua siswa menghembuskan nafasnya lega, bagaimana tidak, pelajaran ini adalah pelajaran yang banyak di benci oleh para siswa Ips. ya perlajaran matematika, pelajaran yang banyak menggunakan logika, dan rumus rumus. apa lagi yang ngajar bu Dita, guru terkiler di sekolah.

"Sa ayo ke kantin, lo kan udah janji" kata Tria dengan semangat, ia tak sabar datang ketempat itu, mie ayam favoritnya sudah terbayang bayang dari tadi

"Iya"

"Ye... akhirnya" mereka bergegas pergi kesana, melewati koridor koridor kelas yang sepi, kenapa sepi?, karna penghuninya sudah pergi kekantin semua.

"Gue gak nyangka ya, masa sekolah yang muridnya seabreg abreg kayak gini tiba tiba sepi kayak ruang mayat, bener gak?" Elsa tak menanggapi Tria.

"Berasa ngomong sama tembok gue"

Langkah mereka terhenti, kantin sudah penuh, hanya ada dua bangku di pojok,  tapi sayangnya disamping meja itu sudah bertenggar Randy dan Dodo yang sedang makan bakso dan  pop ice rasa anggur di depan masing masing.

"Aduh sa.. udah penuh lagi" kata Tria risau

"Yaudah balik lagi aja" jawab elsa santai

"Elsa... gue laper tau" kata Tria sambil merengek

"Ck yaudah ayok!!!" mereka berjalan cepat melewati siswa sisiwi  yang menatapnya heran. Hingga langkah itu terhenti didepan meja Randy

"Eh.. Elsa"

"Gue boleh duduk disini?" Tanya Elsa datar

"Oh... iya boleh dong" seketika itu juga banyak celetohan celetohan tidak jelas. Terutama kaum hawa yang merasa tersaingi. Randy memang populer disekolah, karna ketampanannya dan jabatannya sebagai ketua basket, jadi sudah tentu banyak penggemar.

"Elsa ganjen"

"Ish sok cantik"

"Gayanya aja pendiem, ternyata kelakuannya kayak pelacur"

"Emang sih Elsa cantik, tapi gak usah kayak gitu juga kali"

"Eh emang mereka gak pacaran yah?, kan waktu itu berangkat bareng" dan masih banyak lagi, hingga kuping Elsa menjadi panas. Rahangnya mengeras, giginya menggertak ,

BRAAKK....

Suara gebragan meja itu mampu mengheningkan kantin seketika, semua mata tertuju pada wanita itu .

"LO SEMUA BISA LIAT APA ENGGAK?, ATAU JANGAN BILANG LO KATARAK" suara itu menggelegar keseluruh kantin, tak ada yang berani menimpal, karna mereka sudah tau banyak tentang Elsa, apa lagi rumornya Elsa pernah masuk rumah sakit akibat tawuran. dia itu berandal, ditambah lagi dia kakak kelas, membuat nyali mereka yang menentangnya menciut seketika.

"DISINI ITU GAK ADA MEJA LAGI, LO BISA LIAT KAN?, JADI APA SALAH GUE DUDUK DISINI ?. DAN LAGI NGOCEH TUH DIDEPAN BUKAN DI BELAKANG, DASAR BANCI" Tria mengelus pundak Elsa pelan, ia tau betul sikap Elsa, dia itu gampang sekali terbawa emosi.

FrazelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang