DUA PULUH SATU

14 19 2
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak
.
Kamu biasa, tapi memberiku dampak yang luar biasa. Rasanya tak bisa dijelaskan dengan kata, bahkan aku sendiri tak tahu merasakan apa. Hal yang sulit dijelaskan tapi bisa dirasakan. Rasa yang sulit dihilangkan tapi mudah jika datang
-------


"Iya tempat ini sepi jadi pas buat teriak teriak ngeluapin kekesalan atau kebahagiaan" mereka terkehek kecil

"Bisa aja lo"

"Lo udah punya pacar?" Elsa melirik Randy sebentar, lalu menggelengkan kepalanya cepat

"Kenapa?"

Elsa berseringai"Trauma" satu kata muncul begitu saja di mulut Elsa. ia juga malas, rasanya Randy menanyakan hal yang benar benar tidak mau Elsa dengar

"Trauma?, kenapa?" Elsa melihat manik mata Randy. Disana seperti tak ada rasa penasaran sedikitpun, tapi kenapa Randy bertanya jika tak mau tau?. Ah iya Elsa baru ingat, semua orang pasti akan melakukan hal sama jika ada diposisi Randy, bisa dibilang pencitraan lah

"Gue__"

"ELSA!!! Ucapannya terpotong karna sebuah teriakan dari arah belakang. Elsa memutar pandangannya kebelakang, dan disana terlihat Afraz dengan senyuman yang sangat lebar.

"LO" pekik Elsa

kenapa dia harus bertemu Afraz disini sih, jujur dia belum siap bertemu Afraz. Bayangan waktu itu terus saja menjalar memenuhi perasaannya. Hingga membuat sebuah rasa aneh muncul, rasa yang mampu membangkitkan rasa sesak yang dulu pernah ada hanya karna Radit saja.

"Kenapa lo ada disini?"

Kening Elsa mengernyit seharusnya dia yang bertanya seperti itu bukan?

"Harusnya kita yang tanya sama lo, kok lo ada disini?" kali ini Randy menyahut

"Gue sering kesini, ini tempat favorite gue"

"Ba__"

"Gak ada yang nanya gitu gue udah keluar dari rumah sakit?" Potong Afraz, Randy hanya membuang nafas jengah. Sedangkan Elsa hanya menatapnya dengan datar

"Lo udah ada disini kan?, berarti tandanya lo udah keluar dari rumah sakit. Elsa itu bukan orang bego kayak lo" kata Randy sengit

"Gue minta Elsa yang jawab bukan lo" jawab Afraz tak kalah sengit

"Balik!" Elsa bangkit dan hendak berjalan menuju motor Randy, tapi ditahan oleh Afraz

"Elsa jangan pergi dulu!"

"Mau apa lagi?" kata Randy dengan tengilnga

"Gue mau jelasin hal kemaren yang lo liat" Elsa hanya tersenyum kiri, apa yang mau Afraz jelsakan padanya, bahwa Indah adalah pacarnya sekarang?, sudahlah Elsa dudah muak dengan semua ini

"Itu cuma salah faham, gue sama indah itu gak ngelakuin ap__"

"Terus apa hubungannya sama gue" Elsa tidak mau mendengarnya lagi. Tak Elsa sangka ternyata Afraz pembohong, munafik. Baru saja tadi Indah bilang Afraz adalah pacarnya, dan apa ini?, Afraz seolah olah tak punya pacar.

Jleb. Seketika kaki Afraz melemas, dia benar benar malu sekaligus kecewa atas jawaban Elsa.

"Ayo Ndi" mereka melewati Afraz menuju motor.

FrazelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang