4. TWD : Another Pain

1.4K 138 25
                                    

Rain masih membeku bahkan setelah beberapa menit Sehun mengungkapkan pernyataannya. Ia tidak tahu harus menjawab apa, terlalu cepat dan tiba-tiba menurutnya.

"Diam mu aku anggap 'iya'."

Hingga akhirnya Sehun kembali berbicara.

"Ter... terserah," ucap Rain sebelum buru-buru melanjutkan langkah tertundanya.

"Itu kuanggap 'iya' Kim Eunbi, kalau kau tidak setuju, aku tidak peduli," teriak Sehun meski punggung Eunbi terus menjauh hingga setelahnya hilang dari pandangannya, tapi Sehun yakin teriakannya masih terdengar sebelum gadis itu tenggelam dibalik pintu atap.

Sehun tersenyum berseri setelah pengungkapan tiba-tibanya yang bahkan ia sendiri pun tak merencanakan hal itu. Pemuda itu seakan lupa dengan tindakan ekstrim yang telah ia lakukan pada dirinya sendiri beberapa saat lalu. 'Tentang' Eunbi mengambil alih pikirannya yang sebelumnya dipenuhi oleh beban-beban rumit.

***

Seorang pria dibawah umur mengendarai mobil audi putih dengan kecepatan sedang, mood-nya saat ini sepertinya sangat bagus.

Oh Sehun, pemuda itu baru saja mengantar pulang gadis yang telah ia resmikan sebagai kekasihnya dua hari lalu.

Namun perasaan senang itu tidak berlangsung lama, ketika ia menginjakkan kaki di rumahnya, rumah megah tetapi menurutnya adalah neraka.

Orang tua Sehun kembali bertempur.

Sang Ibu melempar vas bunga ke arah suaminya.

Namun naas benda itu malah meleset mengenai pelipis anak mereka sendiri yang baru saja tiba.

"Sehun-ahh." Mata ibu Sehun membulat kaget menyadari hal itu sehingga membuat atensi sang suami juga mengarah pada sosok pemuda yang berdiri tak jauh di belakangnya.

"Hun, pelipismu ber.."

Sang ayah yang berniat mendekat ke arah Sehun tidak jadi melangkah ketika anaknya itu pergi dari sana.

"Lanjutkan saja," ucap Sehun datar, kemudian berlalu meninggalkan kedua orang tuanya.

***

Sehun menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang empuknya, mengabaikan pelipisnya yang berdarah.

"Kenapa mereka hobby sekali menghancurkan mood-ku?" gumam Sehun, sambil memejamkan mata.

.

Jika di rumah Sehun terjadi peperangan, beda halnya di rumah Rain. Rumah yang tidak terlalu mewah dan hanya dihuni oleh dua orang.

"Kau kenapa, dari tadi senyum-senyum terus," tegur ayah Rain.

"Ummm... Tidak tahu," jawab Rain masih tersenyum.

"Kim Eunbi, kau sedang jatuh cinta, iyakan?" goda sang ayah membuat wajah putrinya seketika memerah.

"Aniyaa," sangkal Rain berbanding jauh dengan ekspresinya saat ini.

"Tidak usah bohong, tingkah lakumu akhir-akhir ini mengatakan semuanya."

"AYAH..."

***

"Bukannya aku sudah melarangmu untuk menggunakan mobil."

"Eoh."

"Kenapa kau masih memakainya?" intimidasi Tuan Oh sambil menatap tajam Sehun.

"Salah sendiri, menaruh kuncinya sembarangan," balas Sehun dengan nada santai bahkan fokusnya sibuk dengan sarapannya.

Tuan Oh menghembuskan nafas berat atas sikap Sehun yang sama sekali tidak gentar diintrogasi olehnya.

The Winter Day's - OH SEHUN | END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang