Seorang gadis dengan rambut sebahunya berjalan melewati sebuah kedai berdekorasi perpustakaan.
Ia terlihat kesal karena harus kembali pulang dengan tangan kosong.
"Aisshhh... aku pasti akan dimarahi bibi Hwang lagi,"
"dasar bibi Hwang psikopat, nenek lampir tidak waras. Bukankah dia yang mengiyakan untuk memberi pinjaman kepada orang seperti itu???" gumamnya, mengumpati bosnya di salah satu tempat ia melakukan kerja part time."HEI, BOCAH KECIL." Suara besar dua orang berstyle preman menggema di telinga si gadis yang masih dalam mood kesal.
Gadis itu menoleh ke arah sumber suara. Namun hanya seperkian detik, karena setelahnya ia langsung berlari."BERHENTI DI SANA BOCAH TENGIK."
Setelah berlari cukup jauh, ia merasa kelelahan.
Untung saja sebuah ide disaat genting seperti ini muncul ketika matanya tidak sengaja melihat sebuah kotak sampah besar. Ia berlari ke kotak sampah itu, bersembunyi di sana.
Kedua preman yang mengejarnya terlihat berdiri kebingungan tidak jauh dari tempat persembunyiannya.
Beberapa menit menelisik, akhirnya preman itu pergi dari sekitar sana.
Gadis ber-sweater biru itu menghembuskan nafas lega, dan mulai keluar dari tempat sembunyinya.Selanjutnya, ia berjalan gontai menelusuri sebuah lorong sempit lalu berbelok ke kanan ketika ada pertigaan.
"Ibuuuuuuuu," teriaknya setelah sampai di sebuah rumah kecil dengan desain klasik bermodel Joseon.
"Iyaaa, tunggu," balas seseorang dari dalam rumah.
Pintu rumah berdorong itu akhirnya terbuka menampakkan seorang wanita yang sudah hampir berkepala lima.
"Ughhh.. bau apa ini.""Apa sangat bau?" tanya gadis itu merasa menjadi penyebab wanita yang ia panggil dengan sebutan ibu meringis sambil menutup hidung.
"Bae Woori, apalagi yang sudah kau lakukan???" selidik wanita paruh baya yang memanggil gadis di depannya saat ini dengan nama Bae Woori.
"Hehe... Tidak, aku tidak melakukan apa-apa. Aku mandi dulu."
Woori menyengir menampakkan deretan giginya. Lalu, langsung menerobos masuk ke dalam rumah, menghindar diwawancarai lebih lanjut oleh sang ibu.***
Sehun masih saja betah berada di kamarnya selama hampir enam jam.
Sudah beberapa kali pelayan mengetuk pintu kamar Sehun, memanggil sang majikan untuk makan. Namun siempunya kamar itu selalu mengabaikannya.Tritttttt~~ tritt...
Suara getaran ponsel akhirnya mampu mengambil alih atensi Sehun yang hanya berbaring termenung di tempat tidur tanpa menutup mata.
Sehun melirik layar ponselnya yang terpampang tulisan "Park Chanyeol" di sana.
Tapi sepertinya Sehun tidak berniat untuk menyentuh benda pipih itu. Ia hanya melirik tiap kali ponsel itu berdering. Sesekali ia juga mengumpat karena panggilan telepon Park Chanyeol tidak ada hentinya—Chanyeol benar-benar menganggu acara meditasi seorang Oh Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Winter Day's - OH SEHUN | END✓
FanfictionFate is like snowflake --- Starring cast : Oh Sehun Sehun's sad story. (Revisi) _______ Follow me first before read the story ^^ .