19. TWD : Déjà Vu?

673 66 9
                                    

Woori baru saja menerima upah dari tempat kerja part time-nya di sebuah restoran yang mempekerjakannya sebagai penyuci piring.

Bosnya memberikan upah karyawan lebih cepat dan sedikit menambahnya. Tradisi dari restoran itu setiap bulan natal tiba.

Woori yang merasa jalanan Seoul sangat sepi saat itu, menyebrang tanpa melihat ada atau tidak mobil yang melaju dari arah kanan ataupun kiri. Ia langsung saja menyebrang jalan dengan konsentrasi yang masih fokus kepada uang yang ia hitung.

Hingga akhirnya di pertengahan jalan ia baru menyadari sebuah mobil melaju dengan kencang ke arahnya.

Triiiiiittttt~~~~~

Untung saja pengemudi mobil menginjak dalam pedal remnya tepat 5 senti sebelum bagian depan mobil menyentuh tubuh Woori.

Namun naas, mobil itu tetap bergeser maju karena aspal licin yang disebabkan oleh salju.

Walaupun mobil itu tidak terlalu keras menubruk tubuh Woori, tapi tetap mampu membuat gadis itu ambruk di dinginnya aspal. Kepalanya berdarah.


Sang pengemudi mobil membelalakkan mata, kaget. Ia kehilangan akal beberapa saat.

Pengemudi mobil lebih terkejut lagi ketika ia berdiri tepat di dekat Woori yang terkapar tidak sadarkan diri.

"Eunbi," lirih pengemudi itu. Pandangannya terlihat nanar.

Pemuda yang menabrak Woori bersimpuh, membawa membawa Woori ke pelukannya.

"Eunbi, Kim Eunbi."

"Oh Sehun, apa yang kau lakukan? Cepat bawa dia ke rumah sakit. "

Suara berat yang bersumber dari orang yang baru saja ikut keluar dari dalam mobil segera menyadarkan pemuda yang ia panggil Oh Sehun itu.


Sehun sebisa mungkin menetralkan perasaannya, lalu membawa Woori masuk ke mobil.

"Chanyeol, setir mobilnya... Cepat!"

.
.
.

Setelah menunggu sekitar setengah jam. Seorang dokter yang berumur 40 tahunan keluar dari ruangan tempat Woori ditangani.


Sehun bangkit dari duduknya, lalu bergegas memberikan deretan pertanyaan kepada dokter itu.


"Bagaimana keadaannya, dokter? Dia baik-baik saja, kan? Seberapa parah? Apa Dia sudah bangun?" 

Dokter itu tidak segera menjawab, ia tersenyum melihat tingkah pemuda yang ada di depannya.


"Tidak terjadi sesuatu yang serius, kepalanya hanya terbentur ringan, lima belas atau tiga puluh menit lagi dia akan sadar."

"Syukurlah," gumam Sehun menghembuskan nafas leganya.

"Lain kali jaga kekasihmu dengan baik, ini musim salju. Jangan biarkan dia terpeleset atau terlibat kecelakaan apapun."

Dokter itu memberi nasehat, lalu menepuk pundak Sehun sebelum ia beranjak pergi meninggalkan Sehun yang terdiam mengingat kejadian yang hampir sama pada suatu malam musim dingin beberapa tahun silam.

The Winter Day's - OH SEHUN | END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang