EPILOG

713 37 18
                                    

Budayakan vote sebelum membaca.

"Appaaaa..."

Gadis kecil yang sedari tadi sibuk membantu ibunya menyediakan makanan berseru riang ketika mendapati pintu rumahnya terbuka menampakkan seorang pria berpostur tinggi.

Sosok yang dipanggil Appa oleh gadis kecil itu membentangkan kedua tangan, mengundang si-anak untuk ke pelukannya.

Dengan antusias gadis balita itu beranjak, segera berlari ke pria yang masih setia memamerkan gigi rapinya sejak ia tiba beberapa detik lalu.

"Haiguyaaa... Appa rindu Taera."

Pria tiang yang disambut baik kedatangannya oleh penghuni rumah menghujani ciuman-ciuman gemas ke pipi makhluk kecil yang kini sudah ada di gendongannya.

"Taera juga rindu appa." Dengan wajah menggemaskan balita itu menggelayut manja di dalam gendongan.

Sedangkan, perempuan yang masih sibuk mengatur makanan ke keranjang rotan berwarna kecokelatan tersenyum melihat interaksi keduanya.

"Hyaakk... Kalian mengabaikan ku?" Merasa diabaikan, wanita itu berujar sambil berakting kesal.

"Issshh... Eomma, kau jangan bertingkah seperti anak kecil," ucap gadis kecil bernama Taera itu.

Bukannya marah, wanita muda yang dipanggil eomma oleh Taera terkekeh mendengar celotehan sang anak yang bertingkah seperti orang tua.

"Oppa, kenapa kau tahan dengan gadis sok dewasa seperti dia?" Ibu Taera kembali menggoda.
Walaupun pertanyaannya mengarah kepada si-pria tinggi, tapi atensinya sepenuhnya tertuju pada si-anak yang terlihat menggemaskan ditengah raut wajah kesalnya.

"Karena aku adalah happy virus Park, Chanyeol Park sumber bahagia semua orang, termasuk sumber bahagianya Taera."

"Yehet, Chanyeol appa adalah sumber kebahagian Taera." 
Taera membenarkan perkataan pria yang menggendongnya, pria yang mengaku sebagai happy virus, Chanyeol appa Taera, si-sumber bahagianya.

Senyuman Park Chanyeol semakin melebar mendengar ucapan Taera barusan.

Chanyeol berjalan ke-sofa tempat wanita yang masih sibuk menata Kimbab, beberapa jenis buah, roti, keju dan sayur-sayuran untuk jadi isi roti serta beberapa makanan ringan lainnya ke dalam keranjang.

"Wahh, uri  Woori sudah pandai masak ternyata." 
Chanyeol mengambil satu potong Kimbab, ia langsung memasukkan semua bagian potongan itu dalam sekali suap.

"Bukan eomma yang buat." Suara cempreng menginterupsi, mematahkan spekulasi Chanyeol tentang kimbab yang kini ia kunyah.

"Ibu yang membuatnya, bukan aku." 
Woori lanjut menjelaskan dengan sigap, ia tak mau jika malah putrinya yang menjelaskan dan membuatnya semakin jatuh.

"Lalu, ibu di mana?" tanya Chanyeol, mencari sosok penyedia makanan-makanan enak yang ada di depannya.

"Sudah pulang."

"Tidak ikut piknik?" Chanyeol kembali bertanya walau sebenarnya hanya sekedar basa-basi, karena fokusnya sekarang tertuju pada makanan di meja yang belum dimasukkan semua di keranjang.

"Ada tetangga yang pindahan katanya, jadi ia pulang cepat untuk membantu."

Chanyeol hanya 'ber-oh' ria menanggapi penjelasan Woori. Ia bersiap mengambil potongan Kimbab selanjutnya yang akan menjadi korban keganasan perut laparnya.

"Jangan di makan dulu oppa."

Woori memukul tangan Chanyeol yang tinggal beberapa senti menyentuh makanan di meja.

The Winter Day's - OH SEHUN | END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang