[prolog]

11.9K 1.3K 352
                                    

TOK TOK TOK

Minho menghentikan kegiatan mengetiknya saat mendengar suara ketukan di pintu.

"Njir, siapa coba dateng malem-malem gini, lagi ujan salju pula." Minho berdiri dan semakin merapatkan jaketnya, kemudian berjalan ke arah pintu rumah kontrakannya.

CKLEK

Seorang pemuda manis dengan wajah pucat berdiri di depan pintu, tubuhnya menggigil menandakan bahwa ia tengah betul-betul kedinginan.

"Per-permisi... Saya kedinginan... Apa boleh saya berteduh sebentar?" Pemuda manis itu menatap Minho dengan tatapan sayunya.

Minho mana tega, secuek apapun sifatnya, ia masih memiliki hati nurani. Akhirnya Minho membuka pintunya lebih lebar, memberi jalan agar si manis itu dapat masuk.

"Masuk cepetan, mau gue tutup pintunya." Ujar Minho.

Pemuda manis itu menurut dan segera memasuki kontrakan Minho, kemudian melepaskan kedua sepatunya dan diletakkan di samping pintu.

Begitu mengunci pintunya kembali, Minho segera berbalik hendak mengintrogasi tamunya.

"Nama lu siapa? Darimana?"

"Nama saya... Eum..." Pemuda manis itu tampak memandang berkeliling, hingga ia menemukan sebuah tulisan di kalender dinding Minho.

"Felix, nama saya Felix." Pemuda itu tersenyum.

"Felix?" Minho mengeryit, seperti bukan nama orang Korea.

"Lu darimana?" Tanya ulang Minho.

"Dari..." Felix mengusap belakang lehernya, tampak kebingungan hendak menjawab.

Minho menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menunggu jawaban pemuda itu.

Namun fokusnya terpecah saat melihat sesuatu dibalik jaket panjang yang dikenakan si manis itu, seketika kedua matanya membulat...

DIA MEMILIKI EKOR! FELIX MEMILIKI EKOR!

*****

"KOK LU PUNYA EKOR?!" Minho menjerit histeris.

Felix terkejut mendengar teriakan pemuda tampan di hadapannya, mendadak ia gugup.

"Eum... Felix bisa jelasin..."

"Jelasin cepetan sebelum lu gue usir dari sini?!"

"Ja-jangan... Please jangan, di luar dingin." Felix menatap Minho dengan pandangan berkaca-kaca.

Aduh, Minho lemah. Makhluk di hadapannya ini sangat menggemaskan. Akhirnya Minho memejamkan matanya, berusaha mengembalikan kewarasannya.

WELCOMING THE CASTS!

Lee Minho • '98 line • lecturer at Dongguk University

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Minho • '98 line • lecturer at Dongguk University

Lee Minho • '98 line • lecturer at Dongguk University

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Felix • '00 line • a beautiful cat hybrid

*****

Suasana ruang tamu itu hening, Minho hanya memperhatikan tamu asingnya dalam diam. Karena tidak ingin Felix ketakutan dan berakhir mencakarnya habis-habisan, Minho memutuskan membiarkan saja Felix menetap disitu dan menghidangkannya secangkir minuman sereal.

Minho memperhatikan bentuk tubuh Felix dari atas sampai bawah, bentuknya sih wajar seperti manusia, hanya yang tidak wajar adalah pemuda manis itu memiliki ekor, sepasang telinga kucing, dan juga kuku-kuku jarinya yang persis seperti cakar kucing. Minho baru menyadari itu karena saat datang tadi Felix mengenakan jaket tebal, sebuah topi kupluk dan juga sepasang sarung tangan bulu.

Minho bukan orang bodoh, ia seorang dosen di universitas terkenal, dan Minho cukup paham jika makhluk di hadapannya ini biasa disebut hybrid, atau makhluk hasil persilangan dari dua jenis spesies yang berbeda.

Namun yang Minho herankan adalah, apa makhluk di hadapannya ini nyata?

"Miaaww..." Minho terkejut saat Felix mengeong dan menggeliatkan tubuhnya, tampak seperti kucing yang mengantuk.

"Lu ngantuk ya?" Tanya Minho pelan.

Dengan malu-malu Felix menganggukan kepalanya. Ia memang lelah setelah melewati 'perjalanan jauh'.

"Eum..." Minho terdiam sejenak, tampak berpikir.

Jika disuruh tidur di sofa, Minho tidak tega. Nanti jika sofanya dicakar-cakar bagaimana. Tapi kalau di kamar...

Masa ia harus berbagi ranjang dengan makhluk aneh ini?

Aish, Minho merasakan kepalanya berdenyut pening.

"Lu tidur di kamar gue aja sana, biar gue tidur di sofa." Ujar Minho pada akhirnya.

"Eh? Kok gitu?" Felix memiringkan kepalanya dan menatap Minho dengan mata kucingnya.

"Hah? Kok gitu gimana?" Minho mengeryit bingung.

"Biasanya Felix bobo bareng tuannya Felix." Ujar Felix dengan tatapan polos.

Oh...

Sial.

NEXT atau kandas??

WINTER CAT || minlix (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang