Next chapter rules:
- vote min.100
- comment min.20"Heh lama amat sih lu?!" Felix terkejut saat ia baru sampai di rumah kontrakan Minho dan Hyunjin tengah duduk di sofa.
"Ih Felix belanja banyak tau." Felix mempoutkan bibirnya sembari meletakkan plastik belanjaannya di meja makan.
"Oh, kirain udah kawin lari sama kucing orang." Cibir Hyunjin.
"Hyunjin sini deh deketan biar Felix cakar." Felix mulai berjalan mendekati Hyunjin.
"Jauh-jauh gak lu?!" Hyunjin panik dan berdiri dari sofa, berakhir dengan kedua pemuda itu akhirnya berkejaran di sekeliling rumah Minho.
Andai saja Minho melihat ini, mereka berdua pasti bisa diusir bersamaan.
"Hyunjin sini deh Felix mau bilang." Felix sudah lelah berlari sepertinya, ia mendudukkan diri di sofa dan membuka ponselnya.
"Apaan?" Hyunjin ikut duduk di sofa namun membatasi jaraknya dan Felix menggunakan bantal sofa.
"Felix tadi ketemu hybrid lain. Ini fotonya." Felix membuka foto profil Line milik Han dan menunjukkannya pada Hyunjin
"Yha kok siluman kochengnya makin banyak sih?!" Hyunjin terkejut melihat foto Han yang memiliki telinga kucing persis seperti Felix.
"Ih bagus tau! Berarti Felix gak sendirian." Felix mempoutkan bibirnya.
"Ketemu dimana emang?" Hyunjin mulai penasaran.
"Tadi ketemu di toko, terus Felix diajak beli susu yang ada jelly jelly sama es krimnya." Felix memejamkan matanya sembari tersenyum-senyum mengingat rasa milkshake yang tadi diminumnya.
"Itu namanya milkshake, longor." Hyunjin menoyor dahi Felix.
"RAWR!" Selamat, Hyunjin berhasil mendapatkan satu cakaran gratis dari Felix.
"GUE ADA SALAH APA SIH SAMA LU?!" Hyunjin memandang miris ke arah lengannya yang kini dihiasi luka gores baru.
"Hyunjin nyebelin tau gak sih!" Omel Felix.
"Iya udah terserah lu aja, lanjutin tadi gimana pas ketemu Han?" Tanya Hyunjin.
"Iya gitu... Han ternyata dominant." Felix menunduk dengan wajah merona.
"Hah? Dominant? Kalo lu apaan?"
"Submissive, kata kak Minho." Felix mengedip-ngedipkan matanya polos.
"Oh, betina." Hyunjin mengangguk paham.
Padahal Felix itu jantan, hanya statusnya saja yang submissive.
"Heh kok betina sih? Felix tuh cowok!" Felix tampaknya baru sadar akan ucapan Hyunjin.
"Lah gimana sih katanya submissive?!" Hyunjin mulai membentengi tubuhnya dengan dua bantal sofa agar tidak lagi dicakar.
"Tapi submissive cowok!" Protes Felix dengan wajah memerah saking kesalnya, ekornya bahkan berdiri tegak tanda bahwa seekor kucing tengah marah.
"Ya kan gue gatau! Lagian lu gak kaya cowok sih!" Hyunjin membela diri.
"Ih kan Hyunjin udah liat titit Felix pas dateng tadi pagi!"
BLUSH
Bukan Felix yang merona melainkan Hyunjin, pemuda tampan itu jadi malu sendiri mengingat tubuh telanjang Felix tadi pagi.
"Oh iya kan gue lupa!" Hyunjin akhirnya mengalihkan wajahnya.
Hening.
Keduanya tidak lagi beradu argumen.
"Hyunjin!" Tiba-tiba terdengar teriakan sang ibu dari arah coffee shop seberang jalan.
"Iya, Ma!" Balas Hyunjin.
"Eh Lix, gue balik dulu, lu jangan rubuhin rumah kak Minho ya, awas." Ancam Hyunjin kemudian beranjak keluar dari rumah kontrakan itu.
Felix pun kini sendirian, ia kembali ke dapur untuk merapikan barang-barang belanjaannya tadi.
"Miaaww..." Felix mengeong sembari tersenyum saat memegang kotak susu yang tadi diberikan Han padanya. Mendadak wajah tampan Han terbayang di pikirannya.
*****
CKLEK
Han baru saja tiba di rumah, ia segera melepaskan jaket dan juga beanienya.
"Kok lama?" Seorang pemuda berkulit pucat datang menyapa dan membersihkan tubuh Han yang terkena salju.
"Eum, tadi Han ketemu temen." Jawab Han sembari tersenyum.
"Temen?"
"Iya, Pa." Han mengangguk.
"Kamu ada temen?" Pemuda itu mengeryit. Pasalnya hybrid peliharaannya ini merupakan tipe hybrid introvert.
"Temen baru sih Pa, baru kenal tadi." Jelas Han.
"Yaudah, kamu sana makan, papa harus balik ke kantor." Pemuda tampan dengan nametag bertuliskan 'Bang Chan' itupun memandang jam tangannya dan meraih tas kerjanya.
"Oke, Pa. Hati-hati ya." Han mengecup pipi pemuda yang dipanggilnya papa itu dan mengantarnya hingga ke garasi mobil.
"Oh ya, obat root kamu udah papa taruh di atas kulkas. Malem ini kamu root kan?" Tanya sang papa sebelum beranjak pergi dengan mobilnya.
"Iya Pa, makasih ya." Han tersenyum dan melambaikan tangan ke arah papanya. Bangchan pun segera meninggalkan rumah itu setelah balas melambai pada hybrid peliharaannya.
Han itu merupakan hybrid jantan dominant, sangat susah baginya setiap menghadapi masa heat seorang diri. Beberapa kali Bangchan menawarkan untuk mencarikan gadis atau pemuda yang berstatus submissive, namun Han tidak mau melakukannya dengan orang asing. Akhirnya ia hanya bergantung pada obat untuk membantu menuntaskan heatnya.
Sepeninggal Bangchan, Han beranjak ke kamarnya dan sibuk dengan ponselnya sendiri. Bangchan sudah menyuruhnya makan namun ia masih cukup kenyang setelah menghabiskan segelas milkshake bersama Felix tadi.
Felix? Ah, Han jadi teringat hybrid manis itu.
"Miaaww..." Han mengeong pelan sembari memandang foto manis Felix yang terpampang di layar ponselnya.
Pertemuannya dengan Felix hari ini benar-benar membuatnya senang, ekor hitamnya bergerak-gerak terus sejak tadi.
"Root kali ini.... Bisa bareng Felix gak ya." Han pun mengubah posisinya menjadi berbaring dan memandang jauh ke arah langit-langit kamar.
TBC
Gimana netijen? Mau dibikin ena ena gak HanLix nya? 😔
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER CAT || minlix (coмpleтe ✓)
Fanfiction"Gue benci musim dingin," ujar Minho. "Kenapa?" Felix bertanya bingung. "Ya karena suhunya dingin banget." Jawab Minho. "Tapi..." Pemuda tampan itu menggantung kalimatnya. "Apa?" Felix memandang dalam kedua manik Minho. "Lu bikin gue jadi suka musim...