Next chapter rules:
- vote min.100
- comment min.30Hari ini Hyunjin tampak bahagia, ia akan menjemput Seungmin dari kampus pemuda itu, kemudian mengajak Seungmin berkunjung ke coffee shop keluarganya. Hyunjin bahkan sudah meminta ibunya agar membuatkan makanan lezat untuk menyuguhi Seungmin, katanya begini:
"Ma, masak yang enak ya, calon mantu mama mau dateng." Sambil menaikturunkan alisnya, setelah itu segera beranjak ke arah mobilnya dengan wajah sumringah.
Felix sedang berada di halaman rumah kontrakannya dan Minho, pemuda hybrid itu sibuk menanam bunga dalam pot-pot kecil yang dibelikan Minho padanya. Musim semi sudah tiba, Minho pun mengajari Felix untuk berkebun agar si manis itu tidak bosan hanya di rumah saja.
Felix tampak senang beraktivitas dengan tanah dan sekopnya, ekor putih dan bahkan wajahnya pun kini sudah berlepotan tanah.
"Yha si kocheng jadi dekil! Wkwkwk" Hyunjin lewat di depan rumah Felix dengan mobilnya, tertawa puas saat menyaksikan Felix yang sudah berlepotan tanah.
Felix berkedip-kedip polos menyaksikan Hyunjin, tidak paham apa arti kata 'dekil'.
"Hyunjin, dekil itu apa?" Felix memiringkan kepalanya bingung, setangkai bunga anyelir merah masih berada dalam genggamannya.
"Dekil tuh cantik, Lix!" Jawab Hyunjin, masih dengan tertawa.
"Oh, Felix cantik." Felix mengangguk paham kemudian kembali sibuk ke kegiatan awalnya, menyekop tanah.
"Ati-ati Lix, ada cacing ntar."
"ENGGAK IH ENGGAK!" Felix melompat panik, ia takut dengan cacing.
"Wkwkwk, udah ah gue mau jemput calon jodoh dulu. Bye kocheng!" Hyunjin pun melajukan mobilnya meninggalkan Felix yang masih memasang wajah kesal.
Setelah memastikan bahwa benar-benar tidak ada cacing di sekelilingnya, Felix pun segera menyelesaikan kegiatan menanam bunganya, kemudian kembali masuk ke dalam rumah untuk mandi dan mempersiapkan makan siang bagi Minho dan dirinya.
Tak sampai 20 menit, Felix sudah kembali bersih dan manis dalam balutan t-shirt putih dan celana pendek di atas lutut, ia pun berjalan santai ke arah dapur sembari menggoyang-goyangkan ekornya.
*****
"Eum?" Felix tertegun saat menatap ke arah jendela dan melihat Hyunjin turun dari mobilnya diikuti seorang pemuda lain.
"Hyunjin udah pulang, kak Minho belum pulang." Felix mempoutkan bibirnya kesal, padahal ia sudah menyelesaikan masakannya sejak 30 menit yang lalu, dan ia lapar.
Akhirnya ia berjalan ke arah jendela dan mengintip Hyunjin yang baru saja masuk ke coffee shopnya bersama pemuda lain itu.
Penasaran, Felix melangkah keluar dari rumah dan berjalan ke arah coffee shop.
"Miaaww..." Felix mengeong, mengagetkan Hyunjin dan juga Seungmin yang tengah memilih menu.
"Lu ngapain kesini?!" Omel Hyunjin.
Felix tidak menjawab, hanya berkedip polos sembari memperhatikan Seungmin. Seungmin pun balas memperhatikan Felix dengan bingung, bingung karena penampilan Felix berbeda dengan orang-orang lain.
"Eum... Ini?" Seungmin menunjuk ke arah Felix sambil menatap Hyunjin.
"Pacarnya kak Minho itu." Jawab Hyunjin.
"Robot?" Tanya Seungmin.
"Pfftt..." Hyunjin nyaris tertawa, respon Seungmin persis seperti responnya saat pertama kali bertemu Felix.
"Bukan, hybrid kucing." Jelas Hyunjin. Pemuda tampan itu kini berjalan ke arah meja kasir dan menyerahkan kertas pesanan Seungmin pada ibunya.
"Lucu banget, namanya siapa?" Seungmin bertanya pelan, khawatir Felix akan takut padanya.
"Felix." Jawab Felix pelan juga, kedua telinga kucingnya bergerak-gerak.
"Eum... Gue Seungmin. Sini duduk." Seungmin menepuk bangku kosong di sampingnya, memberi tanda pada Felix agar mau duduk disitu.
Felix menurut, ia mengangguk dan mendudukkan dirinya di samping Seungmin.
"Lu ngapain sih ganggu aja!" Omel Hyunjin yang baru kembali dengan nampan berisi dua gelas Matcha Latte.
"Felix gak ngapa-ngapain!" Felix mempoutkan bibirnya kesal.
"Pulang sono!"
"Gak mau!"
"Hyunjin jangan gangguin Felix!" Kali ini sang ibu yang mengomeli Hyunjin.
"Yaelah ma, kebalik, Felix yang gangguin Hyunjin!" Protes Hyunjin.
"Udah biarin aja Felix disitu kan gapapa." Bisa-bisanya sang ibu malah membela Felix, membuat Hyunjin makin kesal, sementara Seungmin hanya terkekeh melihat interaksi ketiga orang tersebut.
"Gapapa ih Jin, lucu gini juga." Seungmin membawa telapak tangannya mengusap rambut Felix, membuat Felix senang dan menggoyang-goyangkan ekornya.
"Lucu apaan, awas dicakar." Balas Hyunjin sengit sembari menyesap Matcha Latte-nya.
Tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil dari seberang jalan.
"Kak Minho pulang!" Felix berdiri dari kursinya dengan wajah ceria dan berlari ke arah rumahnya, tanpa berpamitan pada Hyunjin maupun Seungmin.
"Hahaha, imut banget sih dia?" Seungmin menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap punggung Felix yang sudah menjauh.
"Imutan lu."
BLUSH
Wajah Seungmin sontak memerah.
"Apaan sih." Kemudian menunduk malu.
*****
"Kak Minho! Hyunjin punya temen baru." Ujar Felix sembari membantu Minho melepaskan dasinya.
"Oh ya?" Minho menarik pinggul Felix mendekat kemudian mengecup dahi si manis itu.
"Iya, namanya Seungmin."
"Seungmin?" Minho mengeryit, merasa Hyunjin pernah menceritakan pemuda bernama Seungmin padanya.
"Lu ketemu dimana?" Tanya Minho. Kali ini ia mendudukkan diri di sofa sementara Felix berada dalam pangkuannya.
"Disana!" Felix menunjuk ke arah coffee shop.
"Oh, bagus donk Hyunjin udah punya temen."
CHU
Minho mencuri satu kecupan dari bibir Felix.
"Kak Minho, Felix udah nanem bunga banyaaaak banget."
"Masa? Besok gue beliin pot raksasa deh." Jawab Minho.
"Eh? Buat apa?" Felix memiringkan kepalanya bingung.
"Biar bisa nanem lu, lu kan bunga juga." Goda Minho.
"Ih bukan, kata Hyunjin Felix itu biawak." Balas Felix polos.
Minho tertawa, Felix selalu bisa menghilangkan rasa lelahnya.
"Ayo mandi?" Minho membawa wajahnya ke perpotongan leher Felix.
"Felix udah mandi donk."
"Yaudah, mandiin gue."
"Eum?" Felix pun hanya bisa pasrah saat Minho menggendongnya ke arah kamar mereka.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER CAT || minlix (coмpleтe ✓)
Fanfiction"Gue benci musim dingin," ujar Minho. "Kenapa?" Felix bertanya bingung. "Ya karena suhunya dingin banget." Jawab Minho. "Tapi..." Pemuda tampan itu menggantung kalimatnya. "Apa?" Felix memandang dalam kedua manik Minho. "Lu bikin gue jadi suka musim...