Next chapter rules:
- vote min.100
- comment min.20TING!
"Eh?" Luhan yang tengah fokus mengetik tugas untuk mahasiswanya memandang ke arah ponselnya yang tiba-tiba berbunyi.
Minho: sore kak (:
"Minho?" Luhan tersenyum kecil, kemudian meninggalkan aktivitas mengetiknya demi membalas chat rekan dosennya tersebut.
Luhan: sore juga ^^
Minho: sibuk?
Luhan: lg ngetik tugas sih,
udh mau selesai.Minho: keberatan gk kalo
aku ajak jalan? (:Luhan: mau kemana?
Minho: eum, surprise?
Luhan terkekeh pelan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, dosen muda yang tengah berbalas chat dengannya ini rupanya pantang menyerah.
Luhan: oke, jam 19.00,
kalo telat gk jadi 😋Minho: call! 😘
Luhan pun segera menyelesaikan kegiatan mengetiknya dan bersiap untuk pergi bersama Minho.
*****
"Miaaww..." Felix berjalan mendekati Minho yang tengah tersenyum-senyum sendiri sembari memandang ponselnya.
"Napa? Laper?" Minho membawa tubuh mungil Felix dalam pangkuannya, membuat ekor putih pemuda hybrid itu menjuntai mengenai kakinya.
"Nggak laper." Felix menggeleng-geleng.
"Terus?"
Felix tidak menjawab, hanya menyandarkan kepalanya di dada Minho, membuat telinganya menyentuh leher Minho dan membuat pemuda tampan itu sedikit kegelian.
"Felix kangen tuannya Felix." Ujar Felix lirih.
Minho menundukkan wajahnya, menatap wajah manis Felix yang tampak sendu.
"Eum... Tuan lu yang dulu kemana?" Minho bertanya hati-hati.
"Miaaww..." Felix tidak menjawab, hanya menggeleng.
Minho paham, pemuda hybrid itu belum siap bercerita.
"Eh Lix, lu di rumah dulu ya? Gue ada urusan di luar." Minho menurunkan Felix dari pangkuannya dan memandang jam tangannya.
"Kak Minho mau kemana?" Felix memiringkan kepalanya dan menatap Minho dengan bingung.
"Ada urusan sama temen dosen." Minho tersenyum penuh makna.
"Felix boleh ikut?"
"Gak lah! Enak aja. Lu di rumah, tunggu sampe gue pulang." Minho menoyor dahi Felix.
"Eum." Felix mengangguk pasrah.
Minho pun beranjak ke kamarnya untuk mandi dan mempersiapkan diri, ia harus tampak sempurna di hadapan Luhan nanti.
TOK TOK TOK!
Pintu rumah kontrakan itu diketuk dari luar.
"Kak Minho!" Terdengar suara Hyunjin memanggil.
"Hyunjin?" Felix yang mengenali suara Hyunjin segera mendekat ke pintu dan membukakan pintu tersebut.
CKLEK
"Eh ada garong. Kak Minho-nya mana?" Hyunjin masuk seenaknya dan meletakkan sebuah bungkusan di tangannya ke meja.
"Lagi mandi, kak Minho mau pergi." Jawab Felix.
"Hah? Pergi kemana?" Hyunjin menatap Felix.
"Ada urusan sama temen dosen." Jelas Felix, persis seperti yang Minho katakan padanya.
"Oh." Hyunjin mengangguk. "Lu sendirian donk?"
"Miaaww..." Felix mengangguk sedih.
"Hahaha sukurin, galak sih!" Hyunjin tertawa puas.
Tak lama kemudian Minho keluar dari kamarnya sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Eh, ada apa Jin?" Minho mendekat ke arah Hyunjin yang baru saja mendudukkan diri di sofa.
"Oh itu Kak, mama tadi nyuruh nganterin makanan." Hyunjin menunjuk ke arah bungkusan yang sudah diletakkannya di meja.
"Wah, jadi ngrepotin. Bilangin makasih ya." Minho tersenyum ke arah Hyunjin.
"Iya Kak, ntar gue sampein." Hyunjin mengangguk, kemudian fokus memainkan ponselnya.
"Eh Jin, lu sibuk gak?" Tanya Minho.
"Kenapa emang Kak?" Hyunjin mengeryit bingung.
"Gue kan mau pergi nih, lu disini dulu donk? Jagain itu tuh." Minho menunjuk dengan dagunya ke arah Felix yang tengah berbaring di sofa sembari memainkan ekornya sendiri.
"Lah ogah ntar gue dicakar lagi!" Hyunjin menggeleng horor.
"Kaga bakal, asal jangan lu apa-apain." Balas Minho. "Makanan ada, susu ada, dia minta apa lu kasih aja." Tambahnya.
"Dih Kak, tega lu sama gue?" Hyunjin memasang wajah nelangsa.
"Ya gapapa sih kalo gak mau, ntar tinggal gue bilangin mama lu aja kalo kemarin lu ngerokok." Minho tersenyum jahil.
"Dih! Kok lu gitu sih Kak, ah gak asik nih!" Protes Hyunjin.
"Ya makanya, bentar doank, ntar gue beliin cakwe deh." Tawar Minho.
"Beneran? Yang banyak tapi."
"Iya gampang."
"Yaudah deh iya." Hyunjin akhirnya mengangguk setuju walau terpaksa.
*****
Minho baru saja pergi dari rumah kontrakannya, meninggalkan Hyunjin yang tampak nelangsa karena harus ditinggal berdua dengan Felix.
"Miaaww..." Felix mengeong dan mendekati Hyunjin yang tengah memandang salju tipis di luar jendela.
"Mau ngapain lu?!" Hyunjin tampak siaga melindungi kedua lengannya agar tidak lagi dicakar.
Bukannya menjawab, Felix mendekatkan tubuhnya ke arah Hyunjin, menguselkan kepalanya di dada pemuda itu, membuat Hyunjin mati-matian menahan geli.
"Aduh geli Lix." Hyunjin menggigit bibir bawahnya dan menahan tubuh Felix, hybrid jantan itu tengah dalam mode manja rupanya.
Berbekal pengetahuannya dari video YouTube, Hyunjin pun mengusap perlahan rambut pirang Felix.
Felix tampak senang, ia semakin menempelkan tubuhnya pada Hyunjin, dan mengendus aroma pemuda tampan itu.
"Disana aja yok." Hyunjin tiba-tiba membopong tubuh mungil Felix dan membawanya ke sofa, pemuda itu mendudukkan bokong kenyal Felix di pangkuannya.
Felix menggerak-gerakan bokongnya, berusaha mencari posisi nyaman, tanpa menyadari bahwa hal itu meresahkan Hyunjin karena Felix berkali-kali menyenggol penis pemuda itu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER CAT || minlix (coмpleтe ✓)
Fanfiction"Gue benci musim dingin," ujar Minho. "Kenapa?" Felix bertanya bingung. "Ya karena suhunya dingin banget." Jawab Minho. "Tapi..." Pemuda tampan itu menggantung kalimatnya. "Apa?" Felix memandang dalam kedua manik Minho. "Lu bikin gue jadi suka musim...