Next chapter rules:
- vote min.100
- comment min.20WARN! NC SCENE!
🔞🔞🔞Felix melemah, benar-benar tidak mampu melawan saat Han mengunci seluruh pergerakannya. Hybrid berstatus dominant itu kini berjalan ke arah pintu rumah Minho dan menguncinya, kemudian menutup seluruh gorden yang berada di sisi pintu.
Setelah itu kembali ke sofa dimana Felix tengah terbaring lemas sembari terengah kehabisan nafas.
Han memandang sekilas jam tangannya.
"Sepuluh menit, oke?" Han menyeringai, kemudian kembali mempertemukan bibirnya dan Felix.
Sebelah tangannya bergerak aktif membuka seluruh kain yang menutupi tubuh mulus Felix, sementara tangannya yang lain menahan kedua tangan Felix di atas kepala pemuda itu.
"Eunghh..." Felix melenguh saat Han menggesekkan kedua penis mereka, sensasinya luar biasa. Felix bisa merasakan penisnya sudah bereaksi di balik celana, begitupun milik Han.
"Miaaww..." Felix mengeong saat Han menyerang lehernya, menjilat dan menghisap leher mulus itu, membuat Felix merasa kegelian.
"Sometimes it hard, till I found you." Bisik Han lirih di samping telinga Felix, membuat tubuh Felix meremang akibat suara rendah Han.
"H-han... Felix takut..." Felix memandang sendu ke arah Han, kedua matanya sudah berkaca-kaca.
"Why? Focus on me." Han balas menatap Felix dengan tatapan tajam.
"Kak Minho bilang, kalo Felix suka pasti dadanya Felix degeun-degeun... Tapi sekarang dadanya Felix gak degeun-degeun, Felix gamau..." Felix menggeleng kuat.
"Kak Minho bukan hybrid Lix, dia gak ngerti apa yang kita butuhin." Han mulai mengeluarkan penisnya yang sudah menegang, kedua tangannya melebarkan kedua paha Felix.
"Tapi kak Minho baik sama... Anghh!" Felix berteriak saat Han memasukkan penisnya dengan tiba-tiba ke holenya.
"Sssttt... Calm down, honey." Han mengusap wajah Felix, kemudian memilin nipple si manis itu agar Felix merasa lebih tenang.
"S-sakit..." Air mata Felix lolos begitu saja.
Felix tidak suka, cara Minho dan Han memperlakukannya sangat berbeda. Minho selalu bermain lembut, membiarkan Felix menikmati setiap sensasi menyenangkan di dirinya, sementara Han sepertinya hanya fokus pada kenikmatannya sendiri. Felix akan mengadu pada Minho nanti! Biar Han diomeli habis-habisan.
Sambil tetap memandang jam tangannya, Han mulai menggerakkan penisnya menggempur hole Felix.
"Akkhhh... Han..." Felix memejamkan kedua matanya erat dan menggigit bibir bawahnya. Ia tidak dapat melakukan apapun, kedua tangannya tertahan di atas kepala.
"Nghhh... Ahhh..." Han tak jauh beda dengan Felix, ini pertama kalinya ia melakukan kontak fisik dengan partner sejenis, dan sungguh ini memuaskan.
*****
Tepat sepuluh menit, Han mengeluarkan penisnya dan memuntahkan seluruh spermanya di atas tubuh Felix, sementara Felix memuntahkan spermanya mengotori tubuh Han dan tubuhnya sendiri.
Han tersenyum puas sembari memandang jam tangannya.
Ia pun mengambil tisu yang terletak di meja ruang tamu itu untuk membersihkan spermanya dan juga sperma Felix yang mengotori tubuh mereka berdua.
Felix tampaknya kelelahan, hybrid berbulu putih itu langsung terlelap begitu saja.
Han terkekeh pelan, memakaikan kembali seluruh pakaian Felix kemudian membenarkan posisi berbaring si manis itu di atas sofa.
Setelah memastikan tidak ada tanda-tanda bekas persetubuhannya dan Felix, Han pun kembali membuka kunci pintu apartemen Minho dan juga membuka gorden-gorden yang sedaritadi menutupi jendela.
CKLEK
Tak lama kemudian, Minho pulang. Sebelah tangannya menenteng bungkusan makanan, sementara tangannya yang lain menenteng plastik berisi dua kotak susu segar.
"Loh, Felix tidur?" Minho mengeryit bingung. Pasalnya Felix itu hybrid yang suka begadang.
"Iya Kak, kayanya kecapekan." Jawab Han santai. Sementara ia masih fokus mengoreksi lembar jawaban mahasiswa yang tinggal sedikit.
"Kak, abis ini gue ijin pulang ya? Udah ditanyain papa." Ujar Han.
"Oh yaudah, makan dulu nih udah gue beliin." Minho tersenyum dan membuka bungkus styrofoam berisi Odeng beserta kuahnya, kemudian beranjak ke dapur untuk menyiapkan segelas susu bagi Han.
Han menyelesaikan makanannya dengan cepat, kemudian menghabiskan susunya yang sudah disiapkan Minho. Waktu menunjukkan pukul 21.00, Han merasa ini sudah waktunya ia pulang.
"Kak, gue balik dulu ya." Han bangkit dan mengenakan jaket serta beanienya.
"Naik apa lu?"
"Pake bis, Kak. Rumah gue gak jauh dari sini, kok." Jelasnya.
"Wah jangan deh, gue anterin ayo." Minho pun mengambil jaketnya yang tergantung di belakang pintu kamar.
"Eh, Felix mau ditinggal emang?"
"Gampang, bentar ya." Minho beranjak keluar dari rumahnya dan menyeberang ke arah rumah Hyunjin.
Sepeninggal Minho, Han mendekat ke arah Felix dan mencuri kecupan dari bibir hybrid manis itu.
"See you next time, sayang." Ucapnya lirih.
Tak butuh waktu lama, Minho kembali sembari menyeret Hyunjin yang tampak memasang wajah kesal.
"Gue lagi gue lagi, kenapa sih kak? Si kocheng udah tidur juga!" Protes Hyunjin. Dia kan sedang bermain game, kenapa sih Minho tidak mengerti!
"Brisik, udah lu pokoknya jagain Felix sampe gue balik. Ntar gue beliin cakwe." Minho pun segera keluar dari rumahnya diikuti oleh Han.
"Yeu dosen kampret, dipikir harga diri gue seharga cakwe!" Hyunjin tetap menggerutu, namun akhirnya ia duduk juga di ujung sofa tempat Felix tengah berbaring.
Felix tampak menggeliat tak nyaman, membuat Hyunjin memandang sekilas ke arahnya.
"Lix, tidur di kamar sana." Hyunjin menepuk pelan paha Felix, membuat si manis itu membuka kedua matanya perlahan.
Felix berusaha bangkit dari sofa dan hendak berjalan ke arah kamar, namun...
BRUGH
Tubuhnya ambruk begitu saja ke lantai.
"Yaelah Lix, gue tuh udah mau chicken dinner!" Hyunjin meletakkan ponselnya ke sofa dan mendekati Felix, namun ia terkejut saat melihat Felix tengah menangis sesenggukan.
"Hiks... Hyunjin, badan Felix sakit..."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER CAT || minlix (coмpleтe ✓)
Fanfiction"Gue benci musim dingin," ujar Minho. "Kenapa?" Felix bertanya bingung. "Ya karena suhunya dingin banget." Jawab Minho. "Tapi..." Pemuda tampan itu menggantung kalimatnya. "Apa?" Felix memandang dalam kedua manik Minho. "Lu bikin gue jadi suka musim...