Next chapter rules:
- vote min.100
- comment min.30Pagi ini Minho memutuskan untuk tidak berangkat mengajar ke kampus. Felix nampaknya sedang tidak ingin ditinggalkan, sedari pagi pemuda hybrid itu terus memeluk erat lengan Minho seakan menahan dosen muda itu untuk melakukan segala aktivitasnya.
Minho mau bagaimana lagi, mood Felix tampaknya sedang benar-benar buruk, dan ia hanya ingin ditemani sepanjang hari.
"Lix, lepasin dulu, gue masakin makanan buat kita ya?" Minho mengusap pelan rambut Felix, namun hybrid manis itu hanya menggeleng dan makin mengeratkan pelukannya ke lengan Minho.
Minho menarik nafas panjang.
Ini sudah pukul 10.00 pagi, mereka belum mandi, belum makan, dan belum melakukan apapun.
Akhirnya Minho meraih ponselnya dan mengirim pesan pada Hyunjin, meminta tolong untuk dibawakan makanan.
Walau balasan pesan dari Hyunjin berisi protesan kesal, namun tak butuh waktu lama pemuda jangkung itu tiba juga di rumah kontrakan Minho bersama dua rantang berisi makanan buatan ibunya.
TOK TOK TOK
"Kak Minho!" Hyunjin memanggil Minho sembari mengetuk pintu kamarnya.
"Lu bawa makanan apa Jin?!" Balas Minho dari dalam kamarnya. Felix hanya melirik sekilas ke arah pintu, kemudian kembali menyamankan dirinya di pelukan Minho.
"Gurameh asam manis, Kak!" Jawab Hyunjin.
"Lix, Hyunjin bawa ikan tuh, makan yuk?" Minho kembali melembutkan suaranya dan mengusap pipi Felix
Felix mendongak dan menatap Minho, tampaknya ia cukup terpancing dengan kata 'ikan'.
"Ikan? Hyunjin bilang gurameh asam manis, bukan ikan." Jawab Felix polos.
Minho kembali menarik nafas panjang.
"Gurameh itu nama ikan, asam manis tuh bumbunya. Jadi gurame asam manis itu ikan yang dibumbuin. Ayo coba?"
Felix tampak berpikir sejenak, takut-takut Minho membohonginya.
"Woi kak Minho! Kocheng! Kalo gak keluar gue bawa pulang lagi nih makanannya?! Ah elah lama amat." Hyunjin mulai menggerutu kesal karena Minho tidak segera membuka pintunya.
"Iya bentar Jin!" Minho akhirnya berusaha melepas tautan tangan Felix di lengannya, dan hybrid manis itu pun akhirnya mau melepaskan pelukannya dari lengan Minho.
"Miaaww..." Felix mengeong pelan sembari memeluk plushienya saat melihat Minho berjalan ke arah pintu.
CKLEK
"Lah..." Hyunjin mengeryit menyaksikan penampilan Minho yang masih berpiyama dan berwajah khas orang bangun tidur.
"Apaan?" Minho keluar dari kamarnya dan meraih tumpukan rantang di genggaman Hyunjin, kemudian membawa rantang tersebut ke meja makan.
"Lu belom mandi? Gak ngajar?" Tanya Hyunjin sembari mengikuti langkah Minho ke dapur.
"Skip gue. Lah itu si Felix gamau ditinggalin." Jawab Minho sambil memindahkan isi rantangnya ke dalam piring.
"Kenapa dia?"
"Gak ngerti juga gue. Dari smalem itu stelah gue nganterin Han balik, eh dia jadi dieman gitu. Lah daritadi aja gak mau mandi, gak mau makan, ngedusel mulu ke gue." Jelas Minho.
Hyunjin terdiam, tampak sibuk memikirkan sesuatu.
"Kak, semalem sebelum lu nganter Han balik itu, lu di rumah terus? Sama Felix?" Tanya Hyunjin.
"Eum... Gue tinggal sebentar sih buat beliin mereka makan." Jawab Minho. Pemuda itu kini memberikan atensinya pada Hyunjin.
"Setelah beliin makan?"
"Ya gue balik, di Felix udah tidur di sofa, Han-nya masih nugas."
"Jangan-jangan..." Hyunjin berucap lirih sembari memandang ke arah langit-langit dapur.
"Apaan Jin?" Minho ganti mengeryit bingung dan memandang ke arah Hyunjin.
"Gak, gak. Gue balik dulu ya, Kak." Hyunjin menepuk pundak Minho sekilas kemudian dengan terburu berlari kembali ke rumahnya, meninggalkan Minho yang tampak clueless.
*****
Hyunjin kini tengah berada di halaman Dongguk University, lebih tepatnya di Fakultas Seni tempat Minho mengajar. Kedua matanya berotasi ke segala arah, berusaha mencari Han yang belum terlihat batang hidungnya.
"Kemarin dia nongkrong disini, hari ini nongkrong disini lagi gak ya." Monolog Hyunjin sembari memperbaiki letak snapbacknya. Ia sibuk memperhatikan ke arah bangku taman tempat Han dan teman-temannya duduk kemarin.
Sedang asyik ia memperhatikan sekeliling, kedua matanya membulat saat melihat seseorang yang dikenalnya betul.
"Seungmin?" Hyunjin berucap lirih sembari menyipitkan kedua matanya, meyakinkan diri bahwa yang dilihatnya benar-benar Seungmin, mantan gebetannya sewaktu SMP.
Nampaknya Cupid memang sedang ingin bermain-main, tiba-tiba saja Seungmin balas memandang ke arah Hyunjin, sehingga mereka berdua jelas bertemu tatap.
Senyum merekah di wajah manis Seungmin, sementara Hyunjin nampaknya blank saat sadar bahwa Seungmin pun balas memandang ke arahnya.
"Hyunjin!" Dan panggilan Seungmin pun menyadarkan Hyunjin bahwa pemuda manis itu memang tengah memberikan atensi ke arahnya.
Seketika Hyunjin pun melupakan tujuan awalnya yang ingin mencari Han.
*****
"Gak mau." Felix menggeleng kuat saat Minho menyodorkan tablet obat ke arahnya.
Rupanya Felix sedang tidak enak badan, tubuhnya menghangat. Dan Minho pun memutuskan untuk membelikan obat penurun panas di minimarket yang berada di dekat rumah mereka.
"Ini biar turun panasnya, minum ya?" Minho mengusap rambut hybrid manis yang tengah duduk di atas pangkuannya tersebut.
"Gak mau, Felix gak sakit." Felix tetap menggeleng kuat.
"Iya lu gak sakit, tapi badan lu panas. Kalo makin panas ntar bahaya." Minho masih berusaha menahan kesabarannya.
Felix akhirnya menatap wajah Minho, memastikan apakah Minho tengah marah padanya atau tidak, namun rupanya hanya ada raut kekhawatiran di wajah tampan itu.
Felix akhirnya menurut dan membuka mulutnya, menerima obat yang diberikan Minho.
"Nah, gitu donk." Minho pun ganti menyodorkan segelas penuh air putih yang langsung diteguk Felix.
Minho pun menggendong Felix bridal style dan kembali membawa si manis itu ke kamar dan dibaringkannya ke ranjang.
CHU
"Gue mandi dulu ya? Lu istirahat." Ujar Minho setelah mengecup dahi Felix.
Felix mengangguk, kemudian meraih plushie sapinya dan memeluknya erat.
Minho tersenyum, ia pun mengambil handuk dan segera masuk ke kamar mandi.
TOK TOK TOK
"Permisi, kak Minho!"
DEG
"Miaaww..." Felix mengeong takut, ia kenal betul,
Itu suara Han yang tengah mengetuk pintu rumah tersebut.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER CAT || minlix (coмpleтe ✓)
Fanfiction"Gue benci musim dingin," ujar Minho. "Kenapa?" Felix bertanya bingung. "Ya karena suhunya dingin banget." Jawab Minho. "Tapi..." Pemuda tampan itu menggantung kalimatnya. "Apa?" Felix memandang dalam kedua manik Minho. "Lu bikin gue jadi suka musim...