①①

6.1K 1.1K 388
                                    

Ngegas yha kalian vomentnya, ku jadi harus update cepadh kan 😤 siap-siap ya, ku gasuka kedamaian, ku mau bikin keributan 😚

Ngegas yha kalian vomentnya, ku jadi harus update cepadh kan 😤 siap-siap ya, ku gasuka kedamaian, ku mau bikin keributan 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next chapter rules:
- vote min.100
- comment min.20

Sehabis makan, Minho harus berangkat ke kampus untuk mengajar, Hyunjin pun kembali ke rumahnya untuk membantu sang ibu menjaga coffee shop keluarga mereka. Hyunjin baru saja lulus dari sekolahnya, jadi ia tengah menganggur untuk saat ini.

Felix tengah sibuk membaca daftar belanjaan yang ditinggalkan Minho padanya.

Belanja? Iya, Felix sudah bisa berbelanja sendiri. Minho hanya berpesan padanya agar selalu mengenakan jaket dan beanienya agar tidak ada orang yang penasaran akan ekor dan kedua telinga kucingnya.

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, Felix segera mengenakan beanienya dan keluar dari rumah.

"Miaaww..." Ia mengeong kecil saat merasakan salju dingin menyapa kulitnya, segera ia membuka payungnya dan mulai berjalan ke arah supermarket yang berjarak sekitar lima menit dari rumah kontrakan Minho.

"Woi kocheng! Mau kemana?!" Hyunjin berteriak dari arah coffee shopnya, masih lengkap dengan apron dan nampan di tangannya.

"Felix mau belanja! Udah bilang kak Minho kok!" Felix balas berteriak.

"Yaudah ati-ati ya! Jangan cemilin sarden di toko!" Pesan Hyunjin.

"Oke!" Felix pun melambai ke arah Hyunjin dan melanjutkan perjalanannya menuju supermarket.

*****

TAP

Felix menoleh saat tangannya mengambil sekotak susu bersamaan dengan seorang pemuda lain, dan kebetulan susu itu hanya tinggal satu stok terakhir.

DEG

Felix merasakan jantungnya berdegup cepat, ia baru saja menyadari sebuah hal aneh.

"Kamu..."

"Lu..."

Felix dan pemuda itu berbicara bersamaan. Ah, rupanya pemuda itu pun mengenakan beanie sepertinya, dan hal itu semakin memperkuat insting Felix.

"Kamu hybrid?" Tanya Felix pelan.

"Lu juga hybrid?" Pemuda itu ganti bertanya.

"Iya, Felix hybrid." Felix mengangguk cepat. "Submissive." Tambahnya.

"Wow. Gue hybrid dominant." Jawab pemuda itu.

Jika kalian heran mengapa Felix dan si pemuda bisa saling menyadari bahwa mereka sama-sama hybrid,

Gampang.

Struktur tangan keduanya sama, memiliki cakar-cakar kecil seperti kucing.

Felix menatap lekat pemuda tampan yang kini berdiri di hadapannya, Felix pikir hanya ia seekor spesies yang tersisa di kota ini, karena ia bahkan tidak tahu dimana Chaewon, adiknya berada.

WINTER CAT || minlix (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang