Haura masih saja melakoni kegiatan yang sama setiap harinya, pagi berangkat kerja, melayani pembeli, dan sorenya pulang ke flat sambil sesekali mengunjungi nenek aminah. Musim panas juga terus berlalu, tak terasa sudah satu bulan matahari membakar bumi belahan utara. Tapi tetap saja, hal itu disyukuri oleh mereka semua sebab dunia selalu bersiklus tidak bisa terus menetap dan monoton, layaknya sebuah kehidupan.Angin sore hari minggu ini terasa begitu hangat membelai mesra wajah Haura. Dengan menyusuri trotoar jalan, haura mengedarkan pandangannya untuk melihat lalu lalang di sekitarnya. Sore ini terasa cukup damai, ia coba untuk kembali menikmati keadaan, dan ia putuskan untuk duduk di sebuah bangku panjang di taman yang cukup ramai.
Gamis yang ia kenakan ujungnya mengulur sampai ke rumput-rumput yang terlihat mengering karena tidak tersiram air hujan. Sambil memandangi sekeliling taman yang dipenuhi oleh anak-anak, Haura menyedot minuman dinginnya yang ia beli tadi sebelum mampir ke sini.
Senyum indah terbit di wajahnya. Wajah yang ayu putih bersih, hidung kecil namun mancung, binir mungil merekah seperti delima walau tanpa polesan lipstick, dan tentu saja mata hitam yang dikelilingi bulu mata lentik dan alis yang hitam. Sungguh maha karya Tuhan yang begitu apik melekat di wajah haura. Wajah asianya terlihat sekali, apalagi dengan postur tubuhnya yang tidak terlalu tinggi dan warna kulitnya yang kuning langsat.
Saat sedang asyik menyedot minumannya, tiba-tiba Haura dikagetkan dengan kedatangan seorang laki-laki dewasa yang menyeringai lebar ke arah Haura. Tanpa sungkan, laki-laki itu memandang Haura. Tampilannya yang begitu sangar, dengan celana jeans robek-robek, jas kulit yang membukus tubuh kekarnya, dan juga wajahnya yang seram berdiri tepat di hadapan Haura.
Haura berdiri, ia melangkah mundur berusaha menjauhi orang itu. Seakan alaram bahaya sudah berbunyi dari sudut hatinya, ia mulai ketakutan. Ketakutan akan kejadian masa lalu yang telah terjadi, takut hal itu akan terulang kembali. Haura terus mundur tatapannya masih mengawasi orang itu walau takut.
Sedangkan orang di depan Haura terus saja menyeringai sambil memandangi Haura dan langkah kakinya secara perlahan mengikuti arah Haura. Haura menatap sekelilingnya, kenapa tidak ada yang mau membantunya, kenapa mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing, padahal ini di tempat umum.
Haura semakin takut, ia berusaha menjerit dan mengucapkan tolong beberapa kali. Namun sayang, mereka semua seakan tidak peduli, mereka hanya melihat Haura saja tanpa mau membantu sedikitpun.
Haura berdoa kepada Allah untuk selalu melindunginya, ia tak mau kejadiaan naas itu terulang kembali. Mati-matian ia mempertahankan harga dirinya, dan kini ia tak mau lagi kehilangan harga dirinya yang hanya separuh saja.
Dengan mengucap bismillah dalam hati, Haura membalikkan tubuhnya dan berlari dengan kecepatan yang ia punya. Berkali-kali ia melihat ke arah belakang untuk memastikan keadaan, namun sayang lelaki tadi masih terus mengejarnya, bahkan langkahnya semakin dekat dengan Haura. Haura kembali lari dengan sisa tenaganya, ia berlari ke arah supermarket dan ternyata di sana sedang ada pengiriman barang, jadi banyak mobil-mobil besar yang terparkir. Haura berusaha sembunyi dibalik mobil-mobil itu.
Namun seakan tahu, laki-laki itu juga mengikuti Haura sampai ke parkiran mobil dan terus mencari Haura. Dengan nekat, Haura masuk ke bagasi mobil sedan yang terbuka, ia berusaha mencari perlindungan.
"Ya Allah, lindungi hamba, jangan biarkan kemalangan kembali membuat hamba hancur. Hamba yakin, Engkau Maha Pengasih dan Maha Adil" doa Haura sambil terus merapatkan tubuhnya dalam bagasi yang ia tutup sendiri.
Tak lama kemudian, Haura merasakan bahwa mobil yang ia tumpangi bergerak maju dan perasaanya semakin was-was. Ia kembali berharap, semoga mobil ini tidak pergi jauh dan tidak meninggalkan kota, dan tentu saja pemiliknya adalah orang baik yang mau mengerti keadaan Haura.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ZSS 3] Cinta di Langit Amerika (On Going)
General Fiction⚠Warning 15+ Cerita ke tiga dari Zakiya ZS InsyaAllah update setiap Rabu dan Ahad #penikmataksara Hidup di Kota Massacuttes, di negeri Paman Sam membuat seorang Haura Saida Zahira mengalami fase jatuh cinta selama 4 musim berlalu. Wanita itu terus m...