Libur Musim Panas

174 18 3
                                    

Pagi yang cerah, matahari meyingsing di langit timur. Burung-burung berkicauan manja bersama teman-teman mereka. Udara pagi menembus kulit secara perlahan, memberikan rasa hangat di pagi pertengahan musim panas.

Hari berlalu begitu cepat. Musim panas telah berlangsung selama dua bulan. Kota Massacuttes tetap ramai seperti hari-hari biasanya. Dan kedai-kedai eskrim semakin ramai tiap harinya.

Di ujung gedung yang paling tinggi, berdiri seorang gagah yang di balut dengan jas hitam mengkilap. Dasi merah menyala menggambarkan kobaran semangat yang ada di jiwanya. Kemeja biru membungkus tubuh yang selalu sibuk dengan berkas-berkas penting sampai larut malam. Celana bahan hitam dan fantofel juga melengkapi setelan itu hingga tampilannya sangat-sangat terlihat mempesona.

Dirinya sedang memandang keadaan kota di pertengahan musim panas dari lantai 35, lantai paling tinggi di gedung ini. Lantai khusus para petinggi perusahaan.

Di musim panas ini, ia belum mengambil cuti untuk sekedar mengistirahatkan tubuhnya atau menyegarkan otaknya. Masih banyak berkas-berkas penting yang harus ditanda tangani, dan juga banyak pertemuan-peretmuan yang akan menghasilkan pundi-pundi kekayaannya kian bertambah.

Kent de Tracy, pengusaha ternama itu masih setia berdiri di samping jendel yang menampilkan keadaan kota Massacuttes pagi ini. Baginya, memandang keadaan kota dari ketinggian sudah menjadi hal yang dapat menyegarkan otak walau sebentar. Terlalu sayang jika waktunya digunakan untuk berlibur ke sana ke mari tanpa keuntungan. Karena, bagi seorang pebisnis waktu adalah uang. Jadi jika sedikit saja ia menyia-nyiakan waktunya, maka ia juga akan kehilangan beberapa nominal uang.

"Sorry sir, saatnya anda rapat dengan perusahaan Aldebran Group" seorang wanita muda yang sangat cantik dengan gaun biru muda memasuki ruangan lelaki itu setelah mendapatkan izin.

"Baik saya akan segera datang" Kent yang tadi sudah duduk sebentar, langsung berdiri dan merapihkan jasnya kemudian berjalan santai tapi penuh ketegasan menuju ruang pertemuan.

Di ruangan 7×5 meter itu, sudah duduk beberapa orang berjas licin seperti Kent. Bedanya, mereka berwajah Asia dan berperawakan tambun. Tak seperti Kent yang memang asli orang barat dan tubuh yang tinggi dan atletis sebab usia yang masih muda juga. Kent duduk di ujung meja, berhadapan dengan pria berkulit sawo matang, kepala botak, perut buncit, dan wajah yang ramah. Di sampingnya, kepala divisi keuangan dari perusahaan miliknya. Rapat dimulai dengan sapaan dari tuan rumah, Kent sendiri.

"Jadi, sir, apakah kita sepakat untuk bekerja sama membangun resort di Bali?" Setelah presentasi dari pihak lain selesai, kini mereka giliran menunggu jawaban dari sang bos besar yang akan memberikan mereka uang untuk menafkahi keluarga di rumah.

"Dari presentasi yang ada lakukan tadi, sepertinya tempat itu benar-benar strategis dan akan menghasilkan untung yang banyak" Kent memandang lawan bicaranya dengan mengusap-usap rahang kokohnya. Sedangkan yang ditatap senyum-senyum membayangkan uang yang akan masuk ke rekening bank nya.

"Benar sekali, akan ada banyak wisatawan di sana, baik wisatawan asing dan wisatawan lokal" lagi-lagi orang itu meyakinkan Kent untuk segera membangun resort di Bali.

"Oke. Deal" Kent bersalaman dengan pria asal Indonesia itu. Akhirnya kesepakatan ini berhasil.

Siang harinya, Kent melesat ke rumahnya. Ia akan memberitahukan kabar ini kepada Mamah dan adiknya. Pasti mereka akan sangat bahagia jika mendengarnya.

Mobil hitamnya terparkir rapi di depan rumah bercat warna emas yang tinggi menjulang bak istana kerajaan. Di sisi kanan, ada pohon mapel yang berdiri kokoh. Di sebelahnya juga ada banyak pohon bunga, baim yang mekar atau yang masih kuncup karena bukan saatnya bermekaran. Terlihat yang paling menonjol adalah bunga lily warna putih dan merah yang mekar begitu indah.

[ZSS 3] Cinta di Langit Amerika (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang