Dua.

170 14 0
                                    

"Nayaaaaa..."

Naya menoleh kedepan, melihat Rara yang sedang duduk disamping Agam tersenyum kepadanya.

"Agam galau, masa?" Lapor Rara jenaka.

Bukannya marah, Agam malah tertawa lalu menimpali.
"Hahaha, iya nih Nay. Aku lagi galau."

Naya ikut tertawa, sementara Alfa hanya tersenyum kecil.
"Galauin siapa, Ra?" Tanya Naya memancing.

"Waduuhh aku gatau tuh, Nay. Cewe dia banyak soalnya."

"Hahahanjir."

"Iya kan benerkan? Cewe lo banyak kan?" Tuding Rara.

Agam menghentikan tawanya, lalu mengangguk membenarkan.
"Iya banyak, saking banyaknya sampe gue lupa siapa aja."

"Edehh.. Dasar playboy cap kapal." Rara mengejek.

Lagi-lagi Agam tertawa, renyah seperti biasa.

Obrolan mereka tak berlanjut karena bel masuk telah berbunyi. Semua siswa langsung berhamburan masuk kedalam kelas.

Rara sudah pindah ke samping Naya, sedangkan Alfa yang tadi duduk di samping Naya sudah kembali ke bangkunya.

****

Naya berjalan menyusuri jalanan menuju rumahnya. Angkot yang barusan dia naiki sudah beberapa saat yang lalu pergi. Kini dia harus berjalan beberapa meter lagi agar sampai dirumahnya.

Saku rok nya bergetar, menandakan ada pesan yang masuk kedalam ponselnya. Naya meraihnya, melihat dari siapa pesan itu terkirim. Agam, ternyata. Naya tersenyum. Entah kenapa.

Agam

Nay

Kenapa?

Gapapa sih, mau chat aja

Satu yang Naya suka dari Agam, dia itu fast respon.

Lahh.. Kamu nganggur banget ya, Gam?

Engga astaga, Nay

Kirain

Nay

Apasih Gam

Naya membagi fokusnya antara chat dengan Agam dan jalanan. Takut, kalau-kalau ada batu yang tak sengaja diinjaknya.

Pr sosiologi udah?

Belom, kenapa? Mau nyontek?

Hehe.. Tau aja

Hapal

Nay

Naya berdecak sebal. Sebenarnya Agam ini kenapa?

Apaan

Aku mau curhat boleh?

Naya mengernyit melihat pesan dari Agam, tapi tanpa pikir panjang dia membalas

Boleh, tapi bentar ya, belom sampe rumah

Okeee, take care

Naya mempercepat langkahnya.
Saat sampai rumah, dia langsung masuk ke kamarnya. Membanting pintu, lalu melempar asal tasnya.

Naya merebahkan tubuhnya di kasur tanpa melepas sepatu sambil menatap langit-langit. Lalu segera mengeluarkan ponselnya untuk membalas pesan Agam.

Gam, kenapa?

Pengen curhat Nay

Ck, galauin siapa sih?

Naya senang sebetulnya. Ini yang dia tunggu. Agam terbuka kepadanya. Agam mau berbagi dengannya.

Galau cewek aku kebanyakan, Nay

Gam, jangan becanda deh

Hehehe, sensi amat si Nay

Aku tau bukan itu yang mau kamu omongin

Tau aja lu, Nay

Kenapa, Gam?

Lama Naya menanti balasan pesan dari Agam. Tapi tak satupun pesan dari Agam masuk ke ponselnya. Naya bingung. Dia sendiri yang bilang mau curhat, dia sendiri yang ngilang.
Naya hanya bisa menghela napas sambil geleng-geleng kepala.
Ada salahkah dia kepada Agam hingga Agam tak mau membalas pesannya?

Pikiran nya berkelana kesana kemari, hingga menemukan kemungkinan bahwa Agam sedang Chat dengan orang yang lebih asik darinya, lebih baik, lebih membuat Agam nyaman untuk terbuka.

Naya mendecak kesal lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Ck, memangnya dia siapa berani berpikir seperti itu, iya kan?

AgamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang