Derap langkah kaki seseorang terdengar mendekat ke arah kelas X IPS 1, bersahut-sahutan. Saling menyusul.
Semakin lama, suara gesekan sol sepatu dengan lantai marmer tersebut kian menyeruak memenuhi kelas yang semula mirip Pasar Senin.
Bu Ayuan dengan rambut yang dicepol tinggi memasuki ruangan dengan tatapan killer yang nggak tertandingi. Beliau menatap satu-persatu penghuni kelas sebelum berucap dingin. "Untuk satu bulan ke depan, saya tidak akan mengajar di kelas kalian."
"Huft, akhirnya gue terbebas dari nenek lampirrr." Suara cempreng itu milik Keira, siapa lagi? Cewek yang sekarang berada di deretan bangku paling belakang itu menjadi barisan terdepan penyulut amarah Bu Ayuan.
"KEI!" Bu Ayuan melotot maksimal---membuat beberapa pasang mata mati-matian menahan tawa menyaksikan pelototan konyol guru tiga anak tersebut.
Gimana nggak? Bu Ayuan kalau sudah melotot bukannya seram justru membuat siapa pun gemas.
"Lutunaaa." Kali ini Dimas yang berujar lirih di samping Keira. Cowok berambut acak-acakkan itu menyenggol lengan Keira---teman sebangkunya pelan sambil terkikik geli.
"DIMAS, KEIRA, KALI INI SAYA TIDAK MAU MARAH-MARAH LAGI YA! JANGAN PANCING EMOSI SAYA." Bu Ayuan menarik napas dalam-dalam. Lalu menghembuskannya perlahan seraya menukas, "Ada informasi penting daripada saya meladeni tingkah kalian."
Tawa seisi kelas berderai bersamaan.
Sebagai ketua kelas yang baik, Tereshia mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi ke udara, tanda kalau gadis itu menginginkan ketenangan.
"Informasi apa, Bu?" Teresia menyeletuk. Ibu Ketua Kelas yang dari depan keliatan kalem itu menengahi perang mulut antara Keira dan Bu Ayuan.
Setelah dirasa suasana kelas kembali kondusif, Bu Ayuan kembali memberikan informasi.
"Ada guru PPL muda yang akan menggantikan pelajaran Sosiologi di kelas ini selama satu bulan penuh." Bu Ayuan menutup informasinya dengan mengendikkan dagu ke ambang pintu kelas.
"Yaelah, kok nggak selamanya aja ya, Mid." Keira mengerucutkan bibir sebal. Cewek berambut sebahu itu melirik Dimas keki.
"Cih, nggak ada Bu Ayuan nanti lo kangen." komentar Dimas sembari melayangkan seringai jahil.
"Lo kali---" ucapan Keira tergantung di udara ketika indra pendengarannya menangkap langkah berat seseorang memasuki kelas.
Setelah mendapat instruksi dari Bu Ayuan, sosok tersebut berjalan tenang memasuki ruangan dengan tangan kiri menenteng tas laptop.
Perhatian seisi ruangan kontan terpusat pada figur tersebut.
Nggak terkecuali Keira.
Gadis itu justru mengangga maksimal dengan buku tulis Sosiologi yang mendarat mulus di pipi Dimas.
"MID, TOLONG TABOK GUE INI MIMPI APA KAGAK!"
tbc
a/n
Hai, hai.
Semoga kalian suka ya dengan Short Story baruku.Seperti biasa, aku akan memasukkan konflik ringan yang mudah diselesaikan di alur cerita Society Unexpected, sama seperti cerita-ceritaku sebelumnya.
Jadi cerita ini hanya memiliki sedikit chapter :(
Genrenya juga Short Story, nggak masuk ke Teenfict, karena hanya berpusat pada 2 tokoh utamanya.Fyi, Connection Your Internet udah aku selesein sampe epilog hoho 😂
Tinggal publish-publish aja itu, sans :v untuk sementara waktu, aku fokus buat namatin cerita ini dulu.Papay, segitu dulu ya cuap-cuapnya. I hope u enjoy when reading my story!❤
ps. kritik dan saran sangat ditunggu :')
XOXO
Diffean
KAMU SEDANG MEMBACA
Society Unexpected
Short Story[COMPLETED] Keira benci Sosiologi. Tapi, Keira mecintai Malvin guru PPL muda Sosiologi. Malvin tergila-gila dengan Sosiologi dan membenci Geografi. Padahal, Keira sangat menyukai pelajaran tersebut. Semesta akan mempertemukan Keira dengan Malvin mel...