"Gue bilang juga apa, Keira tuh mastah Geo," celetuk Lupit seraya melahap sepotong batagor Dimas tanpa izin.
Dimas mengangguk, membenarkan. "Dengan nilai ulangan lisan Geo yang dapet 100, masih lanjut Society Unexpected nggak, nih?"
"Sedangkan ulangan Sosio dapet 10," timpal Lupit yang pelototan tajam Keira.
"Jangan berisik, ada Beb Malvin tuh." Keira berlagak membenarkan rambut sebahunya yang berantakan. Merapikan poni tengahnya, lalu sibuk berceloteh garing dengan Lupit.
Meski begitu, ekor mata Keira nggak terlepas dari sosok jangkung beralmamater biru muda keabuan.
Ada nggak sih, tukang jualan pereda deg-degan?
Demi apa pun, detak jantung Keira nggak pernah bisa santai kalau sudah berdekatan dengan Malvino Geraldy begini. Apalagi sekarang Malvin mengambil haluan berjalan mendekat ke mejanya, waduh!
"Mampus gue, mampus gue. Mid, Pit, tolong pegangin tangan gue dong. Gue takut terbang," ujar Keira kembali lebay. Dimas hanya berdecak, Lupit yang malah ketawa gila.
"Eh, Ra." Kini, langkah Malvin kian terkikis.
Keira bisa merasakan ritme jantungnya yang di luar batas normal---ia takut kalau Malvin bisa mendengar itu.
"Iya, Pak?" balasnya gugup takut-takut salting. Waduh, bisa gawat kalau salting fangirl begini.
"Anggota tim kamu buat Society Unexpected siapa aja?" tanya Malvin seraya bersiap menulis di mini note.
Keira memutar bola matanya---tampak sedang berpikir---lalu, melempar tatapan pada Dimas dan Lupit yang nggak dimengerti Malvin.
"Saya, Samid, Lupit dan----"
Belum sempat Keira menuntaskan penjelasaannya, Malvin tiba-tiba menyela. "Apa? Samid? Lupit? Emang anak kelas X IPS 1 ada yang namanya Samid dan Lupit?"
Dimas buru-buru menggeleng. "Maksud Keira, Samid itu Dimas, Pak. Dimas kan kalau dibalik jadi Samid."
"Kalau Lupit itu sebenarnya Luvit. Aluvito Kalvio, tapi karena lidah saya nyamannya Lupit ya jadi dipanggil Lupit. Because, nyaman is namber wan."
Sama kayak kamu, Beb. Aku lebih nyaman manggil Beb Malvin ketimbang Pak. Lagi-lagi, 'nyaman is namber wan'. Keira membatin.
"Satunya? Kan 4 orang?"
Perkataan Malvin membuyarkan rancauan gadis berambut sebahu itu. Setelah berkali-kali mengerjapkan mata, Keira menjawab pertanyaan Malvin ragu. "Satunya .... umm, Tereshia, Pak."
Malvin merespon informasi Keira dengan jari telunjuk dan ibu jari yang membentuk 'oke', kemudian, menarik langkah menuju tiga bangku yang berisi salah seorang gadis dengan ras Proto Melayu---rambut hitam lurus---mata sipit----dan kulit secerah iklan body lotion.
"Tereshia, kamu masuk timnya Keira 'kan? Nanti pulang sekolah kumpul di perpustakaan, ya."
LOH LOH, INI TERESHIA JUGA DIAJAK? DUH, GANGGU ACARA MODUS GUE INI NTAR.
GUE KIRA, CUMA GUE DOANG INTENSIF.
tbc
Tereshia selalu jadi penghalang Keira modusin Malvin ya, duh :(
XOXO
Diffean ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Society Unexpected
Short Story[COMPLETED] Keira benci Sosiologi. Tapi, Keira mecintai Malvin guru PPL muda Sosiologi. Malvin tergila-gila dengan Sosiologi dan membenci Geografi. Padahal, Keira sangat menyukai pelajaran tersebut. Semesta akan mempertemukan Keira dengan Malvin mel...