Jangan tanya Keira kenapa Tereshia Bianca tiba-tiba datang ke ruang guru mirip seperti Valak begitu.
Keira juga nggak tahu menahu.
Katanya, Tereshia dipanggil Bu Anggita mengambil hasil ulangan harian Ekonomi minggu kemarin. Lalu, pandangan matanya nggak sengaja menangkap Keira dan Pak Malvin yang sedang berdua-duaan. Ia jelas nggak akan membiarkan hal seperti itu terus terjadi. Maka, gadis berdarah Tionghoa itu tertindak cepat.
Sedikit info, Tereshia dan Keira dulunya berteman baik. Mereka sama-sama menyukai hal berbau Korea, sering berbagi K-Drama, atau menukar segala pernak-pernik dalam K-Pop.
Akan tetapi, Tereshia bisa mendadak ganas kalau berhubungan dengan cogan. Dia itu cogan addicted!
Belum lagi, cogan yang tengah mereka incar mirip salah satu personil EXO!
Tereshia yang notabene EXO-L tentu nggak akan membiarkan ikan sebesar itu lolos begitu aja. Jadi, konfrontasilah yang sekarang mewarnai kehidupan baik Keira maupun Tereshia.
Keira menghela napas berat. Perhatiannya pada buku paket Sosiologi bercabang liar---menganggu konsentrasinya memahami setiap teks di buku Sosiologi yang berkelok.
Terima kasih kepada Olimpiade Society Unexpected, Tereshia Bianca, dan Malvino Geraldy yang membuatnya rumit.
"Kei, ada tamu."
Keira mendongak, mengalihkan perhatian dari buku paket Sosiologi ke arah ibunya yang kini melonggok di ambang pintu.
"Siapa? Samid? Samid kalo mau ketemu Kei kan tinggal masuk aja nggak usah izin Ibu segala."
"Bukan, Kei, Bukan Dimas."
"Lufito?" terka Keira nggak mau kalah. Pasalnya, sekarang sudah jam delapan malam, kemungkinan besar tamunya kalau nggak Lupit ya Dimas. Teman terdekat Keira hanya anak itu saja. Ia lebih suka berteman dengan cowok omong-omong.
"Dia cewek, Kei. Udah sana temuin." Ibunya tiba-tiba berbalik, sedikit berlari menuruni anak tangga.
Selepas bayangan ibunya berlalu, Keira masih saja bergeming di meja belajarnya. Pikiran cewek itu dipenuhi segala kemungkinan tentang tamu perempuan yang ibu maksud. Ia berusaha menerka-nerka.
Siapa? Vania? Sefti? Salsa? Atau siapa?
"Keiraaa." Ibunya kembali bersuara dari lantai bawah.
"Iyaa-iya," sahut Keira malas seraya beranjak dari meja belajar. Menuruni anak tangga, lalu sampai di ruang tamu.
Betapa terkejutnya Keira ketika indra pengelihatannya disambut oleh sosok yang sangat familier sedang bersedekap di ruang tamu.
Refleks, gadis itu membeku di tempat. Mulutnya terbuka maksimal ketika mengetahui identitas tamu cewek tersebut jauh di luar ekspetasinya.
"TERIIIII, LO NGAPAIN KE SINI??" jeritnya heboh ibarat fans yang melihat perut berotot biasnya secara langsung.
Tereshia berdecak. "Lo amnesia atau gimana sih, Kei? Lo, Samid, Lupit, sama gue itu berada di satu kompleks perumahaan yang sama!"
Satu lagi fakta tentang Tereshia Bianca terbongkar.
"Gue bisa kapan aja main ke rumah lo, rumah Samid, atau Lupit karena rumah gue di blok sebelah."
"Terus tujuan lo ke sini untuk apa?" tanya Keira penasaran seraya duduk di sofa panjang sebelah Tereshia.
"Mau ngajak lo persaingan sehat," jelas Tereshia sambil menyesap soda dingin yang disediakan ibu Keira. "Kita sama-sama tahu wajah Pak Malvin itu mirip Chanyeol versi Indonesia."
"Terus?"
"Lo tertarik sama dia, gue juga. Kita bertaruh secara sehat."
Alis Keira bertaut. "Melalui?"
"Sosiologi."
***
a/n
Ah, aku seneng banget akhirnya bisa mengenalkan lebih dalam salah satu tokoh di cerita ini :<
KAMU SEDANG MEMBACA
Society Unexpected
Short Story[COMPLETED] Keira benci Sosiologi. Tapi, Keira mecintai Malvin guru PPL muda Sosiologi. Malvin tergila-gila dengan Sosiologi dan membenci Geografi. Padahal, Keira sangat menyukai pelajaran tersebut. Semesta akan mempertemukan Keira dengan Malvin mel...