(13) geografi

281 52 9
                                    

Shimmie shimmie Ko Ko Bop
I think I like it
Jogeumssik down down
Sujubeo malgo
Nuga mworaedo neon singyeong sseuji mareo

Lantunan lagu Kokobop dari boyband mengalun kencang mengisi kekosongan kamar gadis berambut sebahu tersebut. Suara musiknya meruak---menyebar sampai kamar seseorang yang berada tepat di sebrang biliknya.

"Ah woo majimak bamiya. Ah woo dulmanui bamiya."

"KEIRAAA BERISIKK," seru Dimas lantang yang sudah nggak tahan dengan kelakuan sahabatnya yang sedang bergalau-ria tersebut.

Keira akan menyetel lagu-lagu K-Music di kamarnya melalui DVD player hingga suaranya terdengar bising sampai ke kamar Dimas.

"Apa, sih? Gue menghibur diri juga," tukas Keira nyolot seraya menggerakan tubuh sesuai itama lagu.

Bagi Keira yang (mantan) anggota moderen dance di sekolah, gerakan Kokobop sudah ada di luar kepala.

"Uwowowo."

"KEIRAAA, GUE BELAJAR GEO. JANGAN BERISIK. GUE LEMPAR SENDAL JUGA LAMA-LAMA." Dimas berseru galak. Cowok itu beranjak menuju balkon kamarnya sambil mengguncang buku paket Geografi.

Mendengar kata Geografi, gerakan Keira sontak terhenti. Matanya membulat.

Apa kata Dimas tadi?

UH Geografi!?

Dengan gerakan cepat, Keira buru-buru mematikan DVD player, "Apa, Mid? Apa? UH Geo?"

Samid mencebir. "Iya-iya, yang mastah Geo."

Gara-gara kegalauannya bersama Malvino Geraldy, Keira jadi melupakan kalau besok ulangan Geo. Wah, kalau sudah berhubungan dengan Geografi seperti ini, Keira bakalan semangat.

"Yuk belajar bareng di rumah Lupit," ajaknya tiba-tiba, siapa tahu bakal membantu meluruskan pikirannya tentang Society Unexpected.

***

Kalau masalah Geografi, Keira nggak usah diragukan lagi.

Cewek berambut sebahu itu menjadi murid andalan Bu Hanna karena nilai UH, UTS, dan UAS-nya di mata pelajaran tersebut selalu nyaris sempurna.

Tapi, kenapa bukan Pak Dani saja yang memiliki mirip Park Chanyeol!?

"Woi, ngelamun mulu," tegur Lupit seraya melempari Keira dengan kulit kacang. "Lo udah apal materi di bab 1 belom? Masalahnya besok tuh ulangan lisan, mampus gak tuh. Ulangan paper aja gue selalu mengarang indah, gimana lisan."

"Belajar dong, Pit. Gimana Tereshia mau jadi pacar lo kapasitas otak lo aja beda jauh sama dia." Dimas terbahak. Lalu, kembali membuka-buka buku catatan Geografinya.

"Yeuw, Kadal." Lupit membuang muka, memusatkan perhatiannya pada Keira. "Kei, gue masih bingung, nih."

"Bingung apa?" tanya Keira seraya mengulang materi di bab satu tentang Litosfer.

"Liat, nih." Lupit mengangsurkan buku paket Geografi. "Bedanya lipatan sama patahan tuh apa sih?"

Keira tersenyum. Menerima buku catatan itu lalu menjelaskannya gamblang pada Lupit. "Gampangnya, lipatan itu tanahnya terlipat karena terjadi tekanan yang lemah tetapi terjadi secara terus menerus. Ibaratin kertas ini deh, kalau gue lipat pasti bergelombang kan? Nah itu lipatan. Bagian atas bernama antiklinal sedang yang bawah sinklinal. Namun, baik sinklinal atau antiklinal merupakan DARATAN YANG SAMA."

"Kalau patahan? Bukan merupakan daratan yang sama?"

"Yup. Secara garis besar, patahan itu daratan yang mengalami penurunan---dia patah. Beda dengan lipatan yang terlipat. Karena patah otomatis, bukan lagi merupakan daratan yang sama. Melainkan DUA DARATAN YANG BERBEDA. Bagian bawah yang patah bernama graben, sedangkan atas hors."

Haha. Berarti cerita gue sama lo ibarat patahan ya, Kei. Lo hors gue graben.

Hors nggak akan PERNAH SADAR, kalau graben mengalami 'patahan'.

Hors juga nggak akan PERNAH TAHU, kalau graben yang selalu ada di samping dia itu, telah mengalami 'penurunan'.

Iya, gue patah Kei. Rasa kepercayaan diri gue turun.

***

a/n
Corret me if i wrong :(
Tentang risetku yang kurang teliti atau ... sekiranya kobam 😂

Btw, Society Unexpected cuma sampai 15 bab huhu. Kurang 2 chap lagi bakal end.

Babang Samid lagi galo :( chapter berikutnya galau lagi enggak yaaa :'

XOXO
Diffean ❤

Society UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang