(4) patah

442 78 21
                                    

Semerbak aroma khas buku baru menyerang indra penciuman Keira ketika jemari mungilnya dengan lincah membuka plastik buku paket Sosiologi.

Omong-omong, buku itu sebelumnya nggak pernah tersentuh. Bahkan terplastik karena terlalu lama nggak dibuka. Boro-boro dibuka, disentuh saja mustahil!

Begitulah Keira, selalu muak dengan mata pelajaran yang ditemukan Auguste Comte di abad 18.

"Tumben lo buka buku Sosio," komentar Samid seraya merebahkan tubuh di balkon kamarnya.

Cowok berambut acak-acakkan itu memegang sekotak kopi instan, memiringkan ponsel, lalu tenggelam dalam dunia game online.

Keira mencibir. "Demi Bebeb Malvin ini tuh," kilahnya cepat. Sejurus kemudian, ia menyandarkan tubuh pada pintu penghubung balkon kamar.

Memang, rumah Keira dan Samid persis bersebelahan. Jarak keduanya pun sangat dekat. Sampai-sampai, balkon kamar Keira dan balkon kamar Samid hanya berjarak nggak sampai dua meter. Hal tersebut membuat keduanya sering melemar origami sebagai media komunikasi sewaktu kecil.

"Mid."

"Hm?" Samid nggak melepaskan tatapan matanya ke layar Free Fire yang sedang berlangsung. "Yaelah, bisa gagal chicken winner kalo gini mulu," ujarnya jengkel sembari berkacak pinggang.

"Samiddd," panggil Keira cemberut. Bibir gadis itu maju beberapa centi, ditutupnya buku paket Sosiologi gusar lalu menopang dagu melihat kelakuan Samid yang nggak pernah memedulikannya bila terjebak permainan PUBG.

"Dimas...."

Dipanggil seperti itu sama Keira, membuat Samid mau nggak mau mengerang berat. Cowok itu mendongak, menatap penuh sahabat kecilnya.

"Apa?" tanyanya cuek.

"Bantuin gue dong, Mid," ujar Keira memelas. Cewek berambut sebahu itu beringsut ke pagar pembatas, memangkas jarak antara dirinya dengan Samid.

"Bantu apa?" Sebelah alis Samid terangkat tinggi. Tampak meminta penjelasaan.

"Bantu gue supaya deket sama Bebeb Malvin, hehe," ujar Keira malu-malu dengan rona bersemu.

Tanpa Keira sadari, raut wajah Samid berubah pias. Namun, hanya berlasung selama beberapa detik. Setelah itu, kembali ke ekspresi normal.

"Lo suka Tereshia kan? Bantu gue deketin Bebeb Malvin dong Mid." Keira tersenyum manis, mengingat perkenalan singkatannya dengan seseorang bernama Malvino Geraldi. Seseorang yang telah mengingatkan Keira pada Chanyeol idolanya.

Hening.

Samid nggak menjawab. Cowok itu hanya mengguman nggak jelas seraya membuang pandangan.

Diam-diam, tanpa Keira sadari, ada sepotong hati rapuh yang kembali dipatahkan.

Keira memang senaif itu.

tbc

Society UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang