"Hust, jangan berisik!" tegur Dimas lirih seraya bersembunyi di bawah ranjang UKS.
Sedangkan yang ditegur, hanya cengengesan tanpa dosa lalu melempar tatapan ingin tahu pada gadis yang kini (pura-pura) sakit di ranjang UKS. "Terus gimana, Kei?"
"Lupittt, kalo ngomong jangan kenceng-kenceng! Lo mau kita bertiga ketahuan bolos jam OR?" Dimas yang udah nggak tahan pengen noyor kepala Lupit, akhirnya terealisasikan juga sesaat setelah Lupit dengan mulut toa-nya kembali berbicara.
Keira menghela napas lelah. Ia sudah hapal dengan kelakuan kedua sahabatnya yang suka saling toyor sejak bangku SD.
"Gimana ya? Masalahnya gue tuh bego Sosiologi," keluh Keira seraya menggaruk hidungnya yang nggak gatal.
"Kenapa nggak nantang lo di Geo aja? Kenapa harua Sosio? Curang!"
"Nah tul!" dukung Lupit sambil merangsak pelan di samping Keira. "Masalahnya Kei, Tereshia jago Sosiologiii. Dia memanfaatkan kesempatan dalam kelonggaran!"
"Kesempatan dalam kesempitan, bege," cibir Dimas sembari melirik sinis.
"Bodo. Gue kan mencari perbendaharaan---"
"Lanjut," sela Keira cepat sebelum adegan toyor-toyoran sesi kedua dimulai.
"Lo ganti kesepakatan sama Tereshia aja gimana?"
Keira mendecak malas. "Andai gue bisaaa." Detik berikutnya, cewek itu menegakkan tubuh, menghentak-hentakkan kakinya di ranjang, lalu menampol kepala Lupit (yang malang) mengenakan bantal UKS. "Gue terlanjur bilang deal ke Si Teri kemarin malem, yakali gue tarik? Gengsi dong!"
"WOI WOI WOI SANTAI." Lupit tiba-tiba bergaya seperti ustadz yang akan meruqiyah pasien.
"Oemji hellow ya! Gue rasanya pengen narik kata-kata kemarin," dumel Keira lebay. "Masalahnya, Teri ngajakin gue bersaing di Society Unexpected. Empang mana empang!? Rasanya gue pengen berendem seharian di sana. Kepala gue banyak asepnya ini."
Refleks, Dimas dan Lupit menepuk keningnya bersamaan.
Mereka sadar---bahkan sangat sadar sahabatnya yang satu ini memiliki kepribadian influecer, Keira lebay sudah biass. Tapi sifat lebaynya yang kumat di saat nggak tepat ini yang berabe!
Kalau ketahuan bolos OR di UKS gimana?Riwayat keliling lapangan sepuluh kali ini, duh.
"Sanskuy, Bor. Kita cari jalan keluarnya."
"Jalan keluar gimana!?" sentak Keira gusar.
"Society Unexpected kan 4 orang? Nah pas tuh. Gue, Samid, lo, dan My Lovely Tere." Lupit berdeham sejenak. "Lo sama dia nggak akan bener-bener bersaing di sana, kalo satu tim? Palingan juga bersaing caper di hadapan Pak Malvin."
"Kalau ternyata dia nggak mau satu tim sama gue gimana? Kalau dia ngajak kloningannya?" tanya Keira cemas.
"Ah itu sih gampang. Lo nego aja sama dia. Lagian Kei, di kelas ini yang jago Sosio kan My Lovely Tere sama Samid, yakin dia mau ngajak kloningannya yang otaknya kosong kayak tahu bulat itu?"
---
Tereshia yang sedang mempelajari bab baru di buku paket Sosiologi tiba-tiba mendongak, merasakan ada sebuah gebrakan kecil di mejanya.
"Ada apa?" tanyanya malas pada gadis berambut sebahu yang telah mengacaukan rencana belajar caper ke Pak Malvin.
"Gue mau ngomong sama lo," ujar Keira serius. "Gue merasa ... dirugikan?"
Alis ulat bulu Terehia terangkat sebelah. Sedangkan lipatan di keningnya semakin berkerut. "Dirugikan karena?"
"Gue bego Sosio. Lo tau itu."
Tereshia sontak tersenyum miring. "Lalu tujuan lo? Mau nyerah?"
"Nggak," balas Keira cepat, "gimana kalo kita nego? Lo, gue, Lupit, Samid jadi tim Society Unexpected yang sama?"
"Kenapa? Takut kalah lo?"
"Bukan gitu, Teri. Society Unexpected empat orang, tim gue kekurangan satu kalo mau ikut. Lo ... nggak keberatan gabung kan?"
"Lalu kalo gue gabung nggak ada persaingan dong?"
Keira menelan bulat-bulat umpatan yang hampir meluncur di bibirnya. Menghadapi Tereshia memang memerlukan banyak stok kesabaran. "Enggak, kita tetap bersaing. Tapi sekedar buktiin siapa yang paling unggul ke Beb Malvin. Ya ya ya, Ter?" Cewek itu pun memasang wajah innocent yang Tereshia muak.
"Gue pikirin lagi."
Yes! Liat aja, dengan satu tim gini rencana gue mepet Pak Malvin nggak seketat tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Society Unexpected
Short Story[COMPLETED] Keira benci Sosiologi. Tapi, Keira mecintai Malvin guru PPL muda Sosiologi. Malvin tergila-gila dengan Sosiologi dan membenci Geografi. Padahal, Keira sangat menyukai pelajaran tersebut. Semesta akan mempertemukan Keira dengan Malvin mel...