Bagian 1

3.6K 237 1
                                    

"Apa benar Panuwat Kerdthongtavee bekerja disini?" Tanya pria asing dengan wajah tampannya pada salah satu kariawan cafee berkelas Chiang Mai ini.

Kariawan itu menghentikan kegiatannya menyusun cupcake di etalase, bahkan ia tidak berkedip sedikitpun.
"Wahh.. tampan sekali! Kenapa kau menanyakan Copter? Kenapa tidak bicara padaku saja, sayang?"

"Copter? Namanya Copter? Kalo begitu bisa anda panggilkan Copter--" obsidian indah pria itu melirik nama yang tersemat di apron kariawan pendek dihadapanya kemudian mengedipkan sebelah matanya sambil menyebut namanya "--N'Bas".

"Aaaw.. tentu saja tampan! Muachh~" pria pendek itu kemudian menuju pintu belakang yang terhubung langsung dengan dapur tanpa melepaskan pandangannya dan sesekali mengedipkan matanya nakal.

"Ai'Ter, seseorang mencarimu! Dia sangat tampan seperti seorang artis. Sisakan dia untuk ku!" Bas bersandar di depan pintu dapur Cafee memanggil Copter yang sedang membuat pancake pesanan pelanggan.

"Siapa? Apa para rentenir itu datang kesini?" Ketus Copter menghentikan kegiatannya menata pancake di piring.

"Aku rasa bukan! Dia datang sendiri, dia lebih mirip seorang artis dibanding rentenir. Seingatku para rentenier itu semuanya bertampang sangar!"

"Baiklah.. aku akan ke depan sekalian mengantar pancake ini" jawaban final Copter, batinya berharap semoga saja bukan salah satu anggota rentenir yang sering mencarinya belakangan ini.

-

"Jadi kau Copter Panuwat?" Pria yang dari tadi menunggu Copter bersama cappucino pesanannya di meja dekat kaca yang menghadap langsung ke jalanan akhirnya berhadapan dengan orang yang ia cari.

"Benar. Apa yang bisa saya bantu?"

Copter akui wajah pria ini cukup tampan dan terawat, dengan hidung indah, mata tajamnya, dan tubuh yang bagus seperti model. Tapi Copter tidak terpengaruh, Copter sudah menebak apa yang diinginkan pria ini pasti sama dengan orang-orang yang sengaja mencarinya begini, terutama ini masih jam kerja.

"Aku menawarkan harga tinggi untuk rumahmu---"

"Tidak! Terima kasih." Tebakan Copter benar, dan ia menolak mentah-mentah tawaran itu. Pria ini ingin membeli rumah Copter. Sekalipun Copter tidak memiliki apa-apa yang tersisa, tapi ia akan tetap mempertahankan apa yang diwariskan mendiang ayahnya selain hutang-hutangnya.

Copter hampir membalikan tubuhnya dan berniat melanjutkan pekerjaannya lagi. Namun pria sok tampan itu mencegatnya.

"Tunggu. Ini nomor ponselku. Telepon aku jika kau berubah pikiran, aku tau kau sedang membutuhkan uang." Pria itu menunjukan seriangainya, Copter jadi makin membencinya.

"Maaf. Saya tidak akan berubah pikiran!" Jawab Copter tanpa memandang wajah pria yang duduk menaikan salah satu kakinya itu. Copter berlalu begitu saja dan menghilang dibalik pintu dapur.

"Sombong sekali. Kau perlu tau, seorang Kimmon pasti akan mendapatkan apa yang dia mau tak peduli bagaimanapun caranya." Gumam pria itu dengan seringai dan mimik yang tak terbaca.

__

Full House [KimCop Vers.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang