Ice tidak tau harus mengendarai mobilnya kemana, setelah menangis dibahu Ice hingga basah, Copter meminta Ice membawanya pergi sejauh mungkin, tapi sejauh mana yang dimaksud Copter tidak dapat Ice terka. Ice hanya mengendarai mobilnya menjauhi ibu kota dalam keheningan.
Di sebelahnya, Copter hanya termenung menatap kosong ke arah jalanan, rasa sakit itu masih ada, tentu saja, setelah Kimmon hampir menyetubuhinya kini ia malah diusir walau secara halus namun itu lebih menyakitkan. Copter berusaha untuk tidak memikirkannya, namun tetap saja air mata mengalir di pipinya.
"Gunakan ini phi. Aku tidak suka melihat air matamu berserakan begitu." Ice menyodorkan tissue dari dash mobilnya, sungguh, ia tidak bisa melihat Copter dalam keadaan begini.
"Khob khun krab."
Copter meraih tissue itu untuk menyeka air matanya. Baru ia sadari, Ice tidak membawanya pulang, melainkan menyusuri jalan yang rasanya asing bagi Copter.
"Kita akan kemana, Ice?"
"Sebentar lagi sampai phi."
Copter tidak bertanya lagi, ia sendiri yang meminta Ice mengajaknya pergi, terserah sudah kemana Ice membawanya.
Sepuluh menit kemudian mereka telah sampai di depan sebuah arkade game yang di ramaikan anak-anak dan pelajar, kekanak-kanakan memang. Namun hanya ini yang terpikirkan oleh Ice.
"Arkade? Kenapa kita kesini, Ice?"
"Aku rasa tempat ini bisa menghiburmu phi. Seperti saat kau sangat terpuruk dan bersedih karena kematian ayahmu, kau ingat aku mengajakmu ke arkade dan membolos kuliah? Aku masih ingat saat itu kau melupakan dunia dan bermain seperti orang gila." Ice tertawa diakhir kalimatnya.
"Lalu kemudian aku dimarahi oleh ayah dan kau datang meminta maaf pada nya dan menyelamatkanku, apa kau ingat phi?" Lanjut Ice masih tertawa, sepertinya tawanya menular kepada Copter.
Copter menarik sudut bibirnya keatas, tersenyum simpul. Membayangkan kejadian lama itu sedikit mengelitik dirinya.
"Ayo kita masuk phi. Aku dengar mereka memiliki arena-arena permainan baru."
Ice kemudian keluar mobil lebih dulu dan memutari mobil untuk membukakan pintu pada Copter.
"Aku tau kau sudah tidak sabar bermain, ayo kita lupakan kenyataan yang menyakitimu di dunia ini untuk sementara phi." Ice mengulurkan tangannya pada Copter.
Copter melebarkan senyumnya hingga kedua dimple nya bermunculan, ia meraih tangan Ice dan beriringan memasuki arkade tersebut.
Copter sudah memutuskan untuk menghabiskan hari ini sepenuhnya bersama Ice, bukankah selama ini Copter sangat bahagia bersama Ice? Lalu untuk apa ia mengabaikan kebahagiaan ini?
Jalani saja dulu. Kenapa ia harus berpikir keras untuk ini sedangkan Kimmon tidak peduli dengannya saat ini.
-
Jadwal Mini Concern Kimmon dilaksanakan lima hari setelah Rose masuk rumah sakit. Tepatnya di akhir pekan.
"Lima menit lagi Kimmon Varodom naik ke panggung! Bersiaplah!" Seru salah satu kru dari bagian acara muncul di balik pintu ruang rias.
Ya. Hari ini lah event tersebut. Namun Kimmon masih sering gagal fokus dan melamun semenjak pertemuan terakhir dengan phi Oh. Pikiran Kimmon kacau.
"Aku tidak bisa membatasi kehidupan pribadimu terus, Kim. Aku hanya tidak ingin kau membuat skandal dengan nama Rose lagi di berita. Saat ini saja sudah banyak yang membicarakan kedatanganmu ke rumah sakit tempat Rose di rawat. Ingat Kim, kau sedang memiliki status berhubungan dengan Copter. Jika sesuatu terjadi, aku tidak jamin akan bisa membersihkan nama baikmu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Full House [KimCop Vers.]
FanfictionKontrak rumah sialan dengan aturan tak masuk akal dan sandiwara bodoh yang dibuat aktor bernama Varodom Kheemonta menyeret Copter dalam banyak masalah. Padahal Copter hanya ingin mempertahankan miliknya. 🔘 KimCop Fanfic. 🔘 Romance, Drama. ℹ Area F...