Posisi saling tindih dengan Copter yang berada di atas Kimmon seperti ini membuat siapa saja akan salah paham. Tapi dalam posisi ini Kimmon dapat mencium dengan jelas aroma tubuh Copter yang seperti wangi bayi, bahkan ia juga melihat jelas rona merah yang menghiasi wajah hingga telinga Copter.
Hingga dering ponsel Kimmon menyudahi kegiatan itu, Copter segera merampas bingkai foto itu untuk menutup wajah merahnya, foto Copter dengan ayahnya ketika berusia enam tahun itu.
Kimmon juga menyingkir untuk menjawab panggilan di dekat jendela kaca besar di seberang tempat tidur Copter yang menghadap langsung ke danau berpemandangan indah, entah dari siapa panggilan yang menurut Copter tidak penting itu.
"Cepat selesaikan pekerjaanmu, lalu bersiaplah. Sebagai asisten ku, kau harus menemaniku mengambil jas pesananku!"
"Satu pekerjaan belum selesai, dan kau sudah membebaniku pekerjaan baru? What the hell?!"
"Oleh karena itu kau harus bekerja dengan cepat, Pendek!"
"Aishhh!!! Brengsek yang tak tau diri!!" Teriak Copter didominasi oleh emosinya.
Kesal? Sangat!
-
Dua puluh lima menit kemudian kamar itu telah di kosongkan Copter dan hanya menyisakan funiture berat yang tidak mungkin di pindahkan seperti lemari dan spring bed disana. Kemudian menatanya lagi dengan barang-barang Kimmon. Dengan penuh keringat Copter menuju dapur karena merasa pekerjaannya telah selesai. Copter juga mengambil beberapa makanan yang menimbulkan suara berisik hingga ke telinga Kimmon.
"Manusia barbar ini sangat kelaparan rupanya. Apa kau sudah selesai dengan kamar ku?" Teriak Kimmon dari ruang tengah.
"Hm." Jawab tanpa minat Copter dengan mulutnya masih dipenuhi makanan.
Kimmon menghampiri Copter yang masih asik dengan makanannya di meja makan.
"Kalau begitu siapkan dirimu, kita akan berangkat sekarang juga. Cepat! Aku tidak suka terlambat!"
"Tidak bisakah menungguku menyelesaikan snack ini?!"
"Masa bodo! Siapkan dirimu, aku tunggu di mobil lima belas menit lagi!" Ujar Kimmon kemudian melangkahkan kakinya dari hadapan Copter.
"Aissh! Bajingan itu benar-benar!!"
-
Raut kesal Kimmon didapat Copter ketika ia memasuki mobil BMW putih yang terpakir di halaman rumahnya.
"Kenapa kau menatapku begitu? Apa aku terlalu tampan hingga kau merasa tersaingi huh?"
"Tampan bagai pantatku!! Kenapa kau lama sekali hah? Sudah ku bilang aku tidak suka keterlamabatan! Aku bahkan tidak pernah menunggu gadis selama ini!!" Kimmon memutar matanya kemudian setelah berucap dengan oktaf tinggi.
"Hanya molor lima menit dan kau berteriak seperti itu di wajah ku?! Kau benar-benar tidak punya tara krama!!" Copter membalas ucapan Kimmon dengan teriakan pula.
"Hanya? Kau bilang hanya? Kau memang tidak punya kedisiplinan waktu!!" Serang balik dari Kimmon masih dengan nada tingginya.
"Ya sudah!!! Kenapa kau hanya berteriak sekarang? Cepat berangkat jika kau benci keterlambatan, lihat saja toko itu akan tutup jika kau hanya mengomel disini!"
Kimmon menatap Copter mengintimidasi tanpa kata-kata lagi, ia segera melajukan mobilnya menembus angin. Tidak ada percakapan lagi antara keduanya.
Satu jam perjalanan, Kimmon merasa mobilnya benar-benar senyap selama itu. Ia mencuri-curi pandang ke arah Copter yang ternyata tertidur pulas karena keheningan dalam mobil dan ditambah rasa lelah memancing rasa kantuk menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Full House [KimCop Vers.]
FanfictionKontrak rumah sialan dengan aturan tak masuk akal dan sandiwara bodoh yang dibuat aktor bernama Varodom Kheemonta menyeret Copter dalam banyak masalah. Padahal Copter hanya ingin mempertahankan miliknya. 🔘 KimCop Fanfic. 🔘 Romance, Drama. ℹ Area F...