Bagian 5

1.6K 171 10
                                    

Seorang pria jangkun berkemeja biru yang lengannya dilipat hingga siku dengan celana kerja hitam memasuki ruang dapur Cafee tempat Copter bekerja, tubuhnya yang setinggi pintu itu berdiri di ambang pintu yang menghubungkan dapur dengan bagian depan cafee, mata tajamnya seolah sedang mencari seseorang.

"Ekhm." Dehem pria itu cukup membuat Copter dan Pin yang berada di dapur tersentak.

"Aw. Khun Tae, Sawadee krub." Copter menakupkan tangannya yang masih dipenuhi adonan pizza untuk memberi salam pada pemilik Cafee ini, Tae Darvid.

"Oi Phi, lihat tanganmu!-- " lihir Pin memberi kode dengan matanya pada Copter.

"Sawadee krub, khun Tae" lanjut Pin memberi salam dan menghentikan kegiatannya memotong strawberry.

"Sawadee krub semua. Sudah ku bilang padamu, Ter panggil saja aku Phi. Kau tidak usah terlalu formal padaku" balas Tae menyunggingkan senyum menawannya yang meluluhkan hati setiap wanita, dan juga para uke.

"Err-- tapi kamu bos ku, mana mungkin aku memanggil mu Phi."

"Tidak masalah, statusku tidak merubah pertemanan kita. Lalu, dimana si bongsor?" Tae kini merubah topik ke yang lebih penting yang mengganjal hatinya sejak ia mendarat di Chiang Mai.

"Apa maksud mu Ai'Tee?" Copter sedikit terkekeh bagaimana pemilik cafee yang telah memiliki cabang yang tersebar di Thailand ini memanggil Tee dengan sebutan 'bongsor', tapi tidak dapat di pungkiri dari tampang dan cara makan Tee yang menjadikan ia cocok di panggil 'bongsor'.

"Haha. Iya. Di mana Tee?"

"Tee belum kembali sejak jam istirahat, aku pikir dia ketiduran di loker pegawai, karena ia bilang kekenyangan tadi." jawab Copter diakhiri kekehan tawa.

"Haha.. saya pikir juga begitu tuan, biasanya P'Tee akan ketiduran dimana saja setelah jam makan siang." Pin juga ikut menimpali ucapan Copter.

"Hahaha.. dasar TeeTee, baiklah. Su su na, selamat bekerja!" Ujar Tae kemudian meninggalkan kedua pegawainya.

Selang waktu setelah Tae memasuki dapur cafee Tee datang dengan wajah merah sampai ke telinganya, entah itu karena Tee malu kepergok ketiduran oleh Tae atau sedang marah pada suatu hal, atau mungkin saja Tae melakukan hal-hal manis pada Tee? Hanya mereka yang tau.

-

"Phi, aku duluan!" ucap Pin ketika melihat mobil Mazda berwarna putih yang terparkir disamping cafee tempatnya bekerja ketika mereka berjalan bersama di jam pulang kerja.

"Aww.. kau kemana bocah?"

"Itu.. Istriku, Son. Dia datang menjemputku, sepertinya dia minta jatah malam ini." sahut Pin agak lirih.

"Aww.. apa dia yang bernama Son? Terlihat dari keluarga kaya."

"Itu benar phi. Sampai jumpa"

Karena Pin dijemput sang istri. Copter kini naik bus sendiri untuk sampai di rumahnya, ralat! Rumah dengan Kimmon maksudnya.

Rumah yang seharusnya bisa menjadi tempat bersantai dari beban hidupnya kini malah menambah beban hidup Copter, bukan rumahnya sih, tapi pria yang kini duduk bersantai di sofa sambil menaikan kakinya dan bermain tablet itu yang menambah beban Copter.

"Aku pikir kau tidak akan kembali" Kimmon bersuara setelah retinanya menangkan kehadiran Copter yang lewat di sampingnya dan kini tiba-tiba berhenti.

"Ini rumahku, maka aku pasti pulang kesini." Jawab Copter malas sesungguhnya. Kimmon bangkit dari sofa dan berdesus.

"Ssshut~ bisa diralat. Ini rumahku, jika kau lupa aku sudah membelinya!"

Copter ingin sekali menghajar wajah aktor sok tampan itu tanpa peduli akan menjadi kriminal jika saja rumahnya tidak berada ditangannya.

"Ah iya, tanda tangani kontrak itu jika kau masih ingin tinggal disini! Ingat jika selama enam bulan kau tidak mengembalikan uangku maka rumah ini jadi miliku. Jangan khawatir, pengacaraku sudah membuatnya sangat menguntungkan antara kita. Kau boleh membacanya sebelum bertanda tangan." Kimmon menunjuk selembar kertas diatas map biru yang berada di meja tak jauh darinya.

Copter meraihnya kilat dan mulai membaca isi kontrak itu. Alisnya semakin bertaut perbaris yang ia baca dalam kontrak itu.

"Kontrak macam apa ini? Ini hanya menguntungkanmu saja! dan lihat ketentuan nomor tiga 'selama kontrak berlaku, Copter harus menjadi assisten Kimmon dan menuruti permintaanya'?! Apa-apaan?!!" Gerutu Copter setelah membaca isi dari kontrak yang tidak dapat dibilang 'saling menguntungkan'.

"Ya sudah jika tidak mau, kau bisa pergi dari rumah ini malam ini juga!"

Copter menggeram kesal teramat marah. Tangannya berhenti di udara saat akan merobek surat kontrak itu ketika suara husky Kimmon menghentikannya.

"Silakan saja kau robek surat itu, maka aku akan semakin mudah mengusirmu dari rumah ini" smirk itu muncul lagi. Sial, apa salah Copter hingga harus berurusan dengan orang di hadapanya itu.

Sejenak Copter memejamkam mata dan mengatur nafasnya.

"Mana pulpenya?"

"Ambil yang di meja itu"

Setelah membubuhkan tanda tanganya pada selembar kertas yang sangat menyudutkannya.

"Ini. Kau puas?!"

Bug!

Copter memukulkan surat kontrak itu di perut Kimmon dengan keras lalu pergi menuju kamarnya, Copter telah kehabisan kesabaran!

--Tbc

Full House [KimCop Vers.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang