Bagian 4

1.7K 202 11
                                    

Rumah yang tak seberapa megah namun tidak mengikis keindahan yang dimiliki rumah tuan Kerd--ayah Copter, bagi Copter rumah ini tidak bisa ditukarkan dengan segudang uang atau harta berharga lainnya, karena kenangan di dalamnya tidaklah dapat dibeli.

Ya. Kenangan indah yang begitu berharga Copter bersama ibunya yang telah meninggal ketika Copter berusia empat belas tahun, setiap ruangan memiliki memori tersendiri Copter dengan ibunya. Kenapa hanya ibu, karena ayahnya yang gila kerja hanya menyibukan diri pada bisnisnya bahkan sampai tidak pernah memiliki quality time bersama Copter dan Ibunya sampai detik terakhir ibu Copter, dan akhirnya ia menyusul istrinya setelah mengalami kebangkrutan satu tahun lalu setelah Copter menginjak usia dua puluh tahun.

Jadilah Copter hidup sebatangkara dengan memori-memori di rumah itu yang kini diusik ketenangannya oleh pria tampan yang wajahnya sudah terkenal diseluruh Asia, pria yang berhasil menjebak Copter hingga rumahnya dalam ancaman, pria yang ternyata lebih menyebalkan dibanding Khun Max bagi Copter, Kimmon Warodom.

"Kau bilang 'apapun'?" Seringai jahat terukir dibibir seksi Kimmon, senyum yang berbeda dengan senyum yang selalu ia tampilkan di depan kamera, senyum yang membuat Copter bergidik.

"Iya. Apapun. Asalkan jangan jadikan aku budak sex-mu!"

"Yah. Aku baru saja memikirkan hal itu. Tapi tenang saja, aku tidak akan memintamu melakukan hal itu, semua fans ku akan kabur jika mengira idolanya adalah seorang hypersex."

"Baiklah, aku sedikit kasihan padamu. Akan aku buatkan kontrak yang saling menguntungkan antara kita. Untuk sementara aku ijinkan kau tinggal di rumah ku." Lanjut Kimmon, jangan tanya lagi bagaimana keadaan Copter.

Kata 'di rumah ku' yang ditekankan Kimmon membuat Copter harus benar-benar menjaga emosinya. Copter hanya mengiyakan ucapan Kimmon sementara, ia sungguh muak, Copter menghentak kakinya menuju tempatnya bekerja meninggalkan Kimmon yang terseyum kemenangan.

-

"What the hell, Phi?" Umpat Pin mendapati seniornya --Copter yang bersandar di depan freezer dengan sekantong es cube yang diletakan diatas kepalanya.

"Diam kau Pin! Kerjakan saja tugasmu!" Pin hanya seorang trainee disini, mau tidak mau ia harus menuruti ucapan senior sekaligus teman dekatnya di Cafee ini.

"Aku pasti mengerjakannya, Phi. Lalu kau? Apa kau ingin membekukan otak dengan sekantong es itu? Kau bisa stroke mendadak, Phi." Pin terkekeh dengan lelucon dibuatnya sambil melekatkan apron (celemek) pada tubuhnya.

Copter mendesis dan melempar sekantong es itu ke tempat sampah terdekat yang membuat suara lumayan berisik hingga Pin terlonjat kaget.

Pin kini mendekati Copter yang memasang wajah muram yang menggemaskan bagi pria yang berumur dua puluhan sepertinya.

"Tenang phi.. tenang.. selesaikan masalahmu dengan kepala dingin Phi!" Pin menepuk bahu Copter yang tentu lebih tinggi darinya.

"Apa menurutmu sekantong es tadi tidak cukup membuat kepalaku dingin?! Sekalipun kepalaku beku, masalahku tidak juga selesai!!" Geram Copter mengacak rambutnya frustasi.

"Memang apa yang terjadi padamu, jika boleh tau?"

"Rumahku direbut Khun Kheemonta, dia akan mengusirku jika aku tidak mengembalikan uangnya dalam waktu enam bulan"

"WHAT?!! Maksudmu Warodom Kheemonta?? Aktor tampan itu!?"

"Sial. Kau tidak usah berteriak begitu! Dengarkan aku dulu."

"Shiya.. ini menarik~"

Copter berdecak kemudian melanjutkan ceritanya. Setidaknya berbagi cerita dengan trainee yang satu ini sedikit banyak melegakan. Pin sudah bagaikan adik sendiri bagi Copter, mereka saling mengenal sejak satu bulan lalu sejak Pin di terima training disini untuk enam bulan kedepan, namun mereka sangat akrab bagaikan telah mengenal sejak lama.

"WOI. Kalian serius sekali, apa aku ketinggalan?" Ini suara Tee dari pintu kariawan ia baru saja tiba, Tee dan Copter adalah rekan kerja, merekalah Chef di cafee ini.

"Kau ketinggalan banyak P'Tee!"

"Rumah P'Ter akhirnya terjual" lanjut Pin.

"Benar kah? Apa segala pertahanan mu telah runtuh, Ter?" Tee menaikan sebelah alisnya seolah tak percaya, ia meletakan tasnya di loker sambil memperhatikan kedua sosok paling ribut di dapur Cafee ini.

"Benar Tee. Bagaimana ini? Jika dalam enam bulan aku tidak mengembalikan uang pada Khun Kheemonta maka dia akan mengambil rumah ku." Copter menatap Tee memelas berharap kawan seperjuangannya ini memiliki saran yang bagus.

"Khun Kheemonta? Maksudmu Kimmon aktor boys love itu?"

Copter mengangguk hingga rambut bagian depannya terjatuh menghiasi keningnya.

Tee mengerutkan kening, yang benar saja bagaimana bisa Copter berurusan dengan Kimmon seorang aktor yang diklaim sebagai suami maya oleh para penggemarnya.

"Memang berapa banyak uang yang harus kau kembalikan hah?" Tanya Tee penasaran.

"Dua puluh juta Bath." jawab Copter lirih.

"Astaga Phi!"

"Gila!!"

Umpat Tee dan Pin bersamaan membuat wajah Copter semakin kusut.

-Tbc



Sejauh ini gimana reader?
Komen dong? Aku butuh komen kalian sebagai power ku untuk ngetik ini.

Full House [KimCop Vers.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang