Bab 3

29 7 0
                                    

Hari demi hari sudah terlewatkan, masa MPLS ku sudah seleai, Aku lega sekali, hari ini adalah hari dimana Aku sudah memakai seragam putih abu-abu, Aku sangat senang sekali, inilah awal masa putih abu-abuku akan di mulai, Aku mengharapkan yang terbaik selama masa ini dan masa selanjutnya.

Aku menatap cermin yang ada di hadapanku, Aku tersenyum melihat diriku sendiri, Aku berbicara kepada diriku bahwa semua yang ada selama di masa ini akan baik-baik saja, setelah aku meyakinkan diriku sendiri, Aku kelur dari kamarku.

"Pagi Bunda, Ayah, Kak Varo,"

"Pagi sayang, anak Bunda sudah SMA ya, dulu padahal kamu masih kecil banget, nangis minta Bunda temani kamu tidur,"

"Iya ya, Bun dulu juga kalau dia ketiduran di depan televisi, Ayah gendong dia ke kamar, sekarang masih bisa ga ya,"

"yah, kok jadi pada melow melowan gini, kan Adek jadi sedih nih, Kak Varo ga mau ikutan sedih juga?" tanyaku sambil meliriknya yang sedang menikmati sandwichnya.

"Ga, ngapain juga sedih, Bunda sama Ayah lagi lebay aja tuh, Kaka ga mau ikutan lebay,"

Aku hanya mendengus, mendengar jawabannya, terdengar suara motor, Aku tau pasti itu Iris.

Aku pamit kepada Bunda dan Ayah, dan Kak Varo juga biar dapat berkah , tadinya Aku tak ingin pamit dengannya tapi katanya masa dapet berkahnya setengah-setengah.

Aku pergi berangkat sekolah dengan Iris, Iris sangat ceria hari ini, oh iya setelah pembagian kelas, Aku dan Iris sekelas, kami kelas X IPA 1 , Aku senang bisa sekelas dengan Iris kembali.

Kita sampai di gerbang sekolah, Iris memarkirkan motornya lalu kami berjalan menuju kelas kami, hari ini resmi sudah kami menjadi siswi SMA, resmi sudah masa SMA kami di mulai.

Kami duduk d bangku yang tidak jauh dari papan tulis, karena Aku dan Iris sama-sama mengenakan kacamata.

Bel masuk sekolah pun berbunyi, Kami semua berkumpul di lapangan untuk melakukan upacara bendera yang rutin di laksanakan setiap hari senin.

Aku memperhatikan setiap kegiatan upacara hari ini, kepala sekolah memberikan amanah pada kami semua, matahari mulai memancarkan sinarnya dengan berani, membuat upacara yang tadinya hening menjadi gaduh.

Sudah menjadi kebiasaan jika upacara seperti it. 1 jam upacara dilaksanakan, setelah itu kami kembali ke kelas.

"Auris, antar Aku beli minum ya, Aku ga bawa minum, hehe," ucap Iris.

Aku hanya mengangguk dan berjalan di sampingnya, kami masih sedikit kenal dengan teman teman sekelas kami.

Iris membeli aqua botol, sedangkan Aku hanya menunggunya sambil melihat kaka-kakak kelasku atau teman angkatanku yang lewat di depan.

Tak lama Iris datang dengan sebotol aqua

"Ayo," aja Iris.

Ketika Aku ingin melangkah, tali sepatuku lepas.

"Sebentar tali sepatuku lepas,"

Aku berjongkok untuk membenarkan tali sepatuku yang lepas setelah itu berdiri dan berjalan dengan arah mataku yang masih melihat bahwa sepatuku sudah benar.

"brukkk..." nabrak orang lagi, tanyaku pada diriku sendiri.

Aku mengelus jidatku yang terkena sikut seseorang.

"eh maaf saya tidak sengaja,"ucapnya. Aku menoleh kepadanya, jantungku berdebar sangat cepat, bahkan sakit yang ada di keningku seperti hilang.

"Kamu lagi, suka sekali sepertinya nabrak Saya," ucapnya.

"Tidak sengaja, maaf kak," ucapku lalu tertunduk tak berani melihat ia kembali. Iris yang mengetahui keadaanku langsung menggenggam tanganku.

"Maafkan teman saya ya kak, dia memang kebiasaan menabrak orang,"

Ia hanya mengangguk lalu melewati Aku dan Iris.

"udah, tidak apa, keningmu merah tuh,"

Aku mengelus keningku. Sedikit benjol, batinku.

Aku berjalan kembali ke kelas bersama Iris, sesampainya di kelas Aku melanjutkan aktivitasku untuk membaca novel yang baru saja aku beli.

"Haii," Aku berhenti membaca, begitu pula Iris, ia berhenti untuk menonton drama korea.

"Aku Dara, dan ini Tassya,"

"Auris," ucapku sambil tersenyum kepada mereka.

"Iris,"

Dara dan Tassya duduk di depan Aku dan Iris.

Auristela Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang