"tadi guru sejarah nyariin kamu Ris di depan mau di kasih tugas kayaknya, terus karena kamu gaada di depan dia nyuruh aku buat bilang ke kamu, kalau kamu suruh menemui dia di ruang guru," ucap Iris.
Aku berjalan gontai menuju ruang guru, tanpa Aku sadari salah satu tali dari sepatuku lepas.
"bruk..."
"kamu kenapa si suka banget nabrak orang, dan yang kamu tabrak selalu saya? kamu sengaja ? "
Aku hanya terdiam dan menunduk, tidak mau melihatnya, takut, batinku.
Aku melihatnya membereskan buku-buku dan membantunya.
"Ga, ga usah, saya bisa sendiri," jawabnya ketus.
Aku hanya terdiam mendengar jawabannya dan melihatnya membawa buku-buku ke arah ruang guru, Aku mengikuti dari belakang, bukan mengikuti sih kan Aku emang disuruh nemuin bu Sejara, oh iya kenapa Aku manggilnya bu Sejarah karena Aku ga tau namanya siapa, bukan ga tau juga si tapi lupa.
Aku berjalan di belakangnya dan melihat dia berhenti.
"Cukup ngikutin saya,"
"Aku ga ikutin kaka,"
"terus kamu ngapain di sini,"
"disuruh ke ruang guru sama bu Sejarah,"
"Bu Sejarah?"
"itu loh yang berkonde,"
"Owh, hahaha, itu Bu Sri Wahyuni namanya,"
Masya Allah indah banget,batinku. Ya Allah dia ketawa kerena Aku, batinku.
"Owh hehe, Aku gak tau soalnya namanya,"
"Oke oke, maaf ya tadi udah marah marah ke kamu,"
Aku berjalan di sampingnya menuju ruanag guru, Aku berjalan bersamanya omaigattt, batinku.
"eh iya kak gapapa, maaf juga udah sering nabrak kaka, tapi benar deh Aku gak sengaja,"
Dia hanya tersenyum membalas omonganku, ah indah sekali ciptaanmu ini Ya Allah, batinku.
Aku dan dia bersamaan memasuki ruang guru, dia menaruh buku-buku yang tadi ia bawa di atas meja salah seorang guru dan aku menemui bu Sejarah.
"Permisi bu, ibu mencari saya?"
"Ya ibu ingin memberi tugas tambahan kepada kamu, jangan di ulangi lagi kejadian tadi ya, ini kamu rangkum Bab Zaman Praaksara dan kamu buat power point materi Bab ini, minggu depan kamu yang menggantikan saya menjelaskan kepada teman-teman kamu," ucapnya panjang lebar.
Aku menghela nafas panjang, tersenyum kepadanya dan mengiyakan tugas darinya, setelah itu aku menjauhi ruang guru dan kembali ke kelas.
"Maneh di apakan Aur sama bu Sejarah?"
"Ga di apa apain kok cuma disuruh rangkum Bab Zaman Praaksara sama disuruh buat power point juga dar," ucapku kepada Dara.
"Lah kita kok ga disuruh ya Dar?" tanya Tassya kepada Dara.
"Maneh mau Ta? Abdi mah ogah Ta, kan si Auris mah tadi dia disuruh keluar ama bu Sejarah Ta, jadi dapet tugas tambahan,"
"Owh kitu ya, terus itu power pointnya buat apa Ris?" tanya Tassya.
"Di jelasin ke kalian gantiin bu Sejarah,"
"Nanti aku bantu Rain, santai," ucap Iris yang sedang menonton drama korea di handphonenya.
Aku tersenyum menanggapi Iris, semenjak Iris bermalam di rumahku ia jadi memanggilku dengan sebutan Rain, soalnya kata dia kalau manggil Ris berasa manggil dirinya sendiri.
Bel masuk berbunyi, tak lama guru berkacama dengan tubuh kecil dan sudah terlihat tua masuk dengan perlahan.
Ketika pelajaran sedang dimulai aku melihat teman-temanku, mereka kelihatan ngantuk dan bosan, ntah kenapa jika pelajaran Fisika keadaan kelas menjadi seperti ini.
.
6 jam sudah pelajaran hari ini berlalu, bunyi bel pulang terdengar sangat menyenangkan bagi kita semua.
"Mau bareng ga Rain?"
"Ga Ris, aku ada kumpul ekskul musik,"
"Owh oke aku duluan ya,"
"Iriss, Dara ama Tassya duluan yaa,"
"Oke hati hati ya,"
Aku berjalan meninggalkan kelas menuju ke ruang musik.
"Aurisss,"
Aku menengok ke belakang karena ada yang memanggilku, rupanya Kak Andre.
"Mau ke ruang musik kan? Hayu atuh bareng,"
Aku hanya mengangguk, Kak Andre mencoba mencari topik pembicaraan selama kita menuju ke ruang musik.
"Suka musik dari kapan Ris?"
"Sd kak,"
"Genre musiknya apa?"
"Jazz, pop, klasik,"
"Kamu bisa main alat musik apa aja?"
"Gitar, piano dan biola,"
"Waw gilaa si, biola juga bisa? Les apa gimana?"
"Kalau biola sama piano les si, tapi kalau gitar belajar sendiri,"
Ia hanya menjawab dengan membulatkan mulutnya menjadi huruf O
"Kalau kaka alat musik apa yang kaka bisa? Oh iya, permainan gitar kaka bagus,"
"Hehe makasih, aku bisa gitar, piano sama drum,"
Kita sampai di ruang musik, di sana sudah ada beberapa orang yang aku kenal dan tidak aku kenal.
Kami di suruh memainkan alat musik sambil bernyanyi, aku memilih gitar dan menyanyikan lagu banda neira yang berjudul "Sampai Jadi Debu".
Saatnya aku yang memainkan alat musik dan bernyanyi.
Aku memetik gitarku, melakukan intro terlebih dan bernyanyi tanpa memperdulikan sekitarku.Badai Tuan telah berlalu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap pagi menjelang
Kau di sampingku
Ku aman ada bersama mu
Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku di sebelahmu
Aku mengakhiri nyanyianku, mereka bertepuk tangan.
Setelah kami memainkan alat musik dan sambil bernyanyi, kami diperbolehkan pulang.
Aku berjalan keluar dari ruang musik, aku menengok di sebelahku, di koridor sebrang tempat kelas 12, aku melihat dia berjalan, langkah demi langkah kita hampir bersamaan walaupun tidak berdampingan.
.
.Thanks you❤❤
Like&comments-Salam hangat dari penikmat kopi di ujung hari di tengah malam
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela
Ficção AdolescenteBagaikan bintang yang kehilangan bintang lainnya, kamu datang dan mengajaku mengelilingi malam, seperti layaknya bintang, dan kamu mengajaku merajut kisah kita seperti bintang-bintang lainnya, namun kau menghilang dan aku bagaikan bintang yang kehil...