Bab 4

20 8 1
                                    

Aku membuka mataku, sudah ada cahaya matahari yang menyinari, tidak biasanya Aku bangun matahari sudah tinngi seperti ini.

"Bundaaaaa, Rain kesiangann," Aku langsung menuruni tempat yang membuatku semakin malas, segera mengambil handuk dan mandi ala koboi.

Setelah kurasa semua sudah siap, aku segera turun ke bawah.

"Bunda kenapa ga bangunin Rain?"

"Tadi udah Bunda bangunin kata Rain, Rain ga mau sekolah,"

"ishh, yaudah ya Rain berangkat dulu, dah Bundah, Assalamualaikum,"

Aku memutuskan menggunakan ojek online, karena jika jalan kaki pasti akan lama.

5 menit aku sudah sampai di depan gerbang sekolah, benar kan gerbang sudah di tutup, batinku.

"Pak satpamm, bukain dong Rain ga sengaja telat nih,"

Pak satpam menghampiriku.

"tumben mba telat,"

"ya makanya pak, bukain ya,"

Aku masih merayunya

"ayoolah pak,"

"saya bukain lewat pintu belakang aja ya mba?"

Aku menuju pintu belakang, lalu segera berlari ke kelas sambil melihat keadaan.

Aku membuka pintu kelas yang tertutup, ketika Aku membuka pintu, semua terdiam.

"anjir lah maneh ris, aing kira bu yeni siah,"

"yeuh maneh bur, kan maneh sendiri yang bilang Bu Yeni teu ngajar hari ini,"

Aku hanya tersenyum dan berjalan menuju tempat dudukku

"tumben ris telat," ucap Dara.

"kesiangan, semalam begadang namatin novel,"

"kebiasaan banget kamu ris," ucap Iris.

Sudah hampir 4 bulan Aku sekolah disini, aku mempunyai 4 teman terdekatku., Iris, Dara dan Tassya.

Aku juga sudah akrab dengan bebrapa kaka kelas yang satu ekskul denganku, 1 bulan yang akan datang sekolahku akan mengadakan pentas seni, salan satu penampilannya dariku, aku harus rajin latihan agar saat pensi aku tidak malu-maluin.

"Ris? Gimana atuh kabar kaka kelas cakep yang sering kamu tabrak?" uacap Tassya yang membalikan badannya menjadi menghadao kepadaku, begitu juga dengan Iris dan Dara.

"ga tau,"

"maneh naksir ya Ris?" saat ini Dara yang menanyaiku, Aku terdiam sejenak, ntahlah perasaan apa yang aku rasakan saat ini, aku tidak mengenalinya, tidak tau dia kelas 12 apa, bahkan tentangnya saja aku tak tau, jadi dinamakan apa perasaan ini,suka? Atau kagum?, batinku.

"ga tau Dar,"

Aku menoleh kepada Iris.

"ga, Aku ga mau nanya, takut amat aku tanya,"

Aku hanya ,menyengir membalas omongannya.

Bagiku jam kosong sangat menyebalkan, kelas menjadi berisik, banyak yang berlarian, dan ada juga yang bermain game online sambil teriak-teriak jika sedang menyerang.

Aku memutuskan pergi ke perpustakaan, pagi seperti ini perpus pasti sepi, batinku. Aku bertanya kepada Iris mau ikut ke perpus atau tidak, Iris mengangguk, aku rasa ia butuh ketenangan sepertiku.

Aku berjalan beriiringan bersama Iris, mlepas sepatu ketika sudah sampai di depan perpus, tidak cukup ramai disini, bahkan hanya beberapa orang, di jam kosong seperti ini, kebanyakan lebih memilih untuk pergi ke kantin.

Auristela Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang