Bab 10

10 3 0
                                    

Tempat lesku cukup jauh dari rumah, dan jika tidak ada yang antar biasanya aku naik angkutan umum atau memesan ojek online.

Setelah Iris menuruni aku di tempat les, Iris melajukan motornya sedikit kencang. Emang Iris tuh kalau naik motor udah kayak dikejar setan dah.

Aku memasuki ruangan les, sudah ada beberapa temanku yang sedang berbincang, ada Rara, Rindi, Daren, dan Brian.

"Noh dateng anaknye," ucap Daren langsung menunjuk ke arahku.

"Kenapa Dar?"

"Kompetisi musik Ris, tapi masih kita omongin sama Kak Arsyi sama Kak Defon,"

Aku membulatkan mulutku sehingga membentuk huruf O, aku masuk di tempat les musik ini belum lama, sekitar 2 bulan, jadi belum pernah mengikuti kompetisi musik, untung juga teman-teman musik aku anak anaknya friendly semua.

Tak lama kami berbincang-bincang tentang kompetisi ini, Kak Arsyi dan Kak Defon datang, mereka adalah pengajar les musik kami, walaupun yang diajar dengan mereka hanya beberapa bahkan 10 aja ga ada, mereka tetap semangat melatih kami, makanya di tempat les kami, rajin-rajin les, kasian Kak Defon dan Kak Arsyi mereka meluangkan waktu yang super sibuknya demi melatih kita.

"Lagi ngobrolin apa si, asik banget kayaknya," tanya Kak Arsyi.

"Kompetisi musik kak, sebandung," jawab Daren.

"Coba sini kaka liat," Kak Arsyi melihat brosur kompetisi musik, membacanya sambil membulatkan mulutnya membentuk huruf O.

"Gini ya adek-adek emesh yang kaka sayangi, les yang kaka diriin sama Kak Defon itu kan masih baru banget, baru 2 bulan kan, sedangkan ini kaka yakin, yang mengikuti ini itu udah lebih-lebih dari kita," ucap Kak Arsyi.

"Apa ga ada salahnya kak? Kalau kita coba dulu," ucap Rara yang dari tadi hanya bisa diam.

"Iya kak, ga ada salahnya kan, gimana kita bisa tau kemampuan kita kalau belum dicoba?" Timpal Brian.

"Ar, kita coba dulu ya, jangan pesimis," ucap Kak Defon yang meyakinkan Kak Arsyi.

"Oke, kita coba tapi kita seringin lagi latihan kita ya," ucap Kak Arsyi.

"Yess," kami mengucapkan bersama, sambil bertos.

"Atur aja kak, kita pasti usahain, kita tergantung kaka, kan yang sibuk Kak Arsyi sama Kak Defon," ucap Brian.

"Nanti kaka kabarin lagi di grup ya," ucap Kak Arsyi.

Latihan pun dimulai, urusan kompetisi sudah menjadi urusan Kak Arsyi dan Kak Defon, mereka yang akan mendaftarkan kami.

Hampir 3 jam kita berlatih, menampilkan bakat-bakat yang kita miliki dalam seni musik, agar bisa saling melengkapi.

"Oke udah dulu ya latihan hari ini, sudah ada kenaikan dalam berlatih bareng bareng gini, jadi gak kayak waktu itu, mainnya kayak berlomba lomba nampilin yang terbaik, haha," ucap Kak Defon.

Pertama kali kita berlatih musik memang seperti berlomba-lomba, egois dalam menampilkan bakat, namun Kak Defon dan Kak Arsyi memberi tahu, agar kita bisa kompak dan saling melengkapi satu sama lain, jadi melodi yang kita mainkan enak didengar oleh penikmat musik.

"Kita akhiri dulu ya untuk hari ini, hati hati di jalan," ucap Kak Arsyi.

"Oke kak, Assalamualaikum,"

Kami meninggalkan ruang latihan.

"Ris mau bareng teu?" ucap Brian.

"Ga usah, gua mau naik angkutan umum, mau ke toko buku dulu,"

Auristela Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang