Woojin's Secret

959 177 36
                                    

Aku kembali~

Sudah siap dengan apa saja yang akan terjadi di antara Minho dan (y/n)? 😂


Happy reading!^^



~°~°~



Langit mendung ketika aku sampai di kampus eonni untuk menghadiri acara wisuda yang diselenggarakan dengan mewah meski tempatnya di kampus. Aku yang mengenakan dress brokat hijau tosca selutut dengan wedges cokelat yang tak begitu tinggi dibantu Minho untuk turun dari mobil. Aku terus menatap gumpalan awan hitam yang bergelung di atas sana. Tampak indah tapi juga menyeramkan sekaligus.

"Kajja!" Ajakan Minho membuatku mengalihkan perhatian padanya. Ia merapihkan kemeja biru tuanya meski sedikit kesulitan karena jas hitam yang ia sampirkan di lengannya. Aku berinisiatif mengambil jas itu lalu membantunya mengenakan jas tersebut. "Gomawo."

Aku membalas senyumannya dengan senyuman tipis. Aku kemudian meraih uluran tangan Minho, lalu berjalan beriringan menuju aula.

"Sudah rapih belum?" tanyaku dengan senyuman lebar. Minho spontan menoleh. Ia tersenyum lalu membenarkan beberapa anak rambut yang berantakan.

"Sudah. Kekasihku hampir sempurna," ujarnya yang lantas membuatku terkekeh geli, begitu pun dengan dirinya.

Bunga-bunga yang dirangkai sebagai pilar-pilar menjadi penunjuk jalan bagi kami untuk sampai ke aula. Suasana sudah sangat ramai, kami ketinggalan beberapa acara resmi. Banyak orang-orang dengan toga berkumpul menjadi satu di beberapa tempat dan mengambil potret bersama. Sebagian lagi ada yang hanya berbincang di kursi-kursi yang tersebar di aula. Beberapa juga berkumpul bersama keluarganya.

Seperti eonni ... meski appa tidak bisa datang karena pekerjaannya di London dan eomma masih dalam perjalanan dari bandara—aku juga baru saja tiba dengan Minho—tapi ia berkumpul bersama keluarga Chan di sudut ruangan. Mereka tampak sangat akrab.

"Ohh!" Aku menghentikan langkahku ketika mendapati sosok Woojin duduk sendirian di tengah-tengah ruangan. Ia tak bergabung dengan Chan dan eonni, tak juga bergabung dengan Changbin yang sibuk menyombongkan diri di depan teman-temannya.

Minho ikut menghentikan langkah. Ia menoleh dan bertanya, "Ada apa?"

"Kenapa Woojin Oppa sendirian?" tanyaku lalu menunjuk ke arah di mana Woojin duduk dan memainkan ponselnya. "Apa keluarganya tidak datang? Atau teman-teman dekatnya?"

"Dia sudah tidak punya keluarga." Jawaban dari Minho membuatku spontan menoleh, menatapnya yang serius ketika memperhatikan Woojin. "Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Eonni-nya dibawa kakak iparnya ke Jepang dan kurang komunikasi dengannya. Ia sendirian. Ia bahkan agak menarik diri dari kami. Coba saja perhatikan. Ia tak mencoba mendekati Aera dan juga Chan, juga tak mengikuti Changbin. Sementara denganku, kami tak terlalu dekat sejak awal. Apalagi sejak aku pindah kampus."

Ya ampun ....

Dia selalu tersenyum hangat dan kadang ikut bercanda denganku dan juga eonni ketika ia main ke rumah. Kupikir dia tidak punya masalah yang rumit. Dia pasti sangat kesepian.

"Oppa ... boleh aku menghampirinya? Aku akan mengajaknya bergabung dengan Eonni dan Chan Oppa juga, lalu menyeret Changbin Oppa untuk ikut berkumpul," ujarku.

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang