He's a Weirdo, and I love Him

1K 191 35
                                    

Yuhu~

Aku kembali dengan cepat. Untuk lebih cepat lagi, komen yang banyak jangan lupa guys wkwkwk


Happy reading!^^



~°~°~



"Nomor yang Anda tuju tidak menjawab panggilan. Silakan tekan satu untuk meninggalkan-"

Pip-


Aku mendengus keras dan memutar bola mataku ketika percobaan kelima untuk menelepon Minho tak kunjung mendapatkan hasil. Sungguh, pesanku belum dibalas sejak tiga jam terakhir dan tidak ada satu pun teleponku yang diangkatnya.

Dia itu ke mana?

Bukankah sedang libur?

Kenapa dia mengabaikanku?!

Aku menghela napas lalu melempar ponselku sembarangan ke atas ranjang. Aku memeluk boneka pemberian Minho lalu berguling bersamanya di atas ranjang guna menetralkan pikiranku yang kusut.

Masalahnya ini malam Minggu. Aku kan sudah punya kekasih, harusnya tidak merasa kesepian. Tapi nyatanya aku malah sendirian di rumah. Eonni pergi ke rumah Woojin Oppa untuk menemaninya mengurus ponakan, Seungmin jalan-jalan ke Busan dan akan bermalam di sana bersama keluarganya —yang sebenarnya sudah mengajakku tapi kutolak karena kupikir Minho akan mengajakku pergi, dan Changbin katanya mengikuti kencan buta. Sangat tidak penting. Tahu begitu kubujuk saja Changbin agar tidak mengikuti kencan buta dan pergi bersamaku malam ini.

Aku kembali menghela napas lalu mencoba memejamkan mataku. Tapi, mataku kembali terbuka ketika sesuatu yang gila melintas di kepalaku.



Kenapa aku tidak mendatangi rumahnya saja untuk memeriksanya?


Bukan sebuah masalah kan? Toh, dia juga selalu mengunjungi rumahku. Lagipula semalam juga dia begadang untuk mengerjakan tugas yang harus dikirim melalui email pukul enam pagi —tadinya aku mau menemani Minho melalui telepon tapi tertidur karena ia tidak mengatakan apa pun. Mungkin saja ia sekarang tidur dan belum makan. Atau, bisa saja ia sakit karena akhir-akhir ini kegiatan di BEM juga ketat.

Ahh, soal masalah ia yang menjadi wakil ketua BEM dan menjadi terkenal di kampus karenanya, aku punya cerita mengenai kejadian lucu di kampus.


Jadi, sampai tiga hari yang lalu tidak ada yang tahu tentang statusku dengan Minho meski sudah berjalan satu bulan. Kami memang tidak pernah menghabiskan waktu bersama di kampus, juga tidak pernah mengekspos kegiatan kencan kami di media sosial. Jadi, ya, cukup tertutup. Aku malah digosipi sebagai belahan jiwanya Seungmin karena ke mana-mana selalu bersama lelaki manis nan menyebalkan itu. Untungnya sih baik diriku maupun Seungmin sama-sama tidak terganggu dan sudah biasa mendengar hal seperti itu sejak sekolah menengah pertama. Jadi ya kami diam saja.

Singkat cerita, selepas rapat BEM Minho memintaku menemuinya di taman dekat aula. Tempat di mana waktu itu aku menunggunya untuk proses pemilihan. Minho yang rupanya sudah sampai lebih awal di sana dihampiri oleh seorang wanita —satu angkatan denganku meski aku tidak tahu siapa namanya dan dari jurusan mana karena aku hanya pernah melihatnya saat ospek fakultas.

Wanita itu —sebut saja Mawar— mengambil tempat duduk di samping Minho, sedikit rapat dengan Minho meski ia sudah memberi jarak. Aku yang sebenarnya sudah tiba di sana sengaja tidak langsung menghampiri dan mencaritahu apa yang akan Mawar lakukan.

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang