Something that I Can't Understand

1.1K 199 53
                                    

Mana penggemar baku hantam? 🔥🔥🔥


Happy reading!^^



~°~°~



Bugh!


"Tutup mulutmu!"

"Changbin Oppa!" Aku segera berlari ke arah mereka dan menarik tangan Changbin. Namun, ia malah kembali memegangi ujung jaket Minho.

Minho kembali menatap Changbin. Pipinya memar tapi ia tak terlihat kesakitan. "Kenapa aku harus menutup mulutku kalau aku benar?"

"Benar? Kau pikir kau benar?!" pekik Changbin. Ia kembali melayangkan pukulan pada Minho. Sudut bibirnya robek, tetapi ia masih diam ketika Changbin menarik ujung jaketnya lebih kencang. "Kau tidak pantas menikah dengannya. Kau bahkan tidak tahu seberapa banyak luka yang ia terima karenamu. Kau tidak tahu apa saja yang terjadi padanya selama dua tahun ke belakang!"

Minho tersenyum. Ia melirik ke arahku. "Dia juga tidak tahu seberapa dalam lukaku."

"Brengsek! Kau mau menikahinya untuk membalaskan dendam?!" sentak Changbin. Kepalan tangannya segera mendarat lagi di pipi Minho. Kali ini membuatnya tersungkur di lantai.

"Oppa cukup! Kau sudah keterlaluan! Kau tidak perlu melakukan ini!"

Aku berdiri di tengah-tengah mereka. Mencegah Changbin untuk menarik Minho bangun dan kembali menghajarnya.

"Minggir (y/n), ini urusan pria. Aku sudah terlalu lama menahan diri. Biarkan aku menghabisinya," ucap Changbin dengan napas terengah.

Aku menatapnya dengan tatapan keberatan. "Oppa, hentikan saja. Jangan habiskan tenagamu di sini dengan sia-sia."

Minho tiba-tiba terbatuk. Aku menoleh ke arahnya. Ia duduk dengan tangan kirinya sebagai penopang sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk menyeka darah di sudut bibirnya. "Kau ingin tahu kenapa aku akan menikahi (y/n)?" Ia menatap Changbin dengan tatapan serius. "Aku adalah orang yang akan dijodohkan dengannya. Aku yakin kau sudah tahu. Ohh ya, ngomong-ngomong bukankah kau yang menyuruhnya menerima tawaran itu?"

Mataku membulat. Jantungku langsung bereaksi karena pertanyaan terakhirnya. Kenapa dia bisa tahu soal itu?

Aku menatapnya dengan tatapan tak percaya. Tapi, Minho membalasku dengan tatapan yang sama dengan yang ia berikan ketika makan malam waktu itu. Membuatku tiba-tiba merasa jatuh.

Changbin langsung menoleh padaku sehingga aku menatapnya. Ia memberiku tatapan mengintimidasi, memintaku mengklarifikasi. Tapi, lidahku kelu. Aku sama sekali tak bisa mengatakan apa pun.

"Katakan padaku," ucap Changbin dingin. "Apa keparat itu benar?"

Aku terdiam untuk beberapa saat. Sesuatu seperti mengganjal dalam tenggorokanku. Aku tak bisa bicara, juga tak bisa diam saja. Aku tak tahu mesti melakukan apa sampai akhirnya aku mengangguk pelan dan menggumamkan kata maaf.

Changbin menghela napas berat, tertawa sinis. "Pantas saja kau tidak mau memberi tahu siapa orangnya. Pantas saja kau bilang dia tampan. Rupanya bedebah ini." Dan tanpa mengatakan apa pun lagi, Changbin keluar dari café.

Aku menghela napas berat. Merasa bahwa semuanya akan menjadi lebih rumit sekarang. Masalahnya bukan hanya aku harus menyingkirkan rasa benciku pada Minho, tapi aku juga harus meyakinkan Changbin.

"Uhuk! Uhuk! Ahh sial, pukulannya lebih keras dari yang kuduga."

Aku langsung berbalik ketika Minho bersuara. Ia berdiri, lengan jaketnya ia gunakan untuk menyeka darah di sudut bibirnya. Aku ingin protes, tapi ini bukan saat yang tepat. Jadi, aku menariknya keluar dari café, keluar dari tontonan orang-orang kemudian menuju mobilnya.

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang