Right Decision

1.1K 191 46
                                    

I'm back❤️


Happy reading!^^



~°~°~



Aku kabur.




Tidak, aku tidak kabur yang sesungguhnya. Aku hanya pergi tanpa bilang-bilang untuk mencari udara segar, dan mungkin menenangkan diri. Kepalaku pusing bukan main.

Aku menghela napas, berusaha menyingkirkan seprai yang kuikat ke pagar balkon untuk membantuku turun dari lantai dua. Namanya juga kabur, kan?

Kalau aku lewat pintu depan, aku bisa mati. Pertama ada banyak orang di rumahku hari ini. Kedua besok hari pernikahanku. Ketiga, ya jelas aku takkan boleh keluar malam-malam begini sedangkan aku amat sangat perlu refreshing.

Aku insomnia. Terlalu banyan beban pikiran yang menyerangku malam ini dan aku tidak punya siapa-siapa untuk mendengarkanku.

Aera Eonni pergi dengan Bang Chan untuk membeli keperluan yang masih kurang. Seungmin harus menyelesaikan pekerjaannya hari ini supaya besok bisa menemaniku—acara pernikahannya dilaksanakan malam hari. Dan Changbin ... aku belum bicara lagi dengannya sejak hari itu, tiga minggu yang lalu.

Ini bukan berarti hubungan kami selesai atau memburuk, hanya saja kami canggung satu sama lain. Kami saling menghindar ketika bertemu, juga tak berbicara lewat telepon.

Aku tidak berani menyelesaikan perihal kesalahanku pada Changbin kalau dia tidak memulai. Aku takut semuanya justru semakin parah. Kalau bukan dia, siapa lagi yang akan menemaniku selain Seungmin?


Aku menghela napas kemudian mendongak. Langit tampaknya mendung. Tak ada bintang yang biasanya berkelap-kelip menghias langit malam. Tak ada bulan yang biasanya terang benderang di sana. Hanya ada kegelapan, dan itu memengaruhi perasaanku.

"Ohh sial ..., bagaimana bisa aku berdiri di pelaminan dengan semua pikiran ini?" keluhku. Aku lagi-lagi menghela napas. Ada beragam pemikiran bersemayam di kepalaku dan menimbulkan perasaan rumit dalam hatiku. Rasanya aku ingin lenyap saja.

Aku memberhentikan taksi yang melintas di depanku kemudian pergi ke restoran China. Aku memesan beberapa menu makanan, sengaja berniat makan sepuasnya sebelum acara besok. Lagi pula, makan memang selalu membantu mengenyahkan perasaan seperti ini.

"Hya ... kau mau gaun pengantinmu tidak muat besok?"

"Uhuk! Uhuk!" Aku tersedak ketika tiba-tiba seseorang bicara padaku. Aku langsung mendongak. Mataku membulat ketika melihat Lee Minho tiba-tiba berada di depan mataku.

Kenapa dia bisa berada di sini?!

Apa dia kabur juga?

Ia mengerjap pelan. "Ada apa dengan tatapan itu?" tanyanya kemudian duduk di depanku.

Aku langsung memalingkan wajahku dan menelan makananku dengan benar. "Aniyo."

Aku memberanikan diri untuk melirik ke arahnya. Sial, dia sedang menatapku sehingga aku kembali memalingkan wajah.

Ya ampun ... bukankah ini memalukan?

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang