Bonus Chapter-Graduation (ft. Eric)

1K 109 11
                                    

Bonus chapter ❤️


Happy reading!^^



~°~°~



"ERICCCCC!!!"

Aku merentangkan tangan kemudian berlari ke arah Eric yang keluar dari bandara dengan ransel besar di punggung. Namun langkahku terhenti ketika Eric yang juga merentangkan tangan melewatiku begitu saja. Ia malah menghampiri Seungmin dan memeluknya.

"What's up bro!" ucapnya.

Seungmin tak begitu mengenal Eric. Hanya beberapa kali melihatnya ketika video call denganku. Namun karena sadar kalau Eric menjahiliku, ia dengan senang hati ikut dalam sandiwara. "Yo, what's up!"

Aku mendelik kemudian melipat kedua tanganku di depan dada. Aku langsung berbalik dan menghampiri dua sahabat menyebalkanku yang saling merangkul itu.

"Sudah? Puas?" tanyaku jengkel.

Eric mengedikkan bahu. "Belum sih, tapi ya sudahlah ya. Di mana Hyung dan Jason?"

"Minho sedang perjalanan bisnis ke Daegu, nanti malam pulang. Jason pergi dengan orang tua Minho," balasku kemudian memisahkan mereka berdua. Aku menyalip di tengah-tengah mereka kemudian merangkul keduanya.

"Istri Daepyeonim sedang berbahagia. Ayo kutraktir," ajakku.

"Hyung yang dapat promosi kau yang sombong," oceh Eric.

"Firasatku mengatakan kalau dia ada maunya," timpal Seungmin.

Aku tersenyum lebar dan menatap mereka bergantian. "Tentu! Aku butuh gaun dan make up baru untuk wisuda besok!"

"Tuh, kan!" seru mereka bersamaan sementara aku terkekeh geli.


***


Aku mebawa mereka ke butik setelah makan. Aku tidak sejahat itu kok mengajak Eric berkeliling setelah penerbangan panjang. Aku sudah memesan sebelumnya. Jadi, ketika ke butik aku hanya tinggal mengambil barangnya saja.

Kami segera pulang setelah itu. Eric berlarian dari pintu apartemen ke ruang tengah. Begitu menemukan sofa, ia langsung menjatuhkan diri di sana tanpa peduli pada ransel yang masih bertengger di punggungnya.

"Ish, ish, ish," decakku.

"Mau disimpan di mana?"

Sontak aku menoleh pada Seungmin. Aku menunjuk pintu kamar sambil tersenyum lebar. Seungmin yang baik hati langsung membawakan barang bawaanku ke dalam kamar.

Aku pergi ke dapur. Sebagai tuan rumah yang baik, aku menyediakan banyak camilan dan minuman.

"Kenapa di sini panas sekali?" keluh Eric. Ia mengubah posisinya yang tengkurap menjadi menyamping menghadapku.

Aku langsung bersedekap. "Bagaimana tidak panas kalau ranselmu masih menempel di punggung?"

Dengan enggan Eric duduk. Ia melepas ranselnya dan menaruh benda itu di bawah.



Ting Tong


Aku segera beranjak untuk membuka pintu. Begitu terbuka, seorang wanita dengan rambut merah sebahu tampak. Sebuah bando putih menghiasi kepalanya. Ia mengenakan gaun merah muda selutut. Senyuman lebar terlukis di wajahnya.

Cruel Destiny [Stray Kids Imagine Project]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang