09.Mencoba

43.6K 2.3K 26
                                    

Hai-hai aku kembali lagi. Maaf ya aku udah lama nggak update, buat kalian yang nungguin cerita ini aku minta maaf sebesar-besarnya.
Sesuai janji kalau aku udah bisa ngetik lagi aku bakalan update. Yuk langsung baca aja

Cobalah untuk memulai karena usaha tak akan pernah berakhir sia-sia jika dilakukan dengan hatimu yang tulus
-Author-

Happy Reading.....

Setelah kepergian Rani Shasa masih berkutat dengan pikirannya. Ia bingung apakah ia harus menerima saran Rani atau tidak.

Apa yang harus kulakukan? Apa harus aku menerima saran Rani? Apakah aku bisa melakukan hal itu tanpa melibatkan hatiku? Batin Shasa. Selama 30 menit Shasa masih dengan pikiran yang sama. Keputusan apa yang harus dia ambil? Apakah menerima saran Rani atau tetap dengan pendiriannya?.

Setelah berpikir dengan baik, Shasa mengambil keputusan bahwa ia harus mencoba. Mencoba memulai semuanya dengan benar. Ia harus melakukan saran Rani, tapi ia akan membekukan hatinya agar tak ada perasaan yang akan timbul nantinya.

******

Terlihat Arkan duduk dikursi kebesarannya. Lelah. Itulah yang ia rasakan saat ini. Meeting tadi begitu menguras energinya. Ia merasa sangat lelah hari ini.

Saat ini entah kenapa bayangan kebersamaannya dengan Karla terlintas dalam pikirannya. Ia merindukan gadis itu. Ia merindukan kekasihnya. Arkan menyandarkan punggungnya disandaran kursi. Ia memejamkan matanya.

Tok...tok...tok..

Terdengar suara pintu ruangannya diketuk. Arkan menegakkan tubuhnya lalu mempersilahkan orang tersebut masuk.

" Sir, meeting akan segera dimulai. Para klien telah menunggu diruang meeting " ucap Radit
Arkan melirik jam yang melingkar ditangannya. 10:15. Arkan berdiri dari duduknya lalu berjalan keluar dari ruangannya. Radit segera menyusul sang boss.

Arkan berjalan kearah ruang meeting. Entah kenapa bayangan wajah Shasa terlintas dibenaknya. Ada apa dengannya? Mengapa gadis itu terbayang dibenaknya?

Arkan menghentikan langkahnya. Dia berbalik " Radit apa meeting kali ini sangat penting?" tanya Arkan pada Radit.

" Tidak sir, hanya pertemuan untuk membahas perjanjian yang telah disetujui oleh Anda dan para klien lainnya " Jawab Radit dengan nada formalnya.

" Jadi aku bisa saja tidak hadir. Kau urus meeting ini aku ada urusan penting diluar. Kuserahkan meeting ini untuk kau tangani " Arkan berjalan meninggalkan ruangan meeting itu.

Radit menatap punggung Arkan dengan raut bingung. Urusan apa yang begitu penting sehingga tuan tidak menghadiri meeting? Sudahlah orang kaya memang seperti itu. Tanpa mau repot-repot terus memikirkan hal itu, Radit berbalik lalu berjalan memasuki ruangan meeting.
__________________________

Terlihat Shasa sedang asik berkutat didapur. Ia ingin memasak untuk makan malam nanti. Marry juga terlihat sedang sibuk membantunya.

" Marry, apa tuanmu itu akan makan dirumah malam ini? " Shasa merasa tidak yakin dengan apa yang sedang ia lakukan sekarang.

" Aku tidak tau no-eh Shasa " Ucap Marry yang sibuk mencuci sayuran

" Apa dia biasanya sering makan dirumah? " Shasa hanya ingin menyakinkan dirinya bahwa yang ia lakukan sekarang tidak sia-sia

" Tuan jarang makan dirumah, Shasa " Marry memberikan sayuran pada Shasa untuk dipotong

" Aku harap malam ini ia makan dirumah " Shasa takut jika yang ia lakukan percuma. Percuma karena apabila Arkan tak pulang maka percuma ia memasak sebanyak sekarang ini

Pengantin Sementara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang