Cinta boleh, bego jangan
-Author-Berjalan kesana kemari, Shasa memantau sudah berapa persen persiapan pernikahan yang selesai. Ia mengarahkan beberapa pegawainya untuk teliti.
"Istirahat dulu Sha!"
Shasa berjalan kearah Rani yang membawa dua gelas kopi susu. Ia mendudukkan dirinya pada salah satu kursi yang tersedia.
"Capek gue."
"Ya makanya istirahat dulu." Rani menyerahkan salah satu gelas kopi pada Shasa. "Semangat banget sih hari ini."
"Lagi mumet gue." ucap Shasa seraya meminum kopinya.
"Lah mumet kok malah semangat gitu kerjanya?" Rani menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Sebagai pengalihan aja sih."
"Kali ini masalahnya apalagi?" tanya Rani, ia mengamati perubahan raut wajah sahabatnya ini.
"Jantung gue." jawab Shasa. Ia menghembuskan napas pelan.
"Berdetak nggak karuan lagi?" Shasa mengangguk sebagai jawaban.
Rani menatap prihatin pada sahabatnya ini. Dia nggak tolol sih untuk tau arti dari kondisi Shasa saat ini. Cuman ya gitu si pemilik jantung aja yang ngeyel tiap dibilangin soal kondisinya.
"Trus gimana?" Shasa menatap memelas kearah Rani.
"Ya nggak gimana-gimana Sha." ucap Rani santai seraya menyeruput kopinya.
"Dia juga ngapain main peluk-peluk aja semalem."
"Wajar dong dia kan suami Lo. Nggak ada larangan seorang suami buat meluk istrinya. Lo aja yang berlebihan."
"Ya tapikan gue belum siap."
Rani menoyor kepala Shasa. Ia gemas dengan sahabatnya ini. " Ya kan dianya tidur Sha. Nggak sadar loh itu meluknya."
Shasa mengalihkan pembicaraan mengenai hal yang tak wajar—menurutnya— ke hal yang lebih berfaedah.
"Mbak ada yang nyariin diluar." ucap salah satu pegawai Shasa yang baru memasuki gedung.
"Siapa?"
"Katanya suami mbak."
Shasa melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Baru jam tiga sore, dan belum saatnya dia pulang. Dengan perasaan heran ia berjalan keluar gedung.
"Ada apa?" tanya Shasa begitu ia berdiri dihadapan Arkan.
"Saya belum makan siang."
Shasa mengernyit bingung. Arkan belum makan siang trus kenapa kemari. "Trus kenapa kesini? Seharusnya kamu cari warung atau restoran."
"Iya tapi sama kamu." ucap Arkan tersenyum.
"Aku udah makan sama anggota aku tadi." kata Shasa saat mengerti kemana arah pembicaraan Arkan.
"Oh yasudah kamu tetap ikut temani saya makan."
"Kan aku udah makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sementara (END)
RomansaKenapa harus aku yang kau pilih menjadi penggantinya Gimana rasanya ketika kita menikah dengan orang yang tidak dikenal dan menjalani sandiwara sebagai pasangan yang berbahagia didepan umum, yap itulah yang dirasakan oleh gadis berusia 25 tahun bern...