22. Sebuah Rasa

37.1K 1.9K 13
                                    

Rasa takut itu muncul ketika ada getaran aneh dihati
Takut jika getaran kecil itu menyakitkan untuk diteruskan
-Unknown-

Happy Reading🤗🤗

Shasa melangkahkan kakinya menuju dapur saat ia sampai dirumah. Hari ini begitu melelahkan tapi ada rasa bahagia juga yang ikut serta dalam hatinya. Ia berhenti didepan kulkas lalu mengambil sebotol air minum dan meneguk isinya.

"Sepertinya tidak ada kejadian aneh saat kalian berdua diluar." Sarah menghampiri Shasa lalu bersandar di pinggir meja pantry.

"Memangnya harus ada kejadian aneh?" Masih memegang botol air mineral Shasa melangkah kearah Sarah dan ikut bersandar disamping Sarah.

"Tidak. Oh iya dimana Arkan?" Shasa mengedikkan dagu kearah ruang kerja Arkan sebagai jawaban dari pertanyaan Sarah.

"Oke. Kalau begitu gantian kau yang menjaga Bibi ya? Aku harus pergi keluar sore ini." Sarah melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Kemana?" Shasa menaruh botol mineralnya dimeja seraya mengikuti langkah Sarah yang beranjak dari dapur.

"Aku ingin bertemu teman lama." Shasa hanya menganggukkan kepala ketika mendengar jawaban Sarah.

Shasa melangkah ke kamarnya terlebih dahulu sebelum ke kamar mertuanya. Dia ingin membersihkan diri dulu.

Begitu selesai dengan urusannya Arkan keluar dari ruang kerjanya. Ia rasa perlu membersihkan diri. Sebelum meraih gagang pintu, Arkan melihat Sarah melewatinya dengan pakaian rapi.

"Kau mau kemana?" Sarah menghentikan langkahnya ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan Arkan.

"Menemui teman lama." Sarah kembali melanjutkan langkahnya setelah menjawab.

Arkan juga kembali melanjutkan kegiatan membuka pintu. Dan sekarang tubuhnya mematung diambang pintu. Oke ini bukan yang ia harapkan. Ia ingin melangkah pergi tapi kakinya seakan terpaku ditempat. Setelah sekian menit mematung ditempat sebuah teriakan membuat Arkan tersadar dari lamunannya.

Bukannya melangkah keluar Arkan malah melangkah kedalam kamar lalu menutup pintu. Ia bergerak salah tingkah menuju kamar mandi lalu menutup pintunya. Oke dia butuh air dingin saat ini.

Shasa menatap horor kearah pintu kamar mandi tempat yang dimasuki Arkan tadi. Ia mengatur napasnya perlahan. Sekarang pipinya sudah berwarna semerah tomat. Ia pikir Arkan tidak akan masuk ke kamar karena tadi Arkan sibuk di ruang kerjanya. Oke ini memang salahnya yang tidak mau berganti baju di kamar mandi atau setidaknya mengunci pintu kamar.

Sekali lagi Shasa melirik kearah kamar mandi lalu berlalu keluar kamar. Ia harus melihat kondisi ibu mertuanya. Dan juga harus segera pergi dari kamar itu sebelum Arkan selesai mandi.

Dengan hati-hati Shasa membuka pintu kamar mertuanya. Ia tidak ingin ibu mertuanya terbangun jika sedang tidur.
Shasa melihat kearah tempat tidur. Ibu mertuanya tidak tidur tapi sedang membaca sebuah majalah.

"Ibu tidak istirahat?" Bethrys mendongak kearah Shasa saat mendengar ucapan sang menantu. Ia tersenyum lembut.

"Ibu sudah banyak istirahat sejak tadi." Shasa duduk disamping mertuanya. Ia ikut melihat majalah apa yang tengah dibaca sang mertua.

Pengantin Sementara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang