Masa lalu dijadikan pelajaran bukan halangan
-Kata Orang-"Kak kalau gede nanti aku mau jadi yang ngatur-ngatur pernikahan," Ucap Dinda antusias.
"Kenapa?" tanya Shasa bingung.
"Biar pernikahannya langgeng, nggak kayak mama papa," jawab Dinda.
Shasa menatap lesu kearah sang adik. Pernikahan orang tuanya menjadi trauma tersendiri bagi dirinya dan adiknya.
"Iya, makanya Dinda belajar yang semangat ya." Shasa mengusap pelan kepala sang adik.
***
Shasa tersenyum kearah Arkan yang masih terlelap disampingnya. Ia mengusap rambut berantakan Arkan dengan lembut.
"Bangun Mas," bisik Shasa di depan wajah terlelap Arkan.
Shasa meniup pelan kedua mata Arkan, menganggu tidur suaminya. Masih iseng dengan Arkan, Shasa memencet hidung suaminya hingga Arkan mengernyitkan dahinya.
"Shasa" Arkan bersuara kesal karena tidurnya diganggu.
"Bangun Mas. Aku pengen keluar jalan-jalan."
"Sebentar." Arkan menarik Shasa kembali tidur di dalam pelukannya.
"Mas, aku pengen jalan-jalan." Shasa memukul lengan Arkan yang memeluknya.
"Iya."
Shasa mendengus kesal, ucapan Arkan berlawanan dengan tindakannya. Sekarang suaminya itu kembali memejamkan matanya.
"Kalau tidur terus buat apa liburan, dirumah juga bisa."
"Jalan-jalannya sebentar," balas Arkan atas kalimat Shasa.
"Aku maunya sekarang."
"Bentar lagi ya, aku masih ngantuk sayang."
Shasa menyembunyikan wajahnya yang memerah ketika mendengar panggilan Arkan terhadapnya.
"Iya, tapi aku jangan dipeluk gini," ucap Shasa.
Arkan hanya berdehem tanpa berniat melonggarkan pelukannya. Malah sebaliknya, ia menyerukan wajahnya pada leher Shasa, menghirup aroma tubuh istrinya.
"Mas!" seru Shasa kaget ketika Arkan menggigit lehernya.
Arkan hanya terkekeh geli ketika Shasa memukul pelan dadanya. "Sarapan pagi," ucap Arkan.
"Udah, yuk bangun." Shasa berusaha lepas dari pelukan Arkan. "Mas udah janji sama aku mau ngajak jalan-jalan kemarin."
Dengan terpaksa Arkan bangun dari posisi nyamannya. "Iya," ucap Arkan lesu. Padahal ingin bermanja-manja dulu dengan istrinya.
Shasa bergegas turun dari tempat tidur begitu Arkan berlalu ke kamar mandi. Jalan-jalan dan menikmati suasana pantai adalah salah satu keinginannya ketika tiba di Bali kemarin.
"Shasa," panggil Arkan begitu ia keluar dari kamar mandi. Mengernyit tak suka pada penampilan Shasa.
"Hmm.." jawab Shasa masih fokus mengamati penampilannya di depan cermin, tersenyum puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sementara (END)
RomanceKenapa harus aku yang kau pilih menjadi penggantinya Gimana rasanya ketika kita menikah dengan orang yang tidak dikenal dan menjalani sandiwara sebagai pasangan yang berbahagia didepan umum, yap itulah yang dirasakan oleh gadis berusia 25 tahun bern...