06. Perjanjian

54.6K 2.7K 18
                                    

Buat para readers aku minta bantuannya ya. Bantu aku promosikan cerita aku ini keteman-teman kalian ya. Buat yang bantu aku aku ucapkan banyak terimakasih. ❤❤
∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Jangan biarkan perjanjian dan ide bodoh memasuki pikiranmu karena kau akan masuk dalam sandiwara yang harus melibatkan dirimu dan hatimu untuk mengambil peran yang akan menjadi bumerang bagimu
-Author-

Happy Reading.....

Shasa's POV

Aku tak tau harus menjawab apa. Kenapa harus aku yang kau pilih menjadi penggantinya? Mengapa aku? Mengapa harus aku?. Ingin sekali aku mengutarakan hal itu tapi tak tau kenapa bibir ini tak bisa berkata apapun.

Aku bisa merasakan napasnya yang beraroma mint membelai wajahku saat ini. Ia menjauhkan wajahnya dari wajahku, aku kembali menundukkan kepalaku. Melihat lantai yang ada dibawahku.

" Ayo, acara akan dimulai sebentar lagi. Para tamu sudah menunggu kita. " ucapnya sambil mengulurkan tangannya kehadapanku.

Aku menyambut uluran tangannya. Kami berjalan beriringan menuju altar pernikahan. Saat memasuki ruangan nan megah itu. Aku melihat pendeta berdiri didepan sana.

Aku mengedarkan pandanganku, semua tamu disini merupakan orang-orang kelas atas. Para tamu wanita terlihat sangat anggun dibalut dengan gaun mahal. Para tamu Pria terlihat sangat  berwibawa dibalut dengan jas mahal mereka.

Pandanganku beralih menatap pria disampingku saat ia sedikit meremas tanganku. Dia memberitahuku bahwa kami telah tiba dihadapan pendeta.

Kami mengubah posisi menjadi saling berhadapan sekarang. Pendeta memulai khotbahnya. Setelah selesai pendeta menyuruh Arkan untuk mengucapkan janji pernikahan.

" Saya, Arkan Putra Pradipta, meminta engkau, Shasa Saputri, sebagai istri saya. Dalam suka dan duka. Dalam keadaan sakit dan sehat. Saya akan menjaga dan melindungi engkau dengan sepenuh hati saya. " ucapnya begitu lancar bahkan ia tau siapa nama lengkapku.

Aku bisa melihat kebingungan dan keheranan diraut wajah para tamu. Bagaimana tidak karena dalam undangan bukan namaku yang tertulis tapi nama Karla.

Pendeta beralih menatapku dan memberitahu bahwa kini giliranku yang mengucapkan janji pernikahan. Aku menelan salivaku, rasa gugup menyerangku. Aku meremas gaunku, apakah aku harus mengucapkannya? Aku menarik napasku dan memejamkan mataku. Aku membuka mataku lalu menghembuskan napasku.

" S-sa-saya, Shasa Saputri, me-menerima engkau, A-Arkan Putra Pradipta, sebagai suami saya. Saya akan setia mendampingi engkau dalam keadaan sakit maupun sehat,  dalam keadaan suka maupun duka. S-sa-saya akan menghormati dan melayani engkau,
se-sepenuh hati saya. " ucapku gugup.

Setelah aku mengucapkan janji itu. Ia mendekat kearahku, ia mengcium dahiku sedikit lama. Arkan menjauhkan dirinya kemvali kepada keposisi awalnya.

" Kalian telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sekarang pakaikan cincin ini pada pasangan kalian. " kata pendeta memberikan kotak cincin kearah kami.

Arkan mengambil kotak itu lalu membukanya. Cincin yang cantik, ia mengambil salah satu cincin itu. Ia menarik tangan kananku lalu menyematkan cincin itu dijari manisku. Begitu pula diriku aku menyematkan cincin yang satu lagi dijari manisnya.

Para tamu bertepuk tangan dengan riuh. Pendeta berlalu pergi turun dari altar. Arkan menggenggam tanganku dan menarik diriku kearah pelaminan.

Kami mendudukkan diri kami dikursi yang telah disediakan. Para tamu mulai berdatangan untuk menyalami kami dan memberi selamat kepada kami.

Pengantin Sementara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang