26

1.7K 146 5
                                    

Sesampainya di rumah kak Hanbin aku langsung di tunjukin kamar adeknya. Katanya kamar tamu di rumah dia cuma dua, yang satu di pake kak Jinan yang satunya lagi masih kotor. Hm.. Gak papa lah untuk sementara aku tinggal di sini dulu.

Selesai aku ganti kaos milik mamanya kak Hanbin yang katanya kekecilan. Aku langsung ke kamarnya kak Jinan. Karna ini masih siang, Hanbyul juga masih sekolah dan mama kak Hanbin yang masih kerja. Jadi di sini cuma ada kita bertiga.

Tok

Tok

Tok

"Kak?"

Tak ada jawaban dari kak Jinan. Apa dia tidur ya?

Cklek

Loh? Gak di kunci ternyata. Aku langsung aja masuk kamar kak Jinan. Ternyata dia lagi tidur pules, mukanya juga agak pucatan. Aku coba memegang jidat kak Jinan dengan tangan kananku. Hm... Badannya sedikit hangat. Mungkin gara-gara jatoh dia jadi demam gini.

"Hoaaaaaammm"
Aku ngantuk, badanku juga sedikit lelah. Ku rebahkan sedikit kepalaku di atas ranjang kak Jinan. Dan tak sengaja aku terlelap.











"Eunggghhhh"
Aku terbangun saat merasakan ada sesuatu yang membelai pucuk kepalaku. Dan aku coba melihat siapa yang membelainya.

"Eh.. Kok bangun?"
Tanya kak Jinan dengan suara yang agak serak khas orang sakit.

"Eh kakak. Ma-maaf kak aku ketiduran"
Kataku sambil merapikan rambutku yang sedikit berantakan.

"Kakak yang harusnya minta maaf udah bangunin kamu. Kakak juga minta maaf udah suruh Hanbin bohongin kamu"
Katanya lirih dengan nada yang sedikit terdapat penyesalan di sana dengan tangan hangat yang memegang erat tangan kananku.

"Iya kak gak papa. Udah aku maafin kok"
Aku mengelus pelan tangan mungil kak Jinan yang terasa hangat.

"Kakak udah minum obat?"
Tanyaku padanya yang hanya di balas dengan gelengan pelan.

"Gimana sih ini kakak kan sakit harus minum obat dong kalo sakit gak minum obat mana bisa sembuh kalo gak sembuh nanti aku juga yang repot kal---"

Belum selesai aku ngomong kak Jinan menarik lenganku dan merengkuh tubuhku ke pelukannya. Yang kurasakan saat ini tubuhnya yang panas, membuatku ingin melepas pelukannya lalu mengompresnya dengan air panas. Tapi saat tubuhku meregangkan pelukannya kak Jinan tambah memelukku dengan erat membuatku pasrah dan tak bisa apa-apa.

"Tolong sebentar saja. Dengan keadaan kakak yang kaya gini, kakak jadi kangen sama eomma sama appa"

"Jadi mohon sebentar saja. Hanya kamu yang kakak punya di sini"
Ucapnya lembut dengan deru nafasnya yang terasa panas.

Kriett..

Mendengar pintu ada yang buka, kita melepas pelukan bersamaan saat seseorang masuk ke dalam rumah.

"Eh. Ada paan nih?"
Tanya kak Hanbin yang masuk tanpa mengetuk pintu dulu. Etapi ya terserah dia lah orang ini juga rumahnya.

"Lah nangis?"
Tanya kak Hanbin yang membuat kita bersamaan mengusap air mata di pipi kita masing-masing.

"E-enggak kok"
Kata kak Jinan padanya.

"Hm... Yaudah. Jen lo mandi dulu deh nanti kalian turun buat makan malem. Udah di tungguin Hanbyul sama mama gue"
Kata kak Hanbin lalu meninggalkan kamar.






Selesai mandi aku dan kak Jinan turun ke ruang makan. Sesampainya di sana mereka tersenyum saat kami menuju kursi yang kosong.

"Ini mah yang namanya Jennie"
Kata kak Hanbin yang mengenalkanku pada mamanya.

"Jennie tante"
Aku mencoba tersenyum ramah pada mamanya, aku gak mau kalau mamanya merasa gak nyaman jika aku di sini untuk sementara waktu. Mama kak Hanbin terus memandangiku tanpa ekspresi yang membuatku semakin kikuk dan takut dengan apa yang di pikirkannya.

"Kamu cantik juga nak"
Kata mamanya dengan bibir yang di hiasi dengan senyum hangat yang mengingatkanku pada eomma. Baru kemaren kita berpisah, rasanya udah kangennnn banget.

"Loh. Kalo kakak kamu di sini. Kemaren kamu tidur dimana?"
Tanya mama kak Hanbin padaku.

"Dia tidur di Asrama tante. Rencananya sih sampe dia lulus nanti, baru kita pindah ke busan"
Jawab kak Jinan yang lagi ngaduk supnya.

"Kok di Asrama? Kamu tinggal di sini aja sama kakak kamu"

"Uhuk.. Uhuk.."
Kenapa jadi kak Hanbin yang keselek. Harusnya kan aku?

"Tuh. Hanbin aja setuju loh"
Kata mamanya yang memandangi muka anaknya yang lagi keselek.

"Eh.. E-enggak usah tante. Nanti malah ngrepotin"
Bukannya aku gak mau, tapi emang gak enak aja. Masa iya kita tinggal di sini sampe aku lulus? Yang ada malah ngrepotin mereka dong.

"Udah gak papa. Lagian di sini juga sepi cuma ada Hanbyul sama Hanbin doang kok"
Mama kak Hanbin tetep keukeuh pada keputusannya.

"Nggak papa tante, makasih. Aku gak mau ngrepotin tante. Kak Jinan aja yang tinggal di sini"

"Gak ngrepotin kok. Tante malah seneng kalo di sini rame"
Kalo di paksa kaya gini mau nolak juga gak enak.

"Mama.. Katanya susunya ada di atas mej---"

"Kakak cantik?"
Tanya Hanbyul yang datang dari arah dapur.

"Hanbyul kenal sama kakak ini?"
Tanya mamanya kak Hanbin pada Hanbyul.

"Iya. Tadi pagi kan kakak cantik dateng kesini sama kak Tae"

"Kakak cantik nginep di sini?"
Tanya Hanbyul padaku.

"Iya dek"

"Asyikkk... Hanbyul punya temen tidur. Asyikkk..."
Kata Hanbyul girang sambil loncat-loncat yang bikin semua orang tersenyum lihat tingkahnya.

"Tuh kan. Tante bilang juga apa? Hanbyul malah seneng loh kalo dia punya temen. Jadi kamu tinggal di sini aja ya?"
Gimana ini? Mau nolak juga gak enak.

"Udahlah mah jangan di paksa. Dia belum makan tuh, dari tadi di ajak ngobrol mulu"
Kata kak Hanbin yang tetep fokus sama makanannya.

"Eh iya hehe... Maaf ya tante ajak ngobrol terus sampe kamu belum makan. Udah kamu makan dulu nanti kita lanjut lagi ngobrolnya"

Aku pun mulai melahap masakan mama kak Hanbin.


















Gimana nih? Tinggal di rumah kak Hanbin apa tinggal di Asrama?

Part ini pendek kan? Iyalah diriku lagi males nulis.


JinaniKim💞

Asrama Putri [IKON X BLACKPINK] (JenBin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang