17

2.1K 169 2
                                    


Dari kamar samar-samar aku mendengar ada keributan di bawah, tepatnya di teras depan.
Hanya saja aku malas bergerak ke balkon kamar untuk melihatnya. Yang pasti itu suara kak Hanbin dan kak Taeyong, nggak salah lagi.


Brum Brum


"DASAR PENGECUT"

Tadi kan? Suara deru motor kak Hanbin, dan suara kak Taeyong?
Sontak membuatku melangkah menuju balkon untuk melihat apa yang terjadi di teras.

Aku melihat di bawah, kak Taeyong yang di gandeng kak Jinan ke dalam rumah dan kak Hanbin yang udah pergi dari depan rumah. Aku memandangi punggung tegap kak Hanbin yang menjauh. Apa semua keributan tadi juga gara-gara aku?

Aku termenung dengan tangan di balkon bertopang dagu, menatap gerbang rumah yang meninggalkan jejak bayangan kak Hanbin disana.
Aku gelisah, memikirkan bagaimana perasaan kak Hanbin? Jelas semua ini salahku. Kenapa juga aku percaya sama hal konyol yang bahkan di luar nalar pemikiran. Mana mungkin sebuah mimpi menjadi kenyataan?

Tatapan malasku tetap tertuju pada gerbang rumah di bawah sana, sampai aku tersadarkan dengan sosok mungil berseragam.

Deg


Cewek yang akhir ini udah gak muncul, kenapa sekarang muncul lagi? Dan dia mendongak, melihatku di atas sini. Sontak aku melangkah mundur perlahan. Dan dia yang tersadar aku menghindar, mulai melangkahkan kaki dengan tergesa memasuki gerbang dengan pandangan yang tetap mendongak.

Refleks aku balik badan dengan tergesa langsung menutup pintu balkon dengan keras.



Brak



Dor



Dor



Sontak dengan cepat aku menenggelamkan seluruh badan mungilku ke dalam selimut.


Dor



Dor



Prang






"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"









"Jen...Jen..." Aku merasa ada yang menggoyang-goyangkan kakiku.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa"

"Jen..ini gue" K-kak Jinan?

Langsung aku membuka selimut dan membaur di pelukan kak Jinan. Tak peduli meski ada kak Taeyong juga di sini.

"Hiks...Hiks..."
Takut? Iyalah. Gimana gak takut coba?

"Udah udah dek. Lo kenapa lagi sih?" Tanya kak Jinan lembut seraya membelai rambutku.

"Hiks..."

"Lo kenapa sih tereak-tereak Jen?" Sudah pasti pemilik suara itu kak Taeyong.

Perlahan aku melepaskan pelukanku, dan mengusap sisa air mataku.

Di sampingku, kak Jinan menatap dengan tatapan khawatir. Dan disana kak Taeyong sedang memperhatikan sesuatu.

"Wahhh... Nan. Sini deh" Panggil kak Taeyong ke kak Jinan dengan melambaikan tangan.
Kak Jinan perlahan mengangkat pantat mungilnya dan menuju kak Taeyong.

"Wah..wah...Bangsat! Siapa nih yang mecahin kaca jendela?" Teriakan kak Jinan yang pandangan mengarah ke luar jendela sontak membuatku kaget.

Kaca? Berarti pecahan tadi?
Wah gila tuh anak. Udah bawa-bawa rumah juga. Maunya apa coba?

"Woy siapa lo? Muncul sini. Jangan jadi pengecut lo, beraninya sama cewek" Teriakan kak Taeyong yang lebih ke penekanan.

"...." Tak ada jawaban.

Mereka kembali menuju ranjangku, lalu duduk tepat di masing-masing sisinya.

"Siapa yang mecahin dek?" Tanya kak Jinan dengan raut kemarahan.

Aku hanya membalas dengan gelengan lesu.

"Brengsek. Beraninya sama cewek" Teriak kak Taeyong sambil memukul keras ujung ranjangku.

Oh iya.. ini kan udah jam delapan malam. Dan kak Taeyong dari tadi belum pulang.

"K-kak Taeyong kok belum pulang?"

Kak Taeyong yang masih memandangi jendela langsung menoleh membuat rambutnya yang sedikit merah terhempas apik.

"Oh...i-itu.. gue nungguin lo turun. Gue khawatir lo kenapa-kenapa"

"Iya. Lo kan gak keluar kamar dari tadi siang. Gue juga khawatir, tapi gamau ganggu elu kalo lagi badmood gini" Kata kak Jinan sambil mengusap lembut kakiku.

"Lo juga aneh dek. Akhir-akhir ini jadi sering murung. Lo ada masalah?" Lanjut kak Jinan.

"...."

"Ck... pasti gegara Hanbin ya? Cihh" Kak Taeyong yang sedari tadi menatapku, sekarang membuang muka sembarangan.

"Ng-nggak kok kak. Gak ada hubungannya sama dia" Jawabku dengan nada bergetar, yang membuat dua pria tampan itu mengernyitkan dahi kepadaku.

"W-wae?" Tanyaku heran yang mendapatkan tatapan dari mereka.

"A-ah... kebawah yuk. Lo belom makan kan?" Tanya kak Taeyong padaku yang hanya aku balas dengan anggukan.

"Makan gih. Kakak lo udah deliv tadi" Kata kak Taeyong sambil menaikkan kedua alis dengan genit dan menatap kak Jinan.

"Idih" Kak Jinan yang risih langsung aja pergi dari ranjangku dan menuju ke bawah.

"Yuk Jen" Ajak kak Taeyong dengan tangan mengulur kepadaku.

Aku hanya mengangguk, lalu membalas uluran tangannya dan pergi kebawah bersama.

End.






































End ing eng :v
Canda ae lah ^^

Heyho guys. Mian telat update, gegara hari lebaran semakin dekat dan itu juga mempengaruhi kegiatanku yang semakin sibuk.
Jadi mianhae :"(

Vote dan commentnya dong di jebolin :)

JinaniKim♡





Asrama Putri [IKON X BLACKPINK] (JenBin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang