08

2.8K 239 11
                                    


Hanbin?
Bahkan aku tidak mengenal siapa dia.



















Seketika guru penulis tadi memutar badannya, menghadap ke arahku.









Deg








Seluruh tubuhku lemah, kakiku gemetar, aku menggigit bibir bawahku kencang, dan meninggalkan jejak darah disana. Aku tidak bisa melihat bagaimana wajahku, tapi aku tau kalau aku pasti pucat dan lebih pucat daripada sosok di depan sana.

Guru? Bukan.
Bodohnya diriku sudah salah presepsi tentang dia.
Dia lebih seperti remaja seumuranku.

Ya... Dia cantik, aku dapat melihatnya dari mata lentiknya sebelah kanan yang masih utuh. Sebelah kirinya... aku sendiri takut hanya untuk melihatnya.

Hm... matanya... bahkan sudah tidak pantas di sebut mata, bagaimana pantas? Jika sudah sangat hancur dan bola matanya keluar seolah-olah dia melotot.
Bahkan bukan hanya mata.
Melainkan seluruh muka bagian kirinya hancur, mulut bagian kiri robek hingga ke telinga, dan darah bercucuran di setiap sisi lukanya.

Berbeda dengan wajah sisi kanannya yang terlihat lembut dan masih utuh, aku masih bisa membayangkan bagaimana jika mukanya seluruhnya utuh.

Tunggu... mengapa?
Mengapa kedua matanya menatapku tajam, seperti mengisyaratkan kemarahan yang membara terhadapku.
Mengapa?




Setelah lama bosan menatapku.


Sosok itu..

maju ke arahku selangkah.

Aku refleks mundur selangkah.

Sosok itu maju (lagi) ke arahku selangkah.

Aku melihat sekelilingku, berharap teman-teman dapat menolongku. Tapi..

Nihil.

Seolah mereka terjerat ilusi dan terhipnotis oleh sosok laknat tersebut.

Parah...

Apa ini?

Ada apa dengan kalian?

Apa yang dia lakukan kepada kalian sampai kalian ikut menatapku dan mulai berjalan kearahku.

Meskipun hanya tatapan kosong. Namun, tatapan mata kalian membuatku takut.

Refleks aku memundurkan badanku lagi. Dan....




Bugh





Sial.









Aku terjebak.


Tepat di sudut belakang kelas bagian kanan, punggungku mendarat keras.



Srettt

Srettt

Srettt





Mereka ...
Teman-temanku dan sosok itu kompak menyeretkan kaki kearahku.



Aku terkepung.
Aku tak habis fikir akan menghadapi kejadian biadab seperti ini.




Srett


Aku diam.


Srett



Nafasku tercekat.



Srett

Aku ingin mengakhiri hidupku saja.



Srett



Semakin mendekat.






Srett




Semakin mendekat.







Grebbb..







"Aaaaaaaaaaaaaaaa.... lep-lepasin" mereka menarikku.

"A-apa...y-yang kalian lakukan"

Aku meronta, aku menjerit, aku menangis. Tapi apa? Tak ada yang peduli terhadapku.

"Le-lepasinnnn.."
Semakin kenjang pergelangam tanganku di tarik.

Aku tetap meronta, berharap mereka mau melepaskanku.

Nihil


Semakin sakit.... tak hanya pergelangam tanganku yang di tarik, bahkan Lisa dan Jisoo menarik rabutku hingga rasanya kepalaku ingin copot.

Air mataku mengalir deras, aku tak bisa meronta, tubuh kecilku sudah lelah. Sekarang aku pasrah di seret keluar kelas.

Di tengah-tengah perjalanan, aku terisak dan ingat akan sosok yang selama ini menyayangiku, aku teringat sosok eomma, appa dan kak jinan.

Aku belum sanggup melihat mereka meratapi bagaimana akhir keadaanku setelah ini.

Dalam isakkan ku aku berucap lirih ..
"kak jinan atau siapapun, aku mohon. Tolong aku"

Mereka tetap menyeretku, ku coba terus meronta. Tapi tetap.. tak ada hasilnya.

Terus menyeretku dan tak tau kemana tujuan mereka.



"Tangga?"



"Tunggu?"



"Kalian mau membawaku ke atap?"

"...."

"M-ma-mau apa kalian?"

"...."




Aku terus bermonolog saat perjalanan kami menuju ke atap.

Kami? Bahkan aku tidak sudi di sebut kami.





Kriett..







Pintu atap di buka oleh june.
Sial... bahkan june mendukungnya?
Menyedihkan.













Mereka tetap setia menyeretku, tubuhku sudah lelah menerima semua ini.







"What?"



"Stop...stop...stop..."

"Hey.... kalian gila ya?"













Bagaimana bisa mereka membawa tubuhku ke tepi atap dan menaikkan tubuhku ke pagar pembatas atap.

Gila.... konyol....
Sumpah ini semua gak lucu.









"We..ee...yy... lo mau bikin gue mati ya" teman-temanku berhenti memegangiku dan membiarkanku berdiri di atas pembatas tepi atap. Bergerak satu langkah saja tubuhku akan jatuh dari ketinggian lantai ke 5 sekolahan ini.


Sekarang sosok muka hancur itu mendekatiku.








"Kamu pantas terima semua ini"











Bugh










Tubuhku terhempas.
























"Aaaaaaaaaaaaaaaaa..."



































































Gimana nih?
Di lanjut gak ya?

Vote&comment ku setia menunggu ☆☆☆

Asrama Putri [IKON X BLACKPINK] (JenBin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang