Happy reading
Jangan lupa vote and content
****
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*
***
*****
*********Senin pagi, Revan yang sedang bersandar di sofa dan terdiam menatap langit langit.
"Uncle thought about what?" Tanya Stella.
"Tidak,,aku hanya ingin bersantai sejenak saja" jawab Revan.
"Ohhh,,baiklah"
Revan mengambil handphone miliknya dan memandangi foto Fika saat marah kemarin, beberapa saat kemudian kepala Revan berdenyut sakit.
"Argahh,,,,,apa yang terjadi?"ucap Revan sambil memegang kepalanya yang masih berdenyut.
"Uncle are you okay?" Ucap lilu cemas.
" Ahhhhhh,,,,," jerit Revan menahan rasa sakit di kepalanya itu.
Seketika vision melintas di kepala
Revan, ia melihat dalam vision ya ada benda yang jatuh, darah berceceran dan suasana duka, dan itu akan menimpa pada orang terdekatnya.
Saat denyut kepala Revan sudah mereda, ia mencari tau bencana itu akan menimpa pada siapa."Uncle Revan are you okay"
"Yeah,,,om really okey"
"What happened uncle?"
" Aku mendapatkan sebuah vision kecelakaan, yang akan menimpa orang terdekatku"
" Apa yang bisa aku bantu uncle"
"I do not know either"
Revan yang belum bisa menyelesaikan masalah ini pun perasaanya tidak tenang hatinya bergejolak, Revan pun berusaha mencari tau teka teki yang dia temukan dalam vision ya itu.
"Foccus,,, foccus,,,,,foccus"
Revan berusaha keras untuk memecahkan misteri ini, sampai sampai energi Revan terkuras habis.
"No,,,uncle Your energy is low" lilu khawatir dengan keadaan Revan yang melemah karena energinya habis.
" I have to finish all this" ucap Revan memaksakan diri.
Stella yang tidak tega kepada Revan dia pun meminta bantuan lilu, Tina,dan Gabriel, untuk mennrasnfer energi mereka ke Revan, agar Revan tidak terlalu drop.
"We help, uncle" ucap mereka.
"Ohhh,okay,,,,"
Lalu mereka menyatukan energinya untuk membantu menyelesaikan teka teki vision yang di terima Revan.
Ternyata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan semua ini cukup lama hingga pada akhirnya.
"Yeah,i know"
"Apa uncle?"
"Aku harus menyelamatkan seseorang, dan orang itu adalah bang Adit"
"Selamatkan dia uncle"
Sesegera mungkin Revan menyuruh Drive untuk mengantarkannya ke tempat pemotretan.
Sesampainya di lokasi pemotretan Revan pun berlari menghampiri Adit, dengan raut wajah yang khawatir dan perasaan hati Revan yang ingin segera menyelamatkan Adit. Sampai Revan mengacuhkan sapaan dari teman temannya di lokasi pemotretan.
"Bang Adit dimana?" Tanya Revan pada manager Adit.
"Itu di ruang medium" jawab Daniel manager Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My boyfriend is Indigo
Roman pour AdolescentsSeseorang indigo misterius, yang tidak percaya dengan yang namanya cinta sejati, kini dia telah menemukan seseorang yang dapat memberikan warna pada kehidupanya, dan yang dapat menerima segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dia.