Perilah melepaskan, mengiklaskan memang sangat sulit tapi percayalah di balik rasa sakit ada pelajaran berharga yang dapat kita ambil
-----------------------------------------------------------------
Hari ini adalah hari dimana Revan dan Fika akan kembali ke indonesia, sebenarnya mereka ingin berlama lama berada di sini namun apalah yang bisa Revan perbuat karna jadwal kerjanya pun sudah mulai padat, setidaknya tempat ini menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan.
Mereka pun segera berangkat menggunakan taksi untuk menuju ke bandara Paris-Charles de Gaulle yang letaknya cukup jauh dari tempat mereka sekarang, untuk sampai di sana kurang lebih mebutuhkan waktu setengah jam lamanya, tak lupa dengan oleh oleh yang mereka bawa untuk teman dan keluarganya.
Untung saja mereka datang dengan tepat waktu A.T.A, mereka pun segera menuju ke Aircraft. Beberapa menit persiapan akhirnya Aircraft lepas landas dan mulai naik ke permukaan awan, dari ketinggian terlihat pemandangan yang sangat indah di tambah dengan cuaca cerah yang sangat mendukung.
"terimakasih sudah mau menemaniku" ucap Ravan sambil mengacak rambut Fika
"seharusnya aku yang berterimakasih" jawab Fika tersenyum manis
"whay? "
"because I'm very happy, bisa berkeliling dunia bersamamu, di luar sana banyak yang menginginkan berada di posisiku saat ini tapi untungnya kamu memilihku" ucap Fika sambil menjawil hidung Ravan
"karna aku tau mana yang tulus dan mana yang hanya ingin pansos saja" ucap Revan dengan santai
Revan pun menarik tubuh Fika supaya bersandar pada dada bidangnya "kalau nanti ada sesuatu padaku jangan khawatir" suasana Hati Revan yang tidak karuan dan dia melihat sesuatu hal yang akan terjadi padanya.
Fika pun mendongak ke arah Revan sehingga matanya saling bertemu"apa yang akan terjadi?, tidak kita akan baik baik saja" ucap Fika merenggangkan pelukannya.
Revan pun tertawa agar kekasihnya tidak gelisah dan berpikiran yang bukan bukan "aku cuman bercanda"tapi tidak bisa di pungkiri jika kenyataanya akan sama dengan apa yang ia lihat dalam dimensi kepalanya, Revan hanya bisa berdoa dan terus berdoa agar apa yang ia liat hanyalah karna efek kecapean saja.
Karena asyiknya mereka mengobrol sampe akhirnya Fika pun tertidur di bahu Ravan, ia pun memandangi kekasihnya dan mengusap lembut wajah mungilnya dengan make up yang tipis membuatnya lebih kelihatan lebih fressh, Revan pun mengecup kening kekasihnya dan ikut tertidur.
Perjalanan yang memakan seharian penuh membuat mereka terasa sangat lelah karena hanya bisa duduk di bangku dan sesekali menoleh ke arah jendela untuk melihat keindahan alam yang di ciptakan tuhan memang sangat menakjubkan.
Dari ketinggian yang relatif, terlihat jelas biru air laut yang membentang sebiru safir, gunung yang menjulang tinggi, dan rumah rumah yang tertata seperti mainan anak anak.
Sekiranya seharian penuh perjalanan sampai akhirnya mereka tiba di bandara Soekarno-Hatta, kedatangan mereka pun disambut oleh para wartawan yang mencari cari Revan setelah beberapa waktu break dari provesinya ia sekarang, sebenarnya bukan break lebih tepatnya given a holiday permit.
Para wartawan rela berdesak desakan hanya untuk mendapatkan sedikit info dari Revan fotografer ternama ini, di kerumuni banyak orang bagi Revan mungkin sudah biasa walau sebenarnya dia tidak suka dengan keramaian dan kebisingan.
"Revan bagaimana dengan kelanjutan karier anda apakah anda break atau berhenti dari provesi anda? " tanya salah satu wartawan itu
"saya hanya holiday sebentar untuk merifres otak"
KAMU SEDANG MEMBACA
My boyfriend is Indigo
Novela JuvenilSeseorang indigo misterius, yang tidak percaya dengan yang namanya cinta sejati, kini dia telah menemukan seseorang yang dapat memberikan warna pada kehidupanya, dan yang dapat menerima segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dia.