Part 5

933 58 4
                                    

Ahkam pov

Angin malam yang dingin menusuk tubuhku.. Malam ini aku yang tak dapat tidur memilih untuk keluar kamar dan menatap indahnya langit yang terang benderang.

"Malam ini bintangnya terang banget ya, aku jadi keinget kamu ukh" Batinku

"Coba aja kalau kamu tau perasaanku ukh" Batinku, sambil berharap wajah ukhti Aisa muncul di langit di tengah tengah terangnya bintang.

"Kak" Azmi pun memanggilku yang tengah asik memikirkan ukhti Aisa.

"Iya Mi ada apa?"

"Kak Ahkam ngapain diluar?"

"Gak papa kok Mi, cuma pengen lihat bintang aja"

"Yakin gak ada yang dipikirin kak?"

"Iya yakin"

"Kalau ada sesuatu cerita aja kak, di dalam persahabatan itu kan harus saling terbuka satu sama lain, biar gak ada salah paham diantara kita semua"

"Maaf Mi kalau kakak gak jujur sama kamu dan Aban, kakak belum siap cerita semuanya tentang perasaan kakak ke ukhti Aisa" Batin Ahkam.

"Kok melamun?"

"E-eng-enggak kok"

"Kita masuk aja yuk Mi" Lanjut Ahkam.

"Ayo kak"

Author pov

Dilain tempat Aisa sedang memikirkan Azmi. Ya, Aisa yang biasanya paling anti dengan laki-laki tapi berbeda dengan sekarang, ia mulai merasakan hal aneh dalam hatinya setiap memikirkan Azmi. Ia pun juga nyaman dengan sifat Azmi yang lembut dan perhatian kepadanya.

"Akhi Azmi ternyata tipe orang yang peduli ya sama orang lain, buktinya waktu dia lihat aku sedih sambil duduk di bawah pohon rindang dia langsung samperin aku dan menawarkan diri buat jadi teman curhatku" Batin Aisa sambil tersenyum.

"Astagfirullah.. Kenapa sekarang aku jadi sering mikirin Akhi Azmi ya.."

"Jangan jangan.."

"Jangan jangan apa Sa?" Sahut Wirda yang membuat Aisa terkejut.

"Eh kak Wirda, enggak kok kak"

"Ya udah tidur yuk, udah malam nih"

SKIP..

Hari ini tak seindah hari biasanya.. Rintik hujan terus turun membasahi pesantren, suasana yang berbeda dari biasanya, hembusan angin yang begitu kencang hingga menusuk kulit tubuh ini.

"Kamu kenapa Sa?" Tanya Veve pada Aisa yang terbaring lemas.

"Aku lagi gak enak badan Ve, dari tadi pagi rasanya badanku panas dingin, aku juga gak nafsu makan"

"Ya ampun Sa, pantesan wajah kamu pucat banget, aku bilangin Ustadzah dulu ya"

"Gak perlu Ve, aku boleh minta tolong gak?"

"Minta tolong apa?"

"Tolong ambilin aku kompresan dong, aku mau kompres aja biar panasnya turun"

"Assalamu'alaikum" Salam Wirda yang baru datang.

"Waalaikumsalam"

"Astagfirullah Sa.. Kamu kenapa kok pucat banget wajahnya?" Wirda pun terkejut melihat wajah temannya yang satu ini begitu pucat dan dalam keadaan lemas.

"Aisa katanya gak enak badan kak" Sahut Veve.

"Panggil Ustadzah aja Ve"

"Aisa nya gak mau, katanya mau di kompres aja biar panasnya turun"

Cinta Dalam Istikharah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang