Part 10

795 48 5
                                    

"Iya jangan lama-lama" Jawab Veve sembari memejamkan matanya.

Selama perjalanan Wirda selalu dihantui rasa penasaran dengan sikap Azmi tadi di taman, Wirda pun mulai menanyakan hal itu pada Aisa.

*BTW Wirda kepo juga ya.. Haha*

"Aku mau nanya dong Sa"

"Tanya aja kak"

"Kamu ada apa sama akhi Azmi? Kalian lagi dekat ya?"

"E-enggak kok kak" Jawab Aisa dengan gugup yang membuat Wirda semakin curiga dengan sikapnya.

"Cerita saja sama kakak, Insya Allah kakak bisa jaga rahasia kok"

"Tapi kakak janji ya gak akan ada yang tau soal ini kecuali kakak"

"Iya kakak janji sama kamu"

Aisa mulai menceritakan apa yang ia rasakan saat ini.

"Jadi sebenarnya aku tuh bingung sama sikapnya akhi Azmi yang seolah-olah memberikan isyarat gitu ke aku"

"Isyarat apa?"

"Kakak inget gak yang waktu kita ke taman terus ketemu akhi Azmi, Ahkam dan Aban. Terus kan akhi Azmi samperin aku yang duduk sendiri di bawah pohon besar dan rindang itu"

"Iya kakak inget, tadinya kan akhi Azmi ngumpul bareng aku dan yang lain tapi tiba-tiba akhi Azmi malah pergi samperin kamu"

"Nah, itu dia kasih aku permen di belakang bungkusnya ada tulisan 'Aku mengagumi kamu'. Terus dia nanya juga ke aku, kalau seandainya ada seorang pria yang kagum sama aku apakah aku bakalan seneng atau enggak. Sikap dia ke aku kayak kasih isyarat kalau dia itu kagum ke aku kak" Curhat Aisa panjang lebar.

*BTW ini ala ala permen Kiss ya.. Wkwk*

"Jadi maksud kamu, kamu curiga kalau akhi Azmi selama ini menaruh perasaan sama kamu?"

"Ya gimana ya kak, aku juga bingung"

"Terus kalau kamunya sendiri gimana?"

"Apanya gimana?"

"Ada rasa gak sama akhi Azmi?"

Duaarr!..

Aisa langsung terdiam dan tak berkutik sama sekali. Ia bingung harus mulai dari mana ia menceritakan semuanya.

Ia merasa malu untuk menceritakan semuanya pada Wirda, karena dua sahabatnya itu tau kalau Aisa adalah wanita yang susah di dekati oleh pria.. Namun hanya dengan sikap manis dan lemah lembut seorang Azmi ia langsung luluh begitu saja.

"Sebenarnya.. Sebenarnya.."

"Sebenarnya apa?"

"Kakak janji ya gak akan ngomong soal ini ke siapa-siapa"

"Iya aku janji"

"Sebenarnya aku udah mulai nyaman sama akhi Azmi"

"Astagfirullah.. Terus gimana sama Veve kalai kamu udah ada rasa sama akhi Azmi"

"Aku cuma nyaman saja kok gak lebih"

"Biasanya berawal dari nyaman lama-lama akan timbul Cinta Sa"

"Kakak takut kamu dan Veve jatuh cinta pada pria yang sama" Lanjut Wirda.

Kini mereka menghentikan pembicaraan mereka di karenakan mereka telah sampai di toilet.

"Dilanjut nanti lagi kak ngobrolnya, aku mau masuk ke toilet dulu udah gak tahan nih"

"Udah selesai ke toiletnya?" Tanya Wirda pada Aisa yang baru saja keluar dari toilet.

"Udah kak, kakak gak ke toilet?"

Cinta Dalam Istikharah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang