Aisa, Wirda dan Veve yang berada di dalam kamar masih berbincang-bincang, mereka masih bercanda gurau.
"Sa, aku mau tanya boleh?" Ucap Wirda.
"Boleh kak, mau tanya apa?"
"Disini ada yang kamu kagumi gak?"
"Kenapa nanya begitu?"
"Gak papa nanya aja"
"Gak ada kak"
"Boleh nanya gak?" Ujar Veve.
"Boleh"
"Kenapa kamu jutek kalau sama cowok? Dan kenapa kamu susah buat dekat atau temenan sama cowok?"
"Karena aku punya alasan sendiri Ve, dan aku gak bisa jelasin sekarang ke kalian berdua".
"Tapi aku penasaran Sa" Ucap Wirda
"Maaf kak aku gak bisa ngomong sekarang, tapi nanti kalo waktunya udah tepat aku pasti akan cerita sama kalian berdua".
"Sekarang aku yang nanya, bolehkan? Ujar Aisa yang melirikkan matanya ke arah Wirda dan Veve.
"Boleh mau tanya apa?" Ucap Veve.
"Kenapa kalian nanya kayak gitu ke aku? Kalian kepo banget ya? Terus kalau kalian memang ada yang di kagumi di pesantren ini?"
"Ya habisnya kamu kayaknya gak suka banget sama cowok jadi aku heran aja gitu. Kalau aku sih sebenarnya jatuh cinta sama Ahkam" Ujar Wirda dengan senyum-senyum sendiri.
"Kalau aku bingung sama kamu, kenapa kamu segitu jaga jaraknya sama cowok. Lagian kan cowok itu gak gigit, gak jahat, dan gak nyebarin virus juga kan.. Hehe. Kalau aku mah gak perlu ditanya lagi, aku mah pengagum rahasianya akhi Azmi.. Hehe"Ujar Veve.
"Astagfirullah.. Jadi kak Wirda jatuh cinta sama akhi Ahkam" Ujar Aisa dengan sangat terkejut.
"Kok gak pernah ngomong sama kita kak" Ucap Veve.
"Aku malu mau ngomong sama kalian, lagian juga kan aku gak tau akhi Ahkam ada perasaan yang sama atau enggak".
"Cieee.. Ternyata kakak ku yang cantik ini lagi jatuh cinta ya.. Ehm ehmm" Ledek Aisa, dan Wirda pun tersipu malu hingga pipinya merah merona.
"Perjuangin dong kak cintanya" Sahut Veve.
"Aku mah cukup lewat do'a aja memperjuangin cinta ini. Lagian aku gak mau terlalu banyak berharap, kalau nanti ternyata akhi Ahkam gak ada perasaan sama aku kan aku nya jadi kecewa, jadi aku cukup lewat do'a aja, biar Allah yang berkehendak".
"Kalau akhi Ahkam jodohku dia gak akan bisa lari karena aku udah mengikat dia dengan do'a ku. Aku gak perlu mengikat dia dengan cincin lah atau acara tunangan lah, dan sebagainya. Aku cukup mengikat akhi Ahkam dengan do'a ku, jika Allah berkata dia bukan jodohku maka do'a ku akan melepaskan ikatannya tapi jika Allah berkata bahwa dia jodohku maka do'a ku akan mengikatnya hingga aku dan dia diikat dengan janji suci pernikahan" Ujar Wirda panjang lebar hingga membuat Veve dan Aisa kagum padanya karena kalimatnya yang bijaksana sekali.
"Semoga kalian berjodoh ya" Ujar Aisa.
"Amiin" Batin Wirda.
***
Kicau burung pun terdengar di telinga ku, aku lihat jam dinding menunjukkan pukul 02:30 aku membangunkan dua sahabatku Wirda dan Veve untuk sholat tahajud bersama.
"Ve, Kak bangun dong udah setengah 3 nih, sholat yuk"
"Eh iya Sa" Jawab Wirda sambil mengucek matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Istikharah [On Going]
Любовные романыSemua berawal dari seorang santri yang jatuh cinta kepada santriwati.