بِسْــــــــــــــمِ اللهِ
"Perempuan yang cantik parasnya belum tentu baik akhlaknya. Perempuan yang cantik karena hijabnya belum tentu baik juga akhlaknya. Tetapi, wanita yang memakai hijab itulah yang berusaha membuat dirinya menjadi lebih baik."
^^^
Hari ini matahari terasa sangat terik. Ketika panasnya mengenai kulitku ini terasa terbakar olehnya. Panas matahari saja sudah terasa sangat panas sekali, apalagi kalau dineraka bukan?
Setelah pelajaran bu lesti selesai aku langsung menuju ke kantin untuk menemui teman-temanku itu. Memang sangat menyebalkan. Aku ditinggal sendirian, teman macam apa mereka itu aduh.
"Akhirnya kamu datang juga syah. Mau makan apa?" tanya Tania yang langsung merespon mimik mukaku yang terlihat kesal.
Aku duduk dan mengatur napasku itu. Tania masih melihatiku dengan tatapan ngeri, seperti siap-siap dihukum karena sudah mencoret-coret dinding.
"Apa aja," jawabku singkat.
Tania tersenyum dan menghelakan napasnya, "ok, kayak biasanya ya," aku mengangguk.
Sambil menunggu Tania memesan makanan, aku keluarkan benda pintar yang ada didalam sakuku itu. Kulihat bayak sekali pesan yang masuk diponselku itu. Ada yang menanyakan tugas, jawaban, dan juga....
Hai, aku suka kamu.
Apa? Whut is thut? Pesan macam apa ini? Memang ya sekarang lelaki hanya bisa berucap saja tanpa membuktikan. Huh dasar pembuat janji manis saja, tidak ada gerakannya. Gak level ah.
"Weii," teriak bayu sehingga aku terkejut dibuatnya, begitu juga Tania yang baru saja duduk ditempatnya.
Dengan kesal Tania pun melempar sendok plastik yang ada didekatnya ke arah Bayu. "Apa-apaan sih lo, bikin orang jantungan aja."
"Hehe, gapapa lah dari pada hati-hatian berabe nanti," katanya sambil cengar-cengir.
Aku pun tersenyum mendengarnya. Bayu itu sangat pintar sekali menggoda perempuan. Kami ini sudah berteman lama sejak sekolah dasar, kebetulan juga orang tua kami akrab jadi biar barengan aja sekalian.
"Ini neng pesenannya," kami yang sedang fokus bergurau itu pun mengarah ke arah Pak Udin, ia pun menaruh makanannya di atas meja.
"Iya pak udin makasih ya," ucapku seraya tersenyum.
"Kalian cuma beli dua doang? Buat kita mana?" tanya Bayu sambil menunjuk ke arah makanan milikku dan Tania.
"Beli sendiri," sahutku dengan cepat.
"Ohh gitu yaa sekarang," sekarang Zahra yang berkomentar.
"Lagian kan aku sama Tania gak tau kalian mau makan apa," jawabku asal.
Mereka pun hanya berdecik kesal menatapku dan juga tania. Aku yang tidak memperdulikan mereka pun langsung melahap makananku sampai ludes. Maaf ya kawan-kawan haha.
♡♡♡
AUTHOR POV.
Selama dikelas Aisyah mengikuti pelajaran dengan benar. Ia sangat tekun mempelajari segala materi yang ibu/bapak guru beri. Ia juga memperhatikan ketika ibu/bapak guru menjelaskan didepan, itulah sebabnya Aisyah sangat sulit untuk disaingi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipertemukan, lalu dihalalkan
Fiksi Remaja"Sekarang keputusan ada dikamu syah, kamu pilih aku atau dia!" jawabnya dengan nada yang sedikit meninggi. Aku hanya diam tidak bisa berkata apa-apa. Entah kenapa lidahku kelu untuk mengatakannya. Aku memilihmu, bukan dia. Aku hanya ingin dirimu. Ki...